Kain tenun khas Dayak Iban Menua Sadap diminati Malaysia

Rabu, 20 Januari 2021 14:13 WIB

Putussibau, Kapuas Hulu (ANTARA) - Empat jenis tenun khas Suku Dayak Iban Desa Menua Sadap Kecamatan Embaloh Hulu wilayah Kapuas Hulu Kalimantan Barat ternyata di minati Negara Malaysia, bahkan dari berbagai motif kain tenun itu memiliki makna dan sejarah bagi Dayak Iban.
 
"Tenun kita ada empat jenis, yaitu Kebat, Sidan, Songket dan Pileh di jual juga ke Malaysia, tapi yang banyak di minati Malaysia itu tenun jenis kebat," kata penggiat kain tenun Desa Menua Sadap Margaretha Mala, dihubungi ANTARA, di Putussibau Ibu Kota Kabupaten Kapuas Hulu, Rabu.
 
Disampaikan Mala, dari empat jenis kain tenun itu masing-masing punya sejarah dalam motif yang sering digunakan para leluhur Suku Dayak Iban dan di wariskan kepada anak cucu hingga sekarang.
 
Menurut dia, kain tenun jenis Sidan menggunakan pewarna alami dengan berbagai macam motif yang diangkat dari anyaman tikar bemban yang wajib digunakan setiap ritual adat Suku Dayak Iban Manua Sadap.
 
Kemudian, kain tenun jenis Kebat atau Ikat dengan motif bangkong perahu yang memilik makna dulu digunakan para leluhur pejuang dalam berperang dalam mempertahankan wilayah dari musuh.
Selain itu ada juga, kain tenun Songket dengan motif "Keling Nurun Ngayau Enda Rumbau Mali Balang", motif itu biasanya diberikan kepada anak laki-laki (bujang) yang berani pemimpin perang.
 
Setelah itu kata Mala, kain tenun Pileh Selam dengan motif "Kandung nibung berayah tangkai ranyai besembah". Motif itu dulunya sering digunakan oleh orangtua Suku Bangsa Iban sebagai alas talam atau nampan tempat kepala manusia, ketika zaman perang para leluhur Suku Dayak Iban.
 
"Untuk motif itu hanya bisa dibuat oleh orangtua, sedangkan penenun pemula atau usia muda tidak diperbolehkan menggunakan motif itu, karena ada nilai mistis dari motif yang biasa digunakan untuk alas kepala manusia dulunya," ucap Mala.
 
Ia menuturkan bahwa aktivitas menenun itu sudah dilakukan oleh leluhur dengan menggunakan bahan serba alami dan hingga saat ini turun temurun dilakukan oleh perempuan Suku Dayak Iban Desa Manua Sadap.
 
"Tentunya warisan leluhur itu kami lestarikan mulai dari orang tua hingga generasi muda saat ini sebagai aktivitas rutin di Rumah Betang Suku Dayak Iban Manua Sadap," kata Mala penggiat tenun yang sudah mendapat penghargaan dari Lembaga Hayati.

Baca juga: Kecintaan terhadap batik harus ditanamkan sejak dini, kata Legislator Gumas

Baca juga: Teras Narang minta ICDN ikut menjawab tantangan kekinian Suku Dayak

Baca juga: Hadapi tantangan kekinian, Teras Narang tawarkan Dayak Layak Terang

Pewarta : Teofilusianto Timotius
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Tanda-tanda rambut menua, tidak hanya beruban

22 March 2024 14:30 Wib

Ingin menua dengan proses yang sukses? Ini kuncinya

08 September 2020 17:21 Wib, 2020

Polusi sebabkan paru-paru menua lebih dini

21 July 2019 12:19 Wib, 2019

Mengapa pola tidur berubah seiring bertambahnya usia?

19 February 2019 13:38 Wib, 2019

Ternyata Kegemukan Bikin Otak Menua 10 Tahun Lebih Cepat

05 August 2016 16:03 Wib, 2016
Terpopuler

HUT Otonomi ke-28 harus semakin memperkokoh komitmen membangun daerah

Kabar Daerah - 25 April 2024 18:16 Wib

Dokter Anak : Hindari pemberian paracetamol pada anak usai imunisasi

Lifestyle - 3 jam lalu

Teras Narang: Kerja sama RI-RRT kembangkan pertanian di Kalteng patut diapresiasi

Kabar Daerah - 24 April 2024 14:22 Wib

Jubair Arifin siap maju Pilkada di Kotawaringin Barat

Kabar Daerah - 27 April 2024 17:32 Wib

Keluarga peserta JKN di Palangka Raya dapat layanan operasi katarak gratis

Kabar Daerah - 25 April 2024 18:22 Wib