Sampit (ANTARA) - Debat publik kedua pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, yang digelar di studio salah satu stasiun televisi swasta nasional di Jakarta berlangsung lancar dan dinilai lebih berkualitas dibanding debat publik pertama.
"Sebenarnya sama saja karena rundown-nya sama. Debat pertama sebagai bahan evaluasi kami semua, baik penyelenggara maupun pasangan calon," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan, Siti Fathonah Purnaningsih di Jakarta, Senin.
Debat kedua dipandu oleh Aviani Malik, selaku moderator. Debat kami ini mengangkat tema 'Mengupas permasalahan dan penyelesaian persoalan daerah serta menyelaraskan pelaksanaan pembangunan daerah dengan nasional dalam memajukan Kabupaten Kotawaringin Timur'.
Debat yang disiarkan secara langsung melalui stasiun televisi swasta dan media sosial tersebut mendapat apresiasi positif dari masyarakat. Debat kali ini lebih terarah dan lebih berkualitas dibanding debat pertama.
"Baik dari jalannya debat secara umum maupun jawaban masing-masing pasangan calon juga lebih berkualitas dibanding debat sebelumnya. Secara umum debat hari ini sangat memuaskan publik, dan sudah terbayarkan dari hasil debat yang pertama diselenggarakan oleh KPU kurang memuaskan publik," kata Rahmat, warga Sampit.
Menurut Rahmat, dalam debat kedua ini para pasangan calon lebih agresif dan sudah mempertajam visi misi masing-masing jika mereka terpilih jadi bupati dan wakil bupati. Rahmat menyebutkan, KPU Kotawaringin Timur sebagai penyelenggara debat pertama dan kedua ini sudah sukses walaupun debat pertama kurang memuaskan publik.
Debat diikuti empat pasangan calon yakni nomor urut 1 pasangan Halikinnor-Irawati, nomor urut 2 pasangan Suprianti Rambat-Muhammad Arsyad, nomor urut 3 pasangan Muhammad Taufiq Mukri-Supriadi dan nomor urut 4 pasangan Muhammad Rudini Darwan Ali-Samsudin.
Sama seperti pada debat publik pertama yang dilaksanakan di Sampit pada Senin (23/11) lalu, pada debat publik kedua ini juga ada calon bupati yang tidak hadir karena sakit. Jika sebelumnya Taufiq Mukri yang tidak hadir, kali ini giliran Suprianti Rambat yang tidak bisa mengikuti debat.
Debat kali ini dibagi menjadi enam segmen. Waktu bertanya dan menjawab yang dialokasikan yakni tiga menit, membuat pasangan calon bisa lebih leluasa menjelaskan.
Cara penyampaian masing-masing pasangan calon dinilai juga lebih baik dibanding debat sebelumnya. Pengalaman debat publik sebelumnya, membuat peserta lebih percaya diri sehingga bisa menjawab dan menyampaikan dengan baik jawaban serta visi misi mereka.
Pasangan Halikinnor-Irawati atau akrab dengan sebutan HARATI banyak memaparkan rencana mereka meningkatkan pembangunan di bidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertanian, ekonomi kerakyatan dan pariwisata.
"Pembangunan infrastruktur jalan dianggap mendesak karena akan membawa dampak positif terhadap perekonomian. Terkait kendala status lahan yang masuk kawasan hutan, itu akan kita usulkan untuk pengukuhannya kepada pemerintah pusat, seperti yang sudah kita lakukan sebelumnya," kata Halikinnor yang sebelumnya menjabat Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur.
Pasangan Suprianti Rambat-Muhammad Arsyad atau akrab disebut SUPER yang kali ini hanya dihadiri Arsyad seorang diri, banyak menonjolkan pentingnya menciptakan pemerintahan yang baik dengan menempatkan pegawai secara profesional.
Meski seorang diri, Arsyad terlihat tidak kesulitan menjawab pertanyaan pasangan calon lain yang diarahkan kepadanya. Pria yang sebelumnya menjabat anggota DPRD Kotawaringin Timur ini juga menyampaikan terobosan-terobosan yang sudah mereka siapkan.
Baca juga: Satgas Penanganan COVID-19 Kotim tanggapi polemik perbedaan hasil pemeriksaan pasien
"Salah satu program kami adalah SMART Kotim. Ini merupakan aplikasi pelayanan publik secara online sehingga tidak perlu bertatap muka. Ini akan sangat membantu masyarakat dalam banyak hal, begitu pula bagi dunia usaha. Potensi investasi akan dilihat dengan mudah oleh dunia luar sehingga mereka tertarik ke Kotim," kata Arsyad.
Pasangan Muhammad Taufiq Mukri-Supriadi atau akrab disebut PANTAS, tetap konsisten dengan program-program yang mereka sampaikan sebelumnya. Salah satunya adalah di bidang kesehatan yang mengusung konsep pelayanan terbalik.
"Pelayanan terbalik itu yaitu tangani dan obati dulu warga yang datang, nanti urusan pembayarannya belakangan. Kalau memang diperlukan, semua digratiskan. Kami yakin bisa mewujudkan itu," kata Supriadi.
Sementara itu pasangan Muhammad Rudini Darwan Ali-Samsudin atau akrab disebut BERCAHAYA, lebih banyak menekankan soal bidang pendidikan, lapangan pekerjaan dan penanganan narkoba.
"Kami akan menggalakkan program wajib belajar 12 tahun demi peningkatan sumber daya manusia. Kami menekankan generasi muda jangan hanya berharap menjadi PNS. Pelatihan keterampilan dan pembinaan UMKM akan dimaksimalkan sehingga serapan tenaga kerja terus meningkat," jelas Rudini.
Sementara itu, debat publik terakhir ini berjalan lancar. Masyarakat diimbau ikut menyukseskan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur dengan cara menggunakan hak pilih dengan baik saat pemungutan suara pada 9 Desember nanti.
Baca juga: DPRD Kotim dukung pemecatan ASN meninggalkan tugas
"Sebenarnya sama saja karena rundown-nya sama. Debat pertama sebagai bahan evaluasi kami semua, baik penyelenggara maupun pasangan calon," kata Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan, Siti Fathonah Purnaningsih di Jakarta, Senin.
Debat kedua dipandu oleh Aviani Malik, selaku moderator. Debat kami ini mengangkat tema 'Mengupas permasalahan dan penyelesaian persoalan daerah serta menyelaraskan pelaksanaan pembangunan daerah dengan nasional dalam memajukan Kabupaten Kotawaringin Timur'.
Debat yang disiarkan secara langsung melalui stasiun televisi swasta dan media sosial tersebut mendapat apresiasi positif dari masyarakat. Debat kali ini lebih terarah dan lebih berkualitas dibanding debat pertama.
"Baik dari jalannya debat secara umum maupun jawaban masing-masing pasangan calon juga lebih berkualitas dibanding debat sebelumnya. Secara umum debat hari ini sangat memuaskan publik, dan sudah terbayarkan dari hasil debat yang pertama diselenggarakan oleh KPU kurang memuaskan publik," kata Rahmat, warga Sampit.
Menurut Rahmat, dalam debat kedua ini para pasangan calon lebih agresif dan sudah mempertajam visi misi masing-masing jika mereka terpilih jadi bupati dan wakil bupati. Rahmat menyebutkan, KPU Kotawaringin Timur sebagai penyelenggara debat pertama dan kedua ini sudah sukses walaupun debat pertama kurang memuaskan publik.
Debat diikuti empat pasangan calon yakni nomor urut 1 pasangan Halikinnor-Irawati, nomor urut 2 pasangan Suprianti Rambat-Muhammad Arsyad, nomor urut 3 pasangan Muhammad Taufiq Mukri-Supriadi dan nomor urut 4 pasangan Muhammad Rudini Darwan Ali-Samsudin.
Sama seperti pada debat publik pertama yang dilaksanakan di Sampit pada Senin (23/11) lalu, pada debat publik kedua ini juga ada calon bupati yang tidak hadir karena sakit. Jika sebelumnya Taufiq Mukri yang tidak hadir, kali ini giliran Suprianti Rambat yang tidak bisa mengikuti debat.
Debat kali ini dibagi menjadi enam segmen. Waktu bertanya dan menjawab yang dialokasikan yakni tiga menit, membuat pasangan calon bisa lebih leluasa menjelaskan.
Cara penyampaian masing-masing pasangan calon dinilai juga lebih baik dibanding debat sebelumnya. Pengalaman debat publik sebelumnya, membuat peserta lebih percaya diri sehingga bisa menjawab dan menyampaikan dengan baik jawaban serta visi misi mereka.
Pasangan Halikinnor-Irawati atau akrab dengan sebutan HARATI banyak memaparkan rencana mereka meningkatkan pembangunan di bidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan, pertanian, ekonomi kerakyatan dan pariwisata.
"Pembangunan infrastruktur jalan dianggap mendesak karena akan membawa dampak positif terhadap perekonomian. Terkait kendala status lahan yang masuk kawasan hutan, itu akan kita usulkan untuk pengukuhannya kepada pemerintah pusat, seperti yang sudah kita lakukan sebelumnya," kata Halikinnor yang sebelumnya menjabat Sekretaris Daerah Kotawaringin Timur.
Pasangan Suprianti Rambat-Muhammad Arsyad atau akrab disebut SUPER yang kali ini hanya dihadiri Arsyad seorang diri, banyak menonjolkan pentingnya menciptakan pemerintahan yang baik dengan menempatkan pegawai secara profesional.
Meski seorang diri, Arsyad terlihat tidak kesulitan menjawab pertanyaan pasangan calon lain yang diarahkan kepadanya. Pria yang sebelumnya menjabat anggota DPRD Kotawaringin Timur ini juga menyampaikan terobosan-terobosan yang sudah mereka siapkan.
Baca juga: Satgas Penanganan COVID-19 Kotim tanggapi polemik perbedaan hasil pemeriksaan pasien
"Salah satu program kami adalah SMART Kotim. Ini merupakan aplikasi pelayanan publik secara online sehingga tidak perlu bertatap muka. Ini akan sangat membantu masyarakat dalam banyak hal, begitu pula bagi dunia usaha. Potensi investasi akan dilihat dengan mudah oleh dunia luar sehingga mereka tertarik ke Kotim," kata Arsyad.
Pasangan Muhammad Taufiq Mukri-Supriadi atau akrab disebut PANTAS, tetap konsisten dengan program-program yang mereka sampaikan sebelumnya. Salah satunya adalah di bidang kesehatan yang mengusung konsep pelayanan terbalik.
"Pelayanan terbalik itu yaitu tangani dan obati dulu warga yang datang, nanti urusan pembayarannya belakangan. Kalau memang diperlukan, semua digratiskan. Kami yakin bisa mewujudkan itu," kata Supriadi.
Sementara itu pasangan Muhammad Rudini Darwan Ali-Samsudin atau akrab disebut BERCAHAYA, lebih banyak menekankan soal bidang pendidikan, lapangan pekerjaan dan penanganan narkoba.
"Kami akan menggalakkan program wajib belajar 12 tahun demi peningkatan sumber daya manusia. Kami menekankan generasi muda jangan hanya berharap menjadi PNS. Pelatihan keterampilan dan pembinaan UMKM akan dimaksimalkan sehingga serapan tenaga kerja terus meningkat," jelas Rudini.
Sementara itu, debat publik terakhir ini berjalan lancar. Masyarakat diimbau ikut menyukseskan pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Kotawaringin Timur dengan cara menggunakan hak pilih dengan baik saat pemungutan suara pada 9 Desember nanti.
Baca juga: DPRD Kotim dukung pemecatan ASN meninggalkan tugas