Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan menyarankan Anda tak lupa membersihkan memeriksa make-up dan peralatannya cenderung jarang menggunakannya karena tak merias diri selama pandemi COVID-19.
"Meskipun frekuensi penggunaan merupakan salah satu faktor, namun saat pengawet dalam produk mulai rusak maka bisa membuat makeup lebih rentan ditumbuhi bakteri, seperti Staphylococci atau E. coli yang dapat menyebabkan iritasi kulit atau lebih buruk, infeksi," kata direktur Aesthetic Dermatology Program di Yale School of Medicine, Kathleen Suozzi seperti dilansir dari The Washington Post, Minggu.
Menurut pakar dermatologi, kebanyakan orang abai menjaga kebersihan produk riasan. Padahal perilaku ini berpotensi mencemari riasan.
Baca juga: Kosmetik vegan dari ekstrak daun hydrangea Jeju
Baca juga: Alasan penting untuk selalu membersikan alat rias
Orang juga cenderung terlalu percaya diri kosmetik mereka dapat bertahan lama dan dapat terus digunakan hanya karena terlihat normal dan tidak berbau. Padahal secara mikroskopis, bisa banyak hal yang terjadi.
Sebuah studi asal Inggris dalam Journal of Applied Microbiology pada 2019 menunjukkan, lipstik, lip gloss, eyeliner, maskara dan beauty blender yang sudah terpakai terkontaminasi 79-90 persen bakteri, termasuk Staphylococcus aureus dan E. coli.
Beauty blender yang sering digunakan dalam keadaan lembap, memiliki kandungan bakteri tertinggi.
Direktur GW Center for Laser and Cosmetic Dermatology, Pooja Sodha mengatakan, idealnya kuas makeup harus dicuci setelah digunakan, dan semua jenis spons sifatnya sekali pakai tetapi pada akhirnya ini sangat individual.
Jika mencuci alat rias seminggu sekali tidak memungkinkan, Anda bisa menyisihkan waktu dua kali sebulan.
Anda tak perlu mencuci alat-alat yang belum terpakai, kecuali jika menyimpannya di gudang, sebaiknya Anda mencucinya sebelum digunakan.
Baca juga: Dehidrasi hingga radikal bebas, ini dia penyebab kulit wajah kusam
Baca juga: Mengenal jenis alas bedak yang sesuai dengan tipe kulit wajah
Tips dari pakar kesehatan
Cara Anda membersihkan alat rias juga penting. Para ahli umumnya merekomendasikan Anda menggunakan pembersih wajah dan air untuk mencuci kuas dan spons, sama seperti saat membersihkan wajah.
Menurut Sodha, beauty blender seringkali lebih sulit dibersihkan daripada sikat, karena sifat bahannya yang padat. Hal ini kerap menyulitkan untuk mengukur seberapa baik pembersihannya.
"Tidak ada cara untuk menjamin seberapa efektif Anda menghilangkan bakteri dari alat ini. Anda mungkin harus menilai kebersihan dari penampilan," kata dia.
Ahli dermatologi di Los Angeles, Ivy Lee mengatakan beauty blender harus kembali ke warna dan bentuk aslinya setelah dicuci. Jika ada tanda-tanda usang yang terlihat, seperti ada potongan yang hilang atau ujung yang tumpul, maka itu pertanda spons harus dibuang.
Untuk kuas, Anda bisa mencuci dari ujungnya mengarah ke bawah untuk meminimalkan jumlah air yang terkumpul di tempat bulu dan pegangannya, karena jamur dapat terbentuk di sana.
Hindari memeras kuas terlalu kuat setelah dicuci karena dapat merusak bulunya. Sebaliknya, peras dengan lembut untuk mengeluarkan air sebanyak mungkin, kata Lee.
Untuk mengeringkan kuas, Anda bisa menaruhnya di sekitar wastafel dengan posisi digantung atau taruhlah di bawah sinar matahari dan pastikan kondisinya sudah benar-benar kering sebelum dipakai kembali.
Sementara untuk riasan, jangan lupa memeriksa tanggal kedaluwarsa produk.
Makeup dengan formulasi cair, terutama riasan mata seperti maskara dan eyeliner, memiliki umur simpan paling pendek. Maskara, misalnya, harus diganti setiap tiga hingga enam bulan. Sementara produk bedak bisa bertahan satu hingga dua tahun.
Penata rias di Seattle, Amerika Serikat, Stacie Thomas menyarankan agar Anda membiasakan diri dengan tekstur dan aroma produk sehingga Anda dapat mengetahui kapan produk itu perlu dibuang.
"Jika teksturnya berubah, seperti, sedikit mengering atau mulai sedikit tambal sulam, atau jika lipstik Anda mulai berbau seperti krayon, begitulah cara Anda mengetahui sekarang saatnya,” katanya.
"Meskipun frekuensi penggunaan merupakan salah satu faktor, namun saat pengawet dalam produk mulai rusak maka bisa membuat makeup lebih rentan ditumbuhi bakteri, seperti Staphylococci atau E. coli yang dapat menyebabkan iritasi kulit atau lebih buruk, infeksi," kata direktur Aesthetic Dermatology Program di Yale School of Medicine, Kathleen Suozzi seperti dilansir dari The Washington Post, Minggu.
Menurut pakar dermatologi, kebanyakan orang abai menjaga kebersihan produk riasan. Padahal perilaku ini berpotensi mencemari riasan.
Baca juga: Kosmetik vegan dari ekstrak daun hydrangea Jeju
Baca juga: Alasan penting untuk selalu membersikan alat rias
Orang juga cenderung terlalu percaya diri kosmetik mereka dapat bertahan lama dan dapat terus digunakan hanya karena terlihat normal dan tidak berbau. Padahal secara mikroskopis, bisa banyak hal yang terjadi.
Sebuah studi asal Inggris dalam Journal of Applied Microbiology pada 2019 menunjukkan, lipstik, lip gloss, eyeliner, maskara dan beauty blender yang sudah terpakai terkontaminasi 79-90 persen bakteri, termasuk Staphylococcus aureus dan E. coli.
Beauty blender yang sering digunakan dalam keadaan lembap, memiliki kandungan bakteri tertinggi.
Direktur GW Center for Laser and Cosmetic Dermatology, Pooja Sodha mengatakan, idealnya kuas makeup harus dicuci setelah digunakan, dan semua jenis spons sifatnya sekali pakai tetapi pada akhirnya ini sangat individual.
Jika mencuci alat rias seminggu sekali tidak memungkinkan, Anda bisa menyisihkan waktu dua kali sebulan.
Anda tak perlu mencuci alat-alat yang belum terpakai, kecuali jika menyimpannya di gudang, sebaiknya Anda mencucinya sebelum digunakan.
Baca juga: Dehidrasi hingga radikal bebas, ini dia penyebab kulit wajah kusam
Baca juga: Mengenal jenis alas bedak yang sesuai dengan tipe kulit wajah
Tips dari pakar kesehatan
Cara Anda membersihkan alat rias juga penting. Para ahli umumnya merekomendasikan Anda menggunakan pembersih wajah dan air untuk mencuci kuas dan spons, sama seperti saat membersihkan wajah.
Menurut Sodha, beauty blender seringkali lebih sulit dibersihkan daripada sikat, karena sifat bahannya yang padat. Hal ini kerap menyulitkan untuk mengukur seberapa baik pembersihannya.
"Tidak ada cara untuk menjamin seberapa efektif Anda menghilangkan bakteri dari alat ini. Anda mungkin harus menilai kebersihan dari penampilan," kata dia.
Ahli dermatologi di Los Angeles, Ivy Lee mengatakan beauty blender harus kembali ke warna dan bentuk aslinya setelah dicuci. Jika ada tanda-tanda usang yang terlihat, seperti ada potongan yang hilang atau ujung yang tumpul, maka itu pertanda spons harus dibuang.
Untuk kuas, Anda bisa mencuci dari ujungnya mengarah ke bawah untuk meminimalkan jumlah air yang terkumpul di tempat bulu dan pegangannya, karena jamur dapat terbentuk di sana.
Hindari memeras kuas terlalu kuat setelah dicuci karena dapat merusak bulunya. Sebaliknya, peras dengan lembut untuk mengeluarkan air sebanyak mungkin, kata Lee.
Untuk mengeringkan kuas, Anda bisa menaruhnya di sekitar wastafel dengan posisi digantung atau taruhlah di bawah sinar matahari dan pastikan kondisinya sudah benar-benar kering sebelum dipakai kembali.
Sementara untuk riasan, jangan lupa memeriksa tanggal kedaluwarsa produk.
Makeup dengan formulasi cair, terutama riasan mata seperti maskara dan eyeliner, memiliki umur simpan paling pendek. Maskara, misalnya, harus diganti setiap tiga hingga enam bulan. Sementara produk bedak bisa bertahan satu hingga dua tahun.
Penata rias di Seattle, Amerika Serikat, Stacie Thomas menyarankan agar Anda membiasakan diri dengan tekstur dan aroma produk sehingga Anda dapat mengetahui kapan produk itu perlu dibuang.
"Jika teksturnya berubah, seperti, sedikit mengering atau mulai sedikit tambal sulam, atau jika lipstik Anda mulai berbau seperti krayon, begitulah cara Anda mengetahui sekarang saatnya,” katanya.