Sampit (ANTARA) - Bantuan alat produksi pertanian (alsintan) yang terus ditingkatkan oleh Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah diyakini akan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan petani setempat.
"Kami sangat senang dan bangga karena bantuan ini sangat bermanfaat. Dengan adanya 'combine harvester' ini otomatis akan mengurangi biaya yang dikeluarkan. Otomatis pula penghematan itu akan menambah penghasilan," kata Udi, petani Desa Lampuyang, Rabu.
Udi dan puluhan petani Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit tampak antusias saat Bupati Supian Hadi didampingi Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, Marjuki secara resmi menyerahkan bantuan pemerintah daerah berupa 'combine harvester' yakni mesin pemanen padi.
Mesin pemanen padi ini merupakan usulan petani saat penyerahan Kartu Tani di desa setempat pada 12 September lalu. Usulan itu kemudian dikabulkan dalam pengadaan yang dibiayai APBD Perubahan tahun 2020.
Kecamatan Teluk Sampit, khususnya Desa Lampuyang merupakan lumbung padi utama Kotawaringin Timur. Ada sekitar 11.600 hektare sawah terdapat di kecamatan yang berada di kawasan pesisir tersebut.
Selama ini petani memanen padi secara manual atau menggunakan mesin pemanen sewaan yang didatangkan dari Kabupaten Kapuas. Diperkirakan total uang yang dikeluarkan petani setempat untuk menyewa mesin pemanen padi tersebut setiap musim panen mencapai Rp3 miliar.
Secara hitung-hitungan petani, biaya produksi atau upah jika panen secara manual Rp1.300/kg, sedangkan jika menggunakan mesin pemanen hanya mengeluarkan biaya operasional sekitar Rp700/kg.
"Ini jelas akan berdampak pada efisiensi biaya dan peningkatan hasil. Selain itu kami juga meminta perbaikan jalan usaha tani karena kalau jalan sudah bagus maka biaya bisa lebih ditekan lagi sehingga pendapatan bersih petani semakin meningkat," ujar Soleh, petani lainnya.
Bupati Supian Hadi menyatakan komitmen pemerintah daerah untuk terus meningkatkan bantuan alat produksi pertanian. Dia berjanji mengupayakan pengadaan mesin pemanen, ekskavator mini, roller tractor dan lainnya.
"Kita upayakan nanti penambahan masing-masing 10 unit dulu dan kita juga akan meningkatkan jalan usaha tani. Distribusinya dengan melihat luasan lahan pertanian produktif di kecamatan masing-masing. Kita berharap dengan optimalisasi ini berdampak besar terhadap peningkatan kesejahteraan petani," kata Supian Hadi.
Supian berharap semua bantuan alsintan yang telah diberikan pemerintah dimanfaatkan dan dirawat dengan baik sehingga bisa digunakan dalam jangka waktu lama.
Supian mendorong masyarakat untuk meningkatkan produksi pertanian karena potensinya masih sangat besar. Bidang ini tetap bisa diandalkan untuk menopang peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: DPRD Kotim dukung penuh pembentukan Perda Penanganan COVID-19
Dia mengapresiasi kegigihan petani dan semua pihak sehingga produksi pertanian terus meningkat. Saat dia baru menjabat bupati pada 2010, Kotawaringin Timur kekurangan beras sekitar 32.000 ton. Berkat kerja keras semua pihak, pada 2017 lalu kabupaten ini sudah mampu surplus 3.200 ton dan terus meningkat.
"Saya juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Dinas Pertanian dan pada penyuluh pertanian yang telah konsisten membantu pendampingan kepada petani. Saya berharap petani kita akan semakin sejahtera," harap Supian Hadi.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur, Marjuki mengatakan, 'combine harvester' atau mesin pemanen padi tersebut akan dikelola oleh Balai Penyuluhan Pertanian setempat. Kelompok tani bisa mengajukan usulan pemakaiannya secara bergiliran.
Marjuki menyebutkan, potensi sawah di Kotawaringin Timur yang eksis saat ini sekitar 23.900 hektare yang tersebar di 17 kecamatan. Kecamatan Teluk Sampit memiliki sawah terluas yakni 11.616 hektare.
Selain itu, sekitar 58 persen padi Kotawaringin Timur setiap musim panen dihasilkan oleh petani Kecamatan Teluk Sampit. Tidak berlebihan jika bantuan juga diberikan sesuai kebutuhan di lapangan.
"Kalau panen bersamaan itu maka 'combine harvester'ini sangat dibutuhkan karena kalau panen secara manual hasilnya pasti terbatas. Mesin ini menjadikan efisiensi sampai 50 persen sehingga kesejahteraan petani bisa terus meningkat. Pak Bupati tadi juga sudah menyatakan tetap berkomitmen membantu petani, juga dalam bentuk alsintan lainnya akan diupayakan secara bertahap," demikian Marjuki.
Baca juga: Potensi penularan COVID-19 paling tinggi, Kotim disarankan berlakukan pembatasan
"Kami sangat senang dan bangga karena bantuan ini sangat bermanfaat. Dengan adanya 'combine harvester' ini otomatis akan mengurangi biaya yang dikeluarkan. Otomatis pula penghematan itu akan menambah penghasilan," kata Udi, petani Desa Lampuyang, Rabu.
Udi dan puluhan petani Desa Lampuyang Kecamatan Teluk Sampit tampak antusias saat Bupati Supian Hadi didampingi Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, Marjuki secara resmi menyerahkan bantuan pemerintah daerah berupa 'combine harvester' yakni mesin pemanen padi.
Mesin pemanen padi ini merupakan usulan petani saat penyerahan Kartu Tani di desa setempat pada 12 September lalu. Usulan itu kemudian dikabulkan dalam pengadaan yang dibiayai APBD Perubahan tahun 2020.
Kecamatan Teluk Sampit, khususnya Desa Lampuyang merupakan lumbung padi utama Kotawaringin Timur. Ada sekitar 11.600 hektare sawah terdapat di kecamatan yang berada di kawasan pesisir tersebut.
Selama ini petani memanen padi secara manual atau menggunakan mesin pemanen sewaan yang didatangkan dari Kabupaten Kapuas. Diperkirakan total uang yang dikeluarkan petani setempat untuk menyewa mesin pemanen padi tersebut setiap musim panen mencapai Rp3 miliar.
Secara hitung-hitungan petani, biaya produksi atau upah jika panen secara manual Rp1.300/kg, sedangkan jika menggunakan mesin pemanen hanya mengeluarkan biaya operasional sekitar Rp700/kg.
"Ini jelas akan berdampak pada efisiensi biaya dan peningkatan hasil. Selain itu kami juga meminta perbaikan jalan usaha tani karena kalau jalan sudah bagus maka biaya bisa lebih ditekan lagi sehingga pendapatan bersih petani semakin meningkat," ujar Soleh, petani lainnya.
Bupati Supian Hadi menyatakan komitmen pemerintah daerah untuk terus meningkatkan bantuan alat produksi pertanian. Dia berjanji mengupayakan pengadaan mesin pemanen, ekskavator mini, roller tractor dan lainnya.
"Kita upayakan nanti penambahan masing-masing 10 unit dulu dan kita juga akan meningkatkan jalan usaha tani. Distribusinya dengan melihat luasan lahan pertanian produktif di kecamatan masing-masing. Kita berharap dengan optimalisasi ini berdampak besar terhadap peningkatan kesejahteraan petani," kata Supian Hadi.
Supian berharap semua bantuan alsintan yang telah diberikan pemerintah dimanfaatkan dan dirawat dengan baik sehingga bisa digunakan dalam jangka waktu lama.
Supian mendorong masyarakat untuk meningkatkan produksi pertanian karena potensinya masih sangat besar. Bidang ini tetap bisa diandalkan untuk menopang peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: DPRD Kotim dukung penuh pembentukan Perda Penanganan COVID-19
Dia mengapresiasi kegigihan petani dan semua pihak sehingga produksi pertanian terus meningkat. Saat dia baru menjabat bupati pada 2010, Kotawaringin Timur kekurangan beras sekitar 32.000 ton. Berkat kerja keras semua pihak, pada 2017 lalu kabupaten ini sudah mampu surplus 3.200 ton dan terus meningkat.
"Saya juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Dinas Pertanian dan pada penyuluh pertanian yang telah konsisten membantu pendampingan kepada petani. Saya berharap petani kita akan semakin sejahtera," harap Supian Hadi.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur, Marjuki mengatakan, 'combine harvester' atau mesin pemanen padi tersebut akan dikelola oleh Balai Penyuluhan Pertanian setempat. Kelompok tani bisa mengajukan usulan pemakaiannya secara bergiliran.
Marjuki menyebutkan, potensi sawah di Kotawaringin Timur yang eksis saat ini sekitar 23.900 hektare yang tersebar di 17 kecamatan. Kecamatan Teluk Sampit memiliki sawah terluas yakni 11.616 hektare.
Selain itu, sekitar 58 persen padi Kotawaringin Timur setiap musim panen dihasilkan oleh petani Kecamatan Teluk Sampit. Tidak berlebihan jika bantuan juga diberikan sesuai kebutuhan di lapangan.
"Kalau panen bersamaan itu maka 'combine harvester'ini sangat dibutuhkan karena kalau panen secara manual hasilnya pasti terbatas. Mesin ini menjadikan efisiensi sampai 50 persen sehingga kesejahteraan petani bisa terus meningkat. Pak Bupati tadi juga sudah menyatakan tetap berkomitmen membantu petani, juga dalam bentuk alsintan lainnya akan diupayakan secara bertahap," demikian Marjuki.
Baca juga: Potensi penularan COVID-19 paling tinggi, Kotim disarankan berlakukan pembatasan