Palangka Raya (ANTARA) - Salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit terbesar di Indonesia, yakni PT Astra Agro Lestari Tbk menyatakan terus melakukan penelitian dan mengembangkan teknologi robotik dalam rangka mempersiapkan tantangan indusrti agrobisnis di masa depan.
"Saya khawatir, di masa depan tidak akan ada lagi orang yang mau melakukan kerja dengan menggunakan otot, namun lebih banyak yang menggunakan otak. Oleh karena itu, antisipasinya adalah kami harus mempersiapkan teknologi robotik untuk dapat merawat dan memanen hasil perkebunan dengan baik," kata Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk, Santosa, di Jakarta, melalui aplikasi daring, Rabu.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan 10-15 tahun ke depan akan sulit mencari pekerja yang berminat menggunakan otot untuk merawat dan memanen hasil kebun, sehingga dari sekarang perlu disiapkan antisipasinya agar industri sawit dapat terus berjalan dengan baik.
Oleh sebab itu, pihaknya saat ini mulai merangkul para generasi muda untuk mengembangkan dan mengoperasionalkan program digitalisasi teknologi untuk dikolaborasikan dengan sistem kerja perkebunan sawit.
"Salah satu pemanfaatan teknologi yang sudah kami terapkan saat ini penggunaan drone untuk memantau area kebun. Tujuan utamanya adalah mencegah terjadinya titik-titik api di kawasan perkebunan, jangan sampai ada lahan yang terbakar baik karena disengaja atau tidak disengaja," jelasnya.
Ia mengungkapkan, penggunaan pesawat drone tersebut diharapkan mampu untuk mengantisipasi sejak dini potensi kebakaran hutan dan lahan khususnya ketika musim kemarau. Para operator drone tersebut banyak dari kalangan milenial yang direkrut secara khusus, termasuk pengembangan program digital.
Meski demikian, pihaknya juga menegaskan akan lebih memilih menggunakan tenaga manusia sepanjang biaya dan operasionalnya masih masuk sesuai standar perusahaan, namun dalam rangka mengantisipasi kelangkaan tenaga kerja buruh, maka perlu disiapkan rencana menggunakan tenaga robotik.
Selain itu, lanjut Santosa perjalanan tahun 2020 lalu yang ditandai dengan pandemik covid-19 tercatat sebagai periode yang penuh tantangan. Industri kelapa sawit harus menyikapinya dengan langkah-langkah inovatif.
"Pandemik covid-19 itu harus kita sikapi dengan sangat serius," ujarnya saat acara Talk to the CEO yang dilangsungkan secara virtual.
Keseriusan perusahaan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, karyawan di kebun dibatasi akses keluar masuk kebun, kemudian tidak mudik Lebaran, Natal, dan Tahun Baru serta melakukan tes covid secara rutin. Sedangkan di kantor pusat, sebagian karyawan melakukan work from home atau bekerja di rumah.
Dikatakannya sisi positif dimasa pandemic itu juga makin memunculkan ide-ide yang inovatif para karyawannya untuk memanfaatkan kemajuan teknologi informasi 4.0 yang sangat membantu dan bisa menjadi jawaban.
"Kami bersyukur, jauh sebelum pandemik itu muncul, Astra Agro sudah menerapkan pengembangan penggunaan digitalisasi dalam menjalankan operasional perusahaan," lanjutnya.
Seperti diketahui, sejak 2017 Astra Agro meluncurkan aplikasi-aplikasi berbasis teknologi informasi yang dirancang untuk mencapai produktivitas yang excellent. Ketiga aplikasi yang diberi nama Melli (mills excellent indicator), Dinda (daily indicator of Astra Agro) dan Amanda (aplikasi mandor Astra Agro) itu sangat bermanfaat dalam mendukung operasional perusahaan.
Pengawasan, koordinasi maupun pengambilan keputusan cepat dan tepat bisa terus berjalan. Itu yang membuat operasional perusahaan tidak terlalu terganggu dan relatif berjalan seperti biasa, terang Santosa.
Karena itu, Santosa menegaskan, di tahun-tahun mendatang Astra Agro akan terus melanjutkan dan mengembangkan program digitalisasi. Kebutuhan untuk terwujudnya inovasi-inovasi baru di bidang teknologi disiapkan melalui satu tim khusus di Astra Agro yang disebut dengan Center of Innovation in Agritech (CIA).
"Saya khawatir, di masa depan tidak akan ada lagi orang yang mau melakukan kerja dengan menggunakan otot, namun lebih banyak yang menggunakan otak. Oleh karena itu, antisipasinya adalah kami harus mempersiapkan teknologi robotik untuk dapat merawat dan memanen hasil perkebunan dengan baik," kata Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk, Santosa, di Jakarta, melalui aplikasi daring, Rabu.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan 10-15 tahun ke depan akan sulit mencari pekerja yang berminat menggunakan otot untuk merawat dan memanen hasil kebun, sehingga dari sekarang perlu disiapkan antisipasinya agar industri sawit dapat terus berjalan dengan baik.
Oleh sebab itu, pihaknya saat ini mulai merangkul para generasi muda untuk mengembangkan dan mengoperasionalkan program digitalisasi teknologi untuk dikolaborasikan dengan sistem kerja perkebunan sawit.
"Salah satu pemanfaatan teknologi yang sudah kami terapkan saat ini penggunaan drone untuk memantau area kebun. Tujuan utamanya adalah mencegah terjadinya titik-titik api di kawasan perkebunan, jangan sampai ada lahan yang terbakar baik karena disengaja atau tidak disengaja," jelasnya.
Ia mengungkapkan, penggunaan pesawat drone tersebut diharapkan mampu untuk mengantisipasi sejak dini potensi kebakaran hutan dan lahan khususnya ketika musim kemarau. Para operator drone tersebut banyak dari kalangan milenial yang direkrut secara khusus, termasuk pengembangan program digital.
Meski demikian, pihaknya juga menegaskan akan lebih memilih menggunakan tenaga manusia sepanjang biaya dan operasionalnya masih masuk sesuai standar perusahaan, namun dalam rangka mengantisipasi kelangkaan tenaga kerja buruh, maka perlu disiapkan rencana menggunakan tenaga robotik.
Selain itu, lanjut Santosa perjalanan tahun 2020 lalu yang ditandai dengan pandemik covid-19 tercatat sebagai periode yang penuh tantangan. Industri kelapa sawit harus menyikapinya dengan langkah-langkah inovatif.
"Pandemik covid-19 itu harus kita sikapi dengan sangat serius," ujarnya saat acara Talk to the CEO yang dilangsungkan secara virtual.
Keseriusan perusahaan menerapkan protokol kesehatan secara ketat, karyawan di kebun dibatasi akses keluar masuk kebun, kemudian tidak mudik Lebaran, Natal, dan Tahun Baru serta melakukan tes covid secara rutin. Sedangkan di kantor pusat, sebagian karyawan melakukan work from home atau bekerja di rumah.
Dikatakannya sisi positif dimasa pandemic itu juga makin memunculkan ide-ide yang inovatif para karyawannya untuk memanfaatkan kemajuan teknologi informasi 4.0 yang sangat membantu dan bisa menjadi jawaban.
"Kami bersyukur, jauh sebelum pandemik itu muncul, Astra Agro sudah menerapkan pengembangan penggunaan digitalisasi dalam menjalankan operasional perusahaan," lanjutnya.
Seperti diketahui, sejak 2017 Astra Agro meluncurkan aplikasi-aplikasi berbasis teknologi informasi yang dirancang untuk mencapai produktivitas yang excellent. Ketiga aplikasi yang diberi nama Melli (mills excellent indicator), Dinda (daily indicator of Astra Agro) dan Amanda (aplikasi mandor Astra Agro) itu sangat bermanfaat dalam mendukung operasional perusahaan.
Pengawasan, koordinasi maupun pengambilan keputusan cepat dan tepat bisa terus berjalan. Itu yang membuat operasional perusahaan tidak terlalu terganggu dan relatif berjalan seperti biasa, terang Santosa.
Karena itu, Santosa menegaskan, di tahun-tahun mendatang Astra Agro akan terus melanjutkan dan mengembangkan program digitalisasi. Kebutuhan untuk terwujudnya inovasi-inovasi baru di bidang teknologi disiapkan melalui satu tim khusus di Astra Agro yang disebut dengan Center of Innovation in Agritech (CIA).