Sampit (ANTARA) - Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, Rinie mengaku syok saat ikut memantau Satuan Polisi Pamong Praja berpatroli dan melihat kelakuan sejumlah remaja yang menurutnya kurang layak.

"Saya kaget dan syok melihat anak perempuan seperti itu. Sampai merinding. Katanya ada orangtuanya, tapi kok bisa sampai seperti itu," kata Rinie di Sampit, Jumat.

Rinie bersama Wakil Bupati Irawati dan anggota Komisi IV DPRD Kotawaringin Timur Modika Latifah Munawarah, ikut bersama Satuan Polisi Pamong Praja yang sedang melaksanakan patroli pada Kamis (4/2) malam.

Mereka mendatangi sejumlah lokasi seperti Jalan Mohammad Hatta atau lingkar selatan yang dilaporkan banyak terdapat warung remang-remang, Stadion 29 November Sampit, taman kota dan Ikon Jelawat.

Saat meninjau Ikon Jelawat, Rinie bersama rombongan dikagetkan ada sepasang remaja yang duduk di tangga dermaga bawah Ikon Jelawat. Mereka berduaan di tempat yang gelap tersebut.

Perempuan yang diperkirakan berusia belasan tahun itu mengenakan celana pendek duduk berduaan di tempat gelap bersama teman prianya. Pemandangan ini membuat Rinie sangat prihatin.

Menurutnya, sangat tidak layak bagi seorang gadis berada di tempat gelap seperti itu, bersama laki-laki, bahkan saat larut malam. Dia khawatir gadis tersebut terjerumus pergaulan bebas yang bisa merusak masa depannya.

Baca juga: Listrik lima kecamatan di Kotim padam akibat kabel nyangkut antena tanker

Saat ditanyai petugas, gadis tersebut mengaku tinggal di Sampit dan masih memiliki orangtua. Namun yang membuat Rinie tidak habis pikir, gadis tersebut masih keluyuran saat larut malam, bahkan dengan seorang laki-laki di tempat gelap.

Rinie mengimbau masyarakat mengawasi lebih ketat anak mereka, terlebih anak perempuan agar tidak terjerumus ke dalam pergaulan bebas. "Ini harus menjadi perhatian kita bersama," ucap Rinie.

Sementara itu, Rinie menceritakan ada kejadian unik saat dirinya yang sengaja ikut memantau dengan menumpang mobil patroli Satuan Polisi Pamong Praja. Saat itu beberapa warga mengira dirinya adalah warga yang terjaring razia, padahal saat itu dia sedang menjalankan tugas sebagai legislator dalam rangka pengawasan.

"Kami juga mendengar banyak yang mempertanyakan kinerja Satpol PP, ternyata mereka setiap malam patroli dan kami ikut. Saya ikut di mobil patroli Satpol PP, dikira orang kami yang ditahan," demikian Rinie seraya tersenyum.

Baca juga: Wabup Kotim peringatkan pelaku prostitusi terselubung di Sampit

Baca juga: 1.789 orang di Kotim jadi pengangguran selama pandemi COVID-19

Baca juga: Pembelajaran tatap muka di Kotim terus dievaluasi

Pewarta : Norjani
Uploader : Admin 2
Copyright © ANTARA 2024