Pangkalan Bun (ANTARA) - Hassanudin merupakan putra asli Kalimantan Tengah yang saat ini menjadi tenaga pendidik di SMP Astra Agro Lestari, merupakan sekolah binaan PT Gunung Sejahtera Ibu Pertiwi (GSIP) dan PT Agro Menara Rachmat (AMR).
"Sejak dulu Astra Agro sudah menjadi cita-cita saya, karena saya percaya ini adalah perusahaan besar, baik, dan peduli terhadap masyarakat,” katanya dalam keterangan yang diterima di Pangkalan Bun, Kamis.
Pria yang akrab di sapa Udin ini konsisten mengajar dan membina generasi muda di pelosok Kalimantan Tengah. Pengabdian sangat luar biasa kepada generasi muda yang berada di tengah hamparan perkebunan kelapa sawit yang jauh dari keramaian kota.
Perjalanan Udin menuju dunia pendidikan bukanlah hal yang instan. Dirinya kurang lebih telah mendedikasikan hidupnya selama lebih dari 18 tahun untuk dunia pendidikan.
Dia mengatakan, setelah dirinya menyelesaikan pendidikan tinggi, ia sempat bekerja di perusahaan swasta. Namun, dirinya menyimpan harapan besar dapat bergabung dengan Grup Astra, sebuah perusahaan yang ia anggap bukan hanya besar, tetapi juga memiliki nilai-nilai kemanusiaan kuat.
“Ketika kesempatan bergabung sebagai guru di SMP Astra Agro Lestari datang, saya tak ragu memanfaatkannya dan sejak itu, saya mulai mengabdikan diri sebagai pendidik dengan penuh dedikasi dan ketulusan," ucapnya.
Baca juga: Astra Agro tanam kesadaran lingkungan lewat muatan lokal sekolah binaan
Hingga saat ini dirinya telah berusia 52 tahun. Udin masih dengan setia menempuh perjalanan sejauh 55 kilometer setiap hari dari rumah untuk mengajar.
Menurutnya, jarak jauh, medan menantang, serta keterbatasan akses tidak menyurutkan semangat untuk terus hadir dan memberikan ilmu kepada para siswa.
Dirinya menyadari, pendidikan adalah pondasi utama memajukan masyarakat. Anak-anak di wilayah perkebunan memiliki hak sama untuk mendapat masa depan yang cerah.
“Saya ingin memberi apa yang saya punya untuk anak-anak di sini. Pendidikan adalah dasar agar mereka bisa tumbuh dan berkembang lebih besar,” jelasnya.
Hassanudin mengungkapkan, mengajar di daerah terpencil tentu memiliki tantangan tersendiri, tetapi dirinya memiliki alasan untuk bertahan. Adalah Astra, bukan hanya memberi tempat kerja yang layak, tetapi juga menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
“Astra memberikan lingkungan yang aman dan nyaman, memanusiakan manusia, menyediakan fasilitas layak, serta memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan memberikan upah yang sesuai,” tuturnya.
Kisah Hassanudin bukan hanya cerminan dedikasi seorang guru, tetapi juga bukti nyata bagaimana Astra Agro menjalankan komitmen dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui pendidikan.
Keberadaan SMP Astra Agro Lestari di kawasan perkebunan bukan sekadar bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi merupakan bagian dari visi jangka panjang Astra Agro untuk membangun masyarakat berdaya dan mandiri.
Dengan menghadirkan pendidikan berkualitas di wilayah terpencil, Astra memastikan setiap anak memiliki peluang yang sama untuk bermimpi dan meraih masa depan lebih baik.
Astra Agro percaya investasi terbaik untuk masa depan bangsa terletak pada pendidikan. Melalui inisiatif seperti sekolah binaan, perusahaan tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga nilai sosial yang berdampak luas.
Komitmen tersebut sejalan dengan filosofi perusahaan, yaitu “Prosper with the Nation” , tumbuh dan maju bersama masyarakat Indonesia.
Baca juga: PT GSIP ditunjuk sebagai lokasi percontohan industri kelapa sawit nasional di Kalteng
Baca juga: Peringati Hari Anak Nasional, PT GSIP-AMR hadirkan ruang aman dan edukatif
Baca juga: PT GSDI bentuk kelompok tani peduli api cegah karhutla
