Jakarta (ANTARA) - Astra Komponen Indonesia (ASKI) sebagai anak perusahaan Astra Otoparts Tbk, merilis produk masker elektrik transparan yang dilengkapi kipas mini berpenggerak baterai.
Masker elektrik bernama "Grin Smile" itu memiliki baterai yang bisa diisi ulang untuk digunakan selama 3 sampai 4 jam. Selain itu, masker dilengkapi filter tiga lapis guna menjaga sirkulasi udara tetap bersih.
Baca juga: Pentingnya mengetahui cara tepat melepas hingga membersihkan masker
Masker transparan itu dapat dicuci dengan air dan sabun maupun disinfektan dengan mengikuti panduan cara membersihkan yang dianjurkan pada kemasan produk. ASKI juga menyediakan dua strap, model earloop dan headloop, yang mudah diatur sesuai kebutuhan pengguna.
"Tentunya tidak berhenti sampai kepada produk-produk tersebut saja. Kami berharap dapat terus konsisten mengembangkan berbagai innovative wearable product lainnya yang dibutuhkan dan bermanfaat untuk masyarakat, sehingga ASKI mampu menjadi salah satu penggerak kemajuan bangsa,” tutup kata Presiden Direktur PT Astra Komponen Indonesia Prihatanto Agung Lesmono dalam siaran pers, Kamis.
Masker elektrik transparan dengan baterai dari ASKI. (ANTARA/HO)
Pada April 2020, ASKI meluncurkan dua generasi pelindung wajah (face shield), kacamata pelindung serbaguna (safety google) dan Corona Finger sebagai produk multifungsi untuk menghindari kontak langsung dengan benda rawan terpapar bakteri dan virus.
Mereka juga merilis alat kesehatan EOSTRA (Extraoral Dental Suction Machine) untuk melindungi dokter gigi dari percikan droplet pasien saat tindakan berlangsung.
Lalu peluncuran Grin KoVee UVC Box yang berfungsi mensterilkan barang-barang pribadi dengan sinar UVC yang juga dilengkapi dengan fitur child lock, bluetooth speaker, dan touchscreen control panel.
ASKI juga merilis Grin Adore yaitu Automatic Door System yang dapat digunakan di tempat kerja, berfungsi sebagai pendeteksi suhu tubuh serta pemakaian masker pada karyawan yang terintegrasi dengan database atau sistem absensi.
Jika karyawan terdeteksi memiliki suhu tubuh tinggi ataupun tidak menggunakan masker, maka sistem ini akan memberikan peringatan dan secara otomatis akan menutup akses bagi karyawan tersebut.
Baca juga: Bisakah 'sleep mask' bantu tingkatkan kualitas tidur?
Baca juga: Tren masker wajah tetap berlanjut di 2021
Baca juga: Bolehkah turunkan masker saat olahraga di tempat sepi?
Masker elektrik bernama "Grin Smile" itu memiliki baterai yang bisa diisi ulang untuk digunakan selama 3 sampai 4 jam. Selain itu, masker dilengkapi filter tiga lapis guna menjaga sirkulasi udara tetap bersih.
Baca juga: Pentingnya mengetahui cara tepat melepas hingga membersihkan masker
Masker transparan itu dapat dicuci dengan air dan sabun maupun disinfektan dengan mengikuti panduan cara membersihkan yang dianjurkan pada kemasan produk. ASKI juga menyediakan dua strap, model earloop dan headloop, yang mudah diatur sesuai kebutuhan pengguna.
"Tentunya tidak berhenti sampai kepada produk-produk tersebut saja. Kami berharap dapat terus konsisten mengembangkan berbagai innovative wearable product lainnya yang dibutuhkan dan bermanfaat untuk masyarakat, sehingga ASKI mampu menjadi salah satu penggerak kemajuan bangsa,” tutup kata Presiden Direktur PT Astra Komponen Indonesia Prihatanto Agung Lesmono dalam siaran pers, Kamis.
Pada April 2020, ASKI meluncurkan dua generasi pelindung wajah (face shield), kacamata pelindung serbaguna (safety google) dan Corona Finger sebagai produk multifungsi untuk menghindari kontak langsung dengan benda rawan terpapar bakteri dan virus.
Mereka juga merilis alat kesehatan EOSTRA (Extraoral Dental Suction Machine) untuk melindungi dokter gigi dari percikan droplet pasien saat tindakan berlangsung.
Lalu peluncuran Grin KoVee UVC Box yang berfungsi mensterilkan barang-barang pribadi dengan sinar UVC yang juga dilengkapi dengan fitur child lock, bluetooth speaker, dan touchscreen control panel.
ASKI juga merilis Grin Adore yaitu Automatic Door System yang dapat digunakan di tempat kerja, berfungsi sebagai pendeteksi suhu tubuh serta pemakaian masker pada karyawan yang terintegrasi dengan database atau sistem absensi.
Jika karyawan terdeteksi memiliki suhu tubuh tinggi ataupun tidak menggunakan masker, maka sistem ini akan memberikan peringatan dan secara otomatis akan menutup akses bagi karyawan tersebut.
Baca juga: Bisakah 'sleep mask' bantu tingkatkan kualitas tidur?
Baca juga: Tren masker wajah tetap berlanjut di 2021
Baca juga: Bolehkah turunkan masker saat olahraga di tempat sepi?