Sampit (ANTARA) - PT Dharma Lautan Utama (DLU) kembali mengoperasikan kapal mereka untuk melayani angkutan kendaraan dan penumpang dari dan menuju Pelabuhan Sampit Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah, setelah sekitar sepekan terhenti.
"Kami sangat berterima kasih. Kebijakan baru yang dikeluarkan Pak Bupati ini tentu menggembirakan bagi kami dan pelaku usaha pelanggan kami. Kami berharap semua kembali berjalan lancar sehingga distribusi logistik juga lancar," kata Manajer PT Dharma Lautan Utama Cabang Sampit Hendrik Sugiharto di Sampit, Rabu.
PT Dharma Lautan Utama sempat menghentikan dua kapal roro milik mereka karena terimbas kebijakan larangan truk dan kendaraan berat masuk kota yang diberlakukan sejak 13 April lalu. Penyebabnya karena banyak ekspedisi yang beralih ke Pelabuhan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat karena ada pembatasan muatan ketika hendak masuk ke Pelabuhan Sampit.
Setelah diadakan pertemuan melibatkan Dinas Perhubungan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit serta mendengar masuk dari pelaku usaha, Bupati Halikinnor memutuskan memberi toleransi kepada angkutan yang melakukan bongkar muat di Pelabuhan Sampit agar distribusi logistik tidak terganggu.
Menyikapi perkembangan positif itu, PT Dharma Lautan Utama memutuskan kembali mengoperasikan kapal mereka yakni KM Kirana III tujuan Surabaya dan KM Kirana I tujuan Semarang untuk melayani angkutan kendaraan dari Pulau Jawa menuju Sampit maupun sebaliknya.
Hendrik menyebutkan, untuk KM Kirana III tujuan Surabaya terdapat lima call atau keberangkatan sampai menjelang Lebaran Idul Fitri nanti yakni tanggal 24 dan 28 April, serta tanggal 2, 6 dan 10 Mei. Namun untuk penumpang hanya dilayani hingga 2 Mei karena pemerintah memberlakukan larangan mudik lebaran mulai 6 Mei sehingga hanya melayani angkutan kendaraan.
Sementara itu untuk keberangkatan KM Kirana I tujuan Semarang, Hendrik mengaku masih menunggu jadwal yang rilis kantor pusat mereka. Dia segera menyampaikan kepada masyarakat yang memerlukan jasa kapal mereka.
Baca juga: Pemkab Kotim akhirnya beri kelonggaran angkutan Pelabuhan Sampit
Selain mengangkut kendaraan, KM Kirana I dan KM Kirana III juga melayani angkutan penumpang. Penjualan tiket sudah dibuka di kantor PT DLU maupun secara online.
Untuk kapasitas penumpang, KM Kirana III tujuan Surabaya mampu mengangkut 630 penumpang, sedangkan KM Kirana I tujuan Semarang mampu mengangkut 597 penumpang.
Hendrik menambahkan, manajemen perusahaannya memberlakukan tuslah atau kenaikan tarif secara bertahap, khususnya untuk tujuan Surabaya yang jadwal keberangkatannya sudah diumumkan.
Selama ini tarif dasar tiket penumpang tujuan Surabaya Rp250 ribu per penumpang. Terhitung pada 20-27 April, tarif menjadi Rp295 ribu atau naik 20 persen dan tanggal 28 April sampai 6 Mei tarif menjadi Rp320 ribu atau naik sekitar 31 persen. Tarif tersebut belum termasuk administrasi di pelabuhan sebesar Rp8.500 per penumpang.
"Saat dua kali pembatalan jadwal keberangkatan terakhir, penumpang yang meminta 'refund' (pengembalian dana tiket), tetapi ada 300 yang masih bertahan. Tapi dua call yang batal itu sudah 'refund' sekitar 120 orang. Mudah-mudahan dengan dibukanya kembali aktivitas kepelabuhanan ini kembali lancar," demikian Hendrik Sugiharto.
Baca juga: Pengusaha ekspedisi datangi DPRD Kotim minta solusi angkutan di Pelabuhan Sampit
"Kami sangat berterima kasih. Kebijakan baru yang dikeluarkan Pak Bupati ini tentu menggembirakan bagi kami dan pelaku usaha pelanggan kami. Kami berharap semua kembali berjalan lancar sehingga distribusi logistik juga lancar," kata Manajer PT Dharma Lautan Utama Cabang Sampit Hendrik Sugiharto di Sampit, Rabu.
PT Dharma Lautan Utama sempat menghentikan dua kapal roro milik mereka karena terimbas kebijakan larangan truk dan kendaraan berat masuk kota yang diberlakukan sejak 13 April lalu. Penyebabnya karena banyak ekspedisi yang beralih ke Pelabuhan Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat karena ada pembatasan muatan ketika hendak masuk ke Pelabuhan Sampit.
Setelah diadakan pertemuan melibatkan Dinas Perhubungan, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Sampit serta mendengar masuk dari pelaku usaha, Bupati Halikinnor memutuskan memberi toleransi kepada angkutan yang melakukan bongkar muat di Pelabuhan Sampit agar distribusi logistik tidak terganggu.
Menyikapi perkembangan positif itu, PT Dharma Lautan Utama memutuskan kembali mengoperasikan kapal mereka yakni KM Kirana III tujuan Surabaya dan KM Kirana I tujuan Semarang untuk melayani angkutan kendaraan dari Pulau Jawa menuju Sampit maupun sebaliknya.
Hendrik menyebutkan, untuk KM Kirana III tujuan Surabaya terdapat lima call atau keberangkatan sampai menjelang Lebaran Idul Fitri nanti yakni tanggal 24 dan 28 April, serta tanggal 2, 6 dan 10 Mei. Namun untuk penumpang hanya dilayani hingga 2 Mei karena pemerintah memberlakukan larangan mudik lebaran mulai 6 Mei sehingga hanya melayani angkutan kendaraan.
Sementara itu untuk keberangkatan KM Kirana I tujuan Semarang, Hendrik mengaku masih menunggu jadwal yang rilis kantor pusat mereka. Dia segera menyampaikan kepada masyarakat yang memerlukan jasa kapal mereka.
Baca juga: Pemkab Kotim akhirnya beri kelonggaran angkutan Pelabuhan Sampit
Selain mengangkut kendaraan, KM Kirana I dan KM Kirana III juga melayani angkutan penumpang. Penjualan tiket sudah dibuka di kantor PT DLU maupun secara online.
Untuk kapasitas penumpang, KM Kirana III tujuan Surabaya mampu mengangkut 630 penumpang, sedangkan KM Kirana I tujuan Semarang mampu mengangkut 597 penumpang.
Hendrik menambahkan, manajemen perusahaannya memberlakukan tuslah atau kenaikan tarif secara bertahap, khususnya untuk tujuan Surabaya yang jadwal keberangkatannya sudah diumumkan.
Selama ini tarif dasar tiket penumpang tujuan Surabaya Rp250 ribu per penumpang. Terhitung pada 20-27 April, tarif menjadi Rp295 ribu atau naik 20 persen dan tanggal 28 April sampai 6 Mei tarif menjadi Rp320 ribu atau naik sekitar 31 persen. Tarif tersebut belum termasuk administrasi di pelabuhan sebesar Rp8.500 per penumpang.
"Saat dua kali pembatalan jadwal keberangkatan terakhir, penumpang yang meminta 'refund' (pengembalian dana tiket), tetapi ada 300 yang masih bertahan. Tapi dua call yang batal itu sudah 'refund' sekitar 120 orang. Mudah-mudahan dengan dibukanya kembali aktivitas kepelabuhanan ini kembali lancar," demikian Hendrik Sugiharto.
Baca juga: Pengusaha ekspedisi datangi DPRD Kotim minta solusi angkutan di Pelabuhan Sampit