Jakarta (ANTARA) - Anda yang berencana berwisata di masa libur Lebaran pada masa pandemi COVID-19 tahun ini perlu memastikan sejumlah hal terkait protokol kesehatan demi terhindar dari COVID-19 selama liburan Anda.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan Anda memilih lokasi di udara terbuka ketimbang di dalam ruangan.
Berkemah di suatu tempat yang jauh dari keramaian bisa menjadi pilihan. Saat ini ada berbagai lokasi luar ruangan lainnya untuk Anda berkemah hingga glamping yang memudahkan untuk menghindari keramaian. Bahkan di daerah yang lebih dingin, berkemah bisa menjadi pilihan yang nyaman, asalkan Anda membawa banyak perbekalan hangat dan kantong tidur.
Baca juga: Kasus COVID usai liburan di Iran melonjak
Pilihan menginap juga sebaiknya lokasi yang jauh dari tempat orang biasa berkerumun. Carilah penginapan dengan kebijakan COVID yang ketat mulai dari saat Anda check-in hingga pembersihan ruang umum seperti lift atau kolam renang, dan kamar.
Pertimbangkan lokasi seperti di dekat pantai, pegunungan dan tempat-tempat lain di dekat alam terbuka yang menyenangkan.
Berpergian menggunakan kendaraan pribadi relatif lebih aman dibandingkan moda transportasi seperti pesawat, kereta api, dan angkutan massal lainnya.
Pada akhirnya, sesuaikan rencana liburan Anda dengan cara yang memberikan alternatif yang lebih aman sehingga dapat membantu mengurangi risiko Anda terkena virus saat jauh dari rumah.
Walau begitu, beberapa profesional kesehatan seperti dikutip dari Insider, Selasa, masih menyarankan untuk membatasi perjalanan yang tidak penting selama pandemi, karena kegiatan ini berisiko menyebabkan Anda terkena COVID-19.
Panduan selama dan sesudah berlibur
Bagi Anda yang sudah atau belum divaksin COVID-19, penerapan protokol kesehatan tetap harus dilakukan, ungkap pihak CDC dalam laman resmi mereka. Langkah awalnya, melakukan tes 1-3 hari sebelum perjalanan Anda.
Baca juga: Tempat liburan yang cocok untuk introvert & ekstrovert
Saat Anda bepergian, kenakan masker yang menutupi hidung dan mulut Anda, hindari keramaian dan jaga jarak setidaknya 2 meter (sekitar 2 panjang lengan) dari orang di sekitar Anda, sering-seringlah mencuci tangan atau gunakan pembersih tangan (dengan setidaknya 60 persen alkohol).
Setelah Anda bepergian, lakukan kembali tes COVID-19 (3-5 hari setelah perjalanan) dan tetap di rumah dan melakukan isolasi mandiri selama 7 hari penuh setelah perjalanan meskipun hasil tes Anda negatif.
Apabila Anda belum dites, tetaplah di rumah dan lakukan isolasi mandiri selama 10 hari setelah perjalanan sembari memantau ada tidaknya gejala COVID-19 dan masalah kesehatan lainnya.
Hindari berada di sekitar orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit parah akibat COVID-19 selama 14 hari, baik Anda menjalani tes atau tidak. Pantau kondisi Anda sendiri terkait gejala COVID-19; isolasi dan lakukan pengujian bila Anda mengalami gejala.
Baca juga: Cek ragam promosi liburan yang menggoda
Baca juga: Liburan unik dari Borobudur untuk si tukang gowes
Baca juga: Daftar tempat liburan yang bisa dikunjungi secara virtual
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan Anda memilih lokasi di udara terbuka ketimbang di dalam ruangan.
Berkemah di suatu tempat yang jauh dari keramaian bisa menjadi pilihan. Saat ini ada berbagai lokasi luar ruangan lainnya untuk Anda berkemah hingga glamping yang memudahkan untuk menghindari keramaian. Bahkan di daerah yang lebih dingin, berkemah bisa menjadi pilihan yang nyaman, asalkan Anda membawa banyak perbekalan hangat dan kantong tidur.
Baca juga: Kasus COVID usai liburan di Iran melonjak
Pilihan menginap juga sebaiknya lokasi yang jauh dari tempat orang biasa berkerumun. Carilah penginapan dengan kebijakan COVID yang ketat mulai dari saat Anda check-in hingga pembersihan ruang umum seperti lift atau kolam renang, dan kamar.
Pertimbangkan lokasi seperti di dekat pantai, pegunungan dan tempat-tempat lain di dekat alam terbuka yang menyenangkan.
Berpergian menggunakan kendaraan pribadi relatif lebih aman dibandingkan moda transportasi seperti pesawat, kereta api, dan angkutan massal lainnya.
Pada akhirnya, sesuaikan rencana liburan Anda dengan cara yang memberikan alternatif yang lebih aman sehingga dapat membantu mengurangi risiko Anda terkena virus saat jauh dari rumah.
Walau begitu, beberapa profesional kesehatan seperti dikutip dari Insider, Selasa, masih menyarankan untuk membatasi perjalanan yang tidak penting selama pandemi, karena kegiatan ini berisiko menyebabkan Anda terkena COVID-19.
Panduan selama dan sesudah berlibur
Bagi Anda yang sudah atau belum divaksin COVID-19, penerapan protokol kesehatan tetap harus dilakukan, ungkap pihak CDC dalam laman resmi mereka. Langkah awalnya, melakukan tes 1-3 hari sebelum perjalanan Anda.
Baca juga: Tempat liburan yang cocok untuk introvert & ekstrovert
Saat Anda bepergian, kenakan masker yang menutupi hidung dan mulut Anda, hindari keramaian dan jaga jarak setidaknya 2 meter (sekitar 2 panjang lengan) dari orang di sekitar Anda, sering-seringlah mencuci tangan atau gunakan pembersih tangan (dengan setidaknya 60 persen alkohol).
Setelah Anda bepergian, lakukan kembali tes COVID-19 (3-5 hari setelah perjalanan) dan tetap di rumah dan melakukan isolasi mandiri selama 7 hari penuh setelah perjalanan meskipun hasil tes Anda negatif.
Apabila Anda belum dites, tetaplah di rumah dan lakukan isolasi mandiri selama 10 hari setelah perjalanan sembari memantau ada tidaknya gejala COVID-19 dan masalah kesehatan lainnya.
Hindari berada di sekitar orang-orang yang berisiko tinggi terkena penyakit parah akibat COVID-19 selama 14 hari, baik Anda menjalani tes atau tidak. Pantau kondisi Anda sendiri terkait gejala COVID-19; isolasi dan lakukan pengujian bila Anda mengalami gejala.
Baca juga: Cek ragam promosi liburan yang menggoda
Baca juga: Liburan unik dari Borobudur untuk si tukang gowes
Baca juga: Daftar tempat liburan yang bisa dikunjungi secara virtual