Tamiang Layang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah segera menggunakan alat GeNose untuk pengambilan dan pemeriksaan sampel pemeriksaan COVID-19 di daerah itu.
“Kemarin kita sudah mengadakan alat tes cepat antigen. Kini kita mengadakan kembali GeNose agar cepat mendeteksi dalam tracking atau pelacakan COVID-19 di Bartim,” kata Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas di Tamiang Layang, Minggu.
GeNose merupakan alat pendeteksi COVID-19 berbasis embusan napas yang dikembangkan oleh tim riset Universitas Gadjah Mada (UGM). Alat berupa kantong udara itu dirasa bisa membantu pemerintah dalam mendeteksi COVID-19 secara lebih masif dengan biaya yang relatif murah.
Menurutnya, dalan penangan COVID-19 ada tes, tracking (pelacakan) dan treatment (perawatan). Pengadaan alat GeNose sebagai penguatan dalam penanganan COVID-19 pada tes dan pelacakan.
Tes untuk mengetahui apakah ada yang positif terpapar COVID-19 atau tidak. Jika positif maka akan dilakukan pelacakan untuk mengetahui apakah ada penularan. Dalam kasus ini akan dilakukan tes dan pelacakan lagi sebagai upaya memutus penyebaran COVID-19.
Setelah terdeteksi positif dari hasil tes dan pelacakan, maka akan dilanjutkan dengan perawatan. Langkah ini yakni perawatan isolasi maupun dirujuk ke RSUD Tamiang Layang atau ruang perawatan isolasi.
“GeNose yang sudah dipesan Dinas Kesehatan Bartim sebanyak 15 unit dengan harga satuan berkisar Rp75 juta per unit,” kata Ampera.
GeNose akan di tempat di beberapa lokasi atau tempat pelayanan publik, dengan tujuan pelayanan bisa fungsional dan seiring itu juga upaya pengendalian penularan COVID-19 tetap terlaksana.
Untuk menggunakan GeNose cukup mudah. Seseorang cukup mengembuskan napas ke tabung khusus. Sensor-sensor dalam tabung alat tersebut mengidentifikasi virus Corona dengan mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC).
Data yang diperoleh dari embusan napas, diolah dengan bantuan kecerdasan buatan hingga memunculkan hasil dengan akurasi mencapai 97 persen dalam waktu deteksi sekitar dua menit, sehingga diketahui apakah seseorang positif atau negatif COVID-19.
“Setelah GeNose tiba maka akan dilakukan pelatihan kepada beberapa tenaga kesehatan berkaitan tata cara penggunaan kedua alat deteksi COVID-19 tersebut, sehingga bisa maksimal dalam upaya mengendalikan dan memutus penyebaran COVID-19,” demikian Ampera.
Baca juga: Bupati minta masyarakat Bartim jangan takut divaksin
“Kemarin kita sudah mengadakan alat tes cepat antigen. Kini kita mengadakan kembali GeNose agar cepat mendeteksi dalam tracking atau pelacakan COVID-19 di Bartim,” kata Bupati Barito Timur Ampera AY Mebas di Tamiang Layang, Minggu.
GeNose merupakan alat pendeteksi COVID-19 berbasis embusan napas yang dikembangkan oleh tim riset Universitas Gadjah Mada (UGM). Alat berupa kantong udara itu dirasa bisa membantu pemerintah dalam mendeteksi COVID-19 secara lebih masif dengan biaya yang relatif murah.
Menurutnya, dalan penangan COVID-19 ada tes, tracking (pelacakan) dan treatment (perawatan). Pengadaan alat GeNose sebagai penguatan dalam penanganan COVID-19 pada tes dan pelacakan.
Tes untuk mengetahui apakah ada yang positif terpapar COVID-19 atau tidak. Jika positif maka akan dilakukan pelacakan untuk mengetahui apakah ada penularan. Dalam kasus ini akan dilakukan tes dan pelacakan lagi sebagai upaya memutus penyebaran COVID-19.
Setelah terdeteksi positif dari hasil tes dan pelacakan, maka akan dilanjutkan dengan perawatan. Langkah ini yakni perawatan isolasi maupun dirujuk ke RSUD Tamiang Layang atau ruang perawatan isolasi.
“GeNose yang sudah dipesan Dinas Kesehatan Bartim sebanyak 15 unit dengan harga satuan berkisar Rp75 juta per unit,” kata Ampera.
GeNose akan di tempat di beberapa lokasi atau tempat pelayanan publik, dengan tujuan pelayanan bisa fungsional dan seiring itu juga upaya pengendalian penularan COVID-19 tetap terlaksana.
Untuk menggunakan GeNose cukup mudah. Seseorang cukup mengembuskan napas ke tabung khusus. Sensor-sensor dalam tabung alat tersebut mengidentifikasi virus Corona dengan mendeteksi Volatile Organic Compound (VOC).
Data yang diperoleh dari embusan napas, diolah dengan bantuan kecerdasan buatan hingga memunculkan hasil dengan akurasi mencapai 97 persen dalam waktu deteksi sekitar dua menit, sehingga diketahui apakah seseorang positif atau negatif COVID-19.
“Setelah GeNose tiba maka akan dilakukan pelatihan kepada beberapa tenaga kesehatan berkaitan tata cara penggunaan kedua alat deteksi COVID-19 tersebut, sehingga bisa maksimal dalam upaya mengendalikan dan memutus penyebaran COVID-19,” demikian Ampera.
Baca juga: Bupati minta masyarakat Bartim jangan takut divaksin