Jakarta (ANTARA) - Perusahaan teknologi Gojek mendapat tambahan 250.000 mitra usaha baru yang bergabung dalam platform digitalnya sepanjang 2020.
"Di tahun 2020 kemarin saja, sudah ada hampir 250.000 mitra usaha baru yang bergabung di platform digital kami," ujar Head of Merchant Platform Business Gojek, Novi Tandjung, dalam webinar #AmanBersamaGojek, Kamis.
Novi mengatakan 43 persen di antaranya adalah pelaku usaha baru dan 94 persen di antaranya adalah pengusaha skala mikro.
Hal tersebut berarti bahwa umumnya mereka adalah first time user di platform digital, yang mendorong Gojek untuk memperkuat keamanan platform.
Baca juga: Pengguna GoPay Paylater bisa tentukan 'limit' sendiri
"Karena kami ingin 250.000 mitra usaha baru yang bergabung dan juga mitra usaha lainnya mendapatkan kelancaran keamanan tingkat tinggi dalam aktivitas mereka sehari-hari di ekosistem dan platform kami," ujar dia.
Upaya memperkuat keamanan platform juga didorong meningkatnya kasus upaya serangan siber sepanjang 2020.
"Hasil studi secara global, 59 persen kasus penipuan, di level Asia Tenggara 1,6 juta penipuan, dan di Indonesia dilaporkan sejauh ini 649," kata Novi.
"Kami yakin yang tidak dilaporkan juga banyak, karena kami yakin aktivitas online makin tinggi, trennya memang ke sana. COVID-19 membuat trennya makin naik," dia melanjutkan.
Selain untuk mendorong kelancaran bisnis mitra usaha Gojek, menurut Novi, langkah memperkuat keamanan digital diambil untuk mendukung pemerintah membangun Digital Nation.
Baca juga: Kampanyekan digital UMKM, Gojek gandeng platform 'influencer'
Untuk mewujudkan itu, Gojek fokus dalam teknologi dengan memperkuat fitur aplikasi GoBiz, superApp untuk para pelaku usaha, juga melakukan pendampingan edukasi untuk meningkatkan kompetensi para mitra usaha.
Novi mengatakan Gojek melakukan investasi yang tidak sedikit untuk keamanan back-end. "Gojek sangat serius untuk keamanan. Anggaran tidak bisa kami sebutkan detailnya, tapi anggaran itu kami investasikan kepada teknologi, termasuk para pakar," ujar dia.
Secara keseluruhan, Gojek memiliki teknologi Gojek Shiled untuk sistem keamanan yang dibangun oleh pakar keamanan siber, termasuk beberapa fitur dengan kecerdasan buatan untuk mendeteksi awal adanya tindak upaya serangan siber, fitur penyamaran nomor telepon dan tombol darurat.
Untuk edukasi, pada 2021, Gojek kembali berkolaborasi dengan penggerak inisiatif literasi digital, Siberkreasi dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk memberikan pelatihan kepada mitra usaha, khususnya UMKM di bidang keamanan digital.
Nantinya, mitra usaha Gojek bisa mendapatkan materi-materi keamanan digital dari para mentor melalui sesi di Komunitas Partner GoFood (KOMPAG), sesi reguler Bincang Biznis GoBiz, Temu Midtrans, dan A Cup of Moka (ACOM). Selain itu, akan ada konten edukatif dapat diakses mitra usaha melalui media sosial Gojek.
Baca juga: Gojek sebut pembayaran non-tunai terus naik
Baca juga: Gojek akan hadirkan rangkaian fitur dan inisiatif baru di tahun 2021
Baca juga: Kerja sama sponsorship Gojek dengan Bhayangkara FC diperpanjang
"Di tahun 2020 kemarin saja, sudah ada hampir 250.000 mitra usaha baru yang bergabung di platform digital kami," ujar Head of Merchant Platform Business Gojek, Novi Tandjung, dalam webinar #AmanBersamaGojek, Kamis.
Novi mengatakan 43 persen di antaranya adalah pelaku usaha baru dan 94 persen di antaranya adalah pengusaha skala mikro.
Hal tersebut berarti bahwa umumnya mereka adalah first time user di platform digital, yang mendorong Gojek untuk memperkuat keamanan platform.
Baca juga: Pengguna GoPay Paylater bisa tentukan 'limit' sendiri
"Karena kami ingin 250.000 mitra usaha baru yang bergabung dan juga mitra usaha lainnya mendapatkan kelancaran keamanan tingkat tinggi dalam aktivitas mereka sehari-hari di ekosistem dan platform kami," ujar dia.
Upaya memperkuat keamanan platform juga didorong meningkatnya kasus upaya serangan siber sepanjang 2020.
"Hasil studi secara global, 59 persen kasus penipuan, di level Asia Tenggara 1,6 juta penipuan, dan di Indonesia dilaporkan sejauh ini 649," kata Novi.
"Kami yakin yang tidak dilaporkan juga banyak, karena kami yakin aktivitas online makin tinggi, trennya memang ke sana. COVID-19 membuat trennya makin naik," dia melanjutkan.
Selain untuk mendorong kelancaran bisnis mitra usaha Gojek, menurut Novi, langkah memperkuat keamanan digital diambil untuk mendukung pemerintah membangun Digital Nation.
Baca juga: Kampanyekan digital UMKM, Gojek gandeng platform 'influencer'
Untuk mewujudkan itu, Gojek fokus dalam teknologi dengan memperkuat fitur aplikasi GoBiz, superApp untuk para pelaku usaha, juga melakukan pendampingan edukasi untuk meningkatkan kompetensi para mitra usaha.
Novi mengatakan Gojek melakukan investasi yang tidak sedikit untuk keamanan back-end. "Gojek sangat serius untuk keamanan. Anggaran tidak bisa kami sebutkan detailnya, tapi anggaran itu kami investasikan kepada teknologi, termasuk para pakar," ujar dia.
Secara keseluruhan, Gojek memiliki teknologi Gojek Shiled untuk sistem keamanan yang dibangun oleh pakar keamanan siber, termasuk beberapa fitur dengan kecerdasan buatan untuk mendeteksi awal adanya tindak upaya serangan siber, fitur penyamaran nomor telepon dan tombol darurat.
Untuk edukasi, pada 2021, Gojek kembali berkolaborasi dengan penggerak inisiatif literasi digital, Siberkreasi dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) untuk memberikan pelatihan kepada mitra usaha, khususnya UMKM di bidang keamanan digital.
Nantinya, mitra usaha Gojek bisa mendapatkan materi-materi keamanan digital dari para mentor melalui sesi di Komunitas Partner GoFood (KOMPAG), sesi reguler Bincang Biznis GoBiz, Temu Midtrans, dan A Cup of Moka (ACOM). Selain itu, akan ada konten edukatif dapat diakses mitra usaha melalui media sosial Gojek.
Baca juga: Gojek sebut pembayaran non-tunai terus naik
Baca juga: Gojek akan hadirkan rangkaian fitur dan inisiatif baru di tahun 2021
Baca juga: Kerja sama sponsorship Gojek dengan Bhayangkara FC diperpanjang