Jakarta (ANTARA) - Brasil mencatat rekor jumlah perceraian selama paruh kedua tahun 2020, di mana pasangan yang sudah menikah merasa bosan satu sama lain setelah terkurung di rumah dalam waktu lama akibat pandemi virus corona.
Negara terbesar di Amerika Latin, tempat bagi wabah paling mematikan kedua di dunia setelah Amerika Serikat, mencatat 43.859 perceraian dalam enam bulan terakhir tahun lalu, naik 15 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019, dan total tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 2007, seperti dikutip dari Reuters, Jumat.
Bulan Oktober jadi bulan di mana angka perceraian mencapai jumlah tertinggi, lebih dari 7.600 pasangan yang berpisah secara legal di seluruh Brasil.
Kendati demikian, jumlah itu juga diperkirakan meningkat karena pasangan kini bisa mendaftarkan perceraian secara daring sehingga lebih mudah untuk berpisah secara resmi.
Baca juga: Masa karantina corona, angka gugatan cerai di AS tinggi
Baca juga: Penyebab perceraian di daerah ini masih tinggi, disebabkan faktor ekonomi
Baca juga: Ini penyebab perceraian rumah tangga menurut psikolog
Negara terbesar di Amerika Latin, tempat bagi wabah paling mematikan kedua di dunia setelah Amerika Serikat, mencatat 43.859 perceraian dalam enam bulan terakhir tahun lalu, naik 15 persen dibandingkan dengan periode yang sama pada 2019, dan total tertinggi sejak pencatatan dimulai pada 2007, seperti dikutip dari Reuters, Jumat.
Bulan Oktober jadi bulan di mana angka perceraian mencapai jumlah tertinggi, lebih dari 7.600 pasangan yang berpisah secara legal di seluruh Brasil.
Kendati demikian, jumlah itu juga diperkirakan meningkat karena pasangan kini bisa mendaftarkan perceraian secara daring sehingga lebih mudah untuk berpisah secara resmi.
Baca juga: Masa karantina corona, angka gugatan cerai di AS tinggi
Baca juga: Penyebab perceraian di daerah ini masih tinggi, disebabkan faktor ekonomi
Baca juga: Ini penyebab perceraian rumah tangga menurut psikolog