Ternate, Halmahera (ANTARA) - Polres Halmahera Tengah, Maluku Utara, bertindak cepat dengan menerjunkan anggota identifikasi serta anggota brimob tragedi Sungai Gowenly yang menewaskan tiga warga Patani.
Kepala Polres Halmahera Tengah, AKBP Nico A Setiawan, saat dihubungi, Rabu, mengatakan, tim identifikasi Polres Halteng sudah berada di Patani untuk mengidentifikasi identitas tiga korban meninggal.
Mereka memberangkatkan 10 personel Brimob Polres Halmahera Tengah untuk membantu anggota di Patani karena para korban selamat dan meninggal dunia sudah ditemukan.
Hal ini sangat penting selain koordinasi mereka dengan Sekretaris Daerah Halmahera Tengah, Yanto M Asri, untuk melakukan langkah-langkah agar persoalan tidak akan terjadi hal yang serupa dan koordinasi ini perlu agar jangan terulang lagi.
Setiawan mengimbau masyarakat untuk menyerahkan penegakan hukum kepada polisi. "Serahkan kepada kami untuk menyelidiki dan menyidik di lapangan," kata dia.
Sedangkan otopsi korban meninggal tetap dilakukan untuk memastikan identitas korban, luka-luka yang terjadi, dan lain sebagainya. "Tim sudah berada di Patani yang dipimpin langsung Kasat Reskrim Polres Halmahera Tengah," kata dia.
Sebelumnya, Martawan (45 ), warga Patani Utara, bersama enam orang berangkat dari Desa Tepeleo menuju pertigaan jalan menuju km 05 Desa Masure, Kecamatan Patani Timur, Kabupaten Halmahera Tengah, Sabtu (20/3).
"Pada saat kami sampai di pertigaan jalan Desa Masure kecamatan Patani Timur, saya bersama empat orang teman menunggu di pertigaan jalan dan terjadi penyerangan terhadap mereka saat di hutan," kata Martawan.
Sehingga, sekitar pukul 14.30 WIT, sesuai laporannya, personel gabungan TNI/Polri dan masyarakat tiba di TKP menemukan tiga jenazah di tempat yang berbeda, di antaranya bernama Anto dan Ucu ditemukan di lokasi bersamaan, sedangkan jenazah Risno berada 12 km dari tempat itu.
Selanjutnya tiga mayat yang susah dikenali itu langsung dipindahkan dengan cara memikul secara bergantian.
Kepala Polres Halmahera Tengah, AKBP Nico A Setiawan, saat dihubungi, Rabu, mengatakan, tim identifikasi Polres Halteng sudah berada di Patani untuk mengidentifikasi identitas tiga korban meninggal.
Mereka memberangkatkan 10 personel Brimob Polres Halmahera Tengah untuk membantu anggota di Patani karena para korban selamat dan meninggal dunia sudah ditemukan.
Hal ini sangat penting selain koordinasi mereka dengan Sekretaris Daerah Halmahera Tengah, Yanto M Asri, untuk melakukan langkah-langkah agar persoalan tidak akan terjadi hal yang serupa dan koordinasi ini perlu agar jangan terulang lagi.
Setiawan mengimbau masyarakat untuk menyerahkan penegakan hukum kepada polisi. "Serahkan kepada kami untuk menyelidiki dan menyidik di lapangan," kata dia.
Sedangkan otopsi korban meninggal tetap dilakukan untuk memastikan identitas korban, luka-luka yang terjadi, dan lain sebagainya. "Tim sudah berada di Patani yang dipimpin langsung Kasat Reskrim Polres Halmahera Tengah," kata dia.
Sebelumnya, Martawan (45 ), warga Patani Utara, bersama enam orang berangkat dari Desa Tepeleo menuju pertigaan jalan menuju km 05 Desa Masure, Kecamatan Patani Timur, Kabupaten Halmahera Tengah, Sabtu (20/3).
"Pada saat kami sampai di pertigaan jalan Desa Masure kecamatan Patani Timur, saya bersama empat orang teman menunggu di pertigaan jalan dan terjadi penyerangan terhadap mereka saat di hutan," kata Martawan.
Sehingga, sekitar pukul 14.30 WIT, sesuai laporannya, personel gabungan TNI/Polri dan masyarakat tiba di TKP menemukan tiga jenazah di tempat yang berbeda, di antaranya bernama Anto dan Ucu ditemukan di lokasi bersamaan, sedangkan jenazah Risno berada 12 km dari tempat itu.
Selanjutnya tiga mayat yang susah dikenali itu langsung dipindahkan dengan cara memikul secara bergantian.