Tamiang Layang (ANTARA) - Bupati Barito Timur, Kalimantan Tengah, Ampera AY Mebas menyatakan bahwa tim Dinas Lingkungan Hidup setempat telah melakukan pengecekkan terhadap dugaan pencemaran sungai Tewah Pupuh di Desa Tewah Pupuh, Kecamatan Benua Lima.
"Tim menemukan sumber pengganggu yakni pada jalan angkutan tambang atau hauling road PT Bangun Nusantara Jaya Makmur," kata Ampera di Tamiang Layang, Kamis.
Menurutnya, sumber pengganggu itu berupa air larian (run off) dari jalan angkutan batubara PT BNJM yang mengalir ke dua anak sungai dan satu pada bagian hulu Sungai Tewah Pupuh. Dan, untuk mengantisipasi kondisi tersebut tidak terulang, DLH Bartim pun telah membuat telaah yang menjadi rekomendasi kepada PT BNJM.
Dia mengatakan telaah itu diantaranya meminta PT BNJM membuat areal sediment pond pada areal jalan untuk mengelola air larian, memperbaiki jembatan pada bagian hulu Sungai Tewah Pupuh dan menutup safety berm yang terbuka yang menjadi penyebab air larian masuk sungai, melakukan penanaman di sepanjang areal safety berm dengan tanaman cover crub.
"Kita juga meminta DLH melakukan pengecekan kelengkapan dokumen atas jalan hauling tersebut," kata Ampera.
Bupati Ampera mengarahkan agar DLH bartim melaksanakan tugas yang dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali.
Kepala DLH Bartim Lurikto mengatakan, pengecekan atas laporan masyarakat adanya dugaan pencemaran Sungai Tewah Pupuh akibat aktivitas perusahaan tambang batubara dilaksanakan pada Rabu (12/5) kemarin.
"Pengecekan dilakukan tim dari DLH dengan dihadiri pihak masyarakat Misranto dan Hili, serta dari perusahaan PT. BNJM dan PT Tibawan Energi Indonesia," kata Lurikto.
Baca juga: Polres Bartim gagalkan rencana tawuran dimalam lebaran
Lokasi awal pengecekan dilakukan di areal PT Timbawan yang baru buka jalan sepanjang 800 meter. Namun, tim tidak menemukan sumber pengganggu.
"Sumber pengganggu pada sungai Tewah Pupuh ditemukan di jalan tambang milik PT BNJM," tegas Lurikto.
Menurutnya, Tim melanjutkan pengecekan menuju anak SUNGAI Rukip di Desa Rukip Desa Gumpa Kecamatan Dusun Timur, disana kondisi air sungai baik. Sedangkan kondisi air pada pertengahan Sungai Tewah jembatan Kumpang juga mulai membaik.
Baca juga: Larangan mudik ikhtiar mengurangi penularan COVID-19 di Kalteng
Baca juga: Produksi jagung untuk tingkatkan suplai pakan ternak ayam petelur di Bartim
Baca juga: Kejari benarkan korupsi dana Jampersal Bartim masuk tahapan penyidikan
"Tim menemukan sumber pengganggu yakni pada jalan angkutan tambang atau hauling road PT Bangun Nusantara Jaya Makmur," kata Ampera di Tamiang Layang, Kamis.
Menurutnya, sumber pengganggu itu berupa air larian (run off) dari jalan angkutan batubara PT BNJM yang mengalir ke dua anak sungai dan satu pada bagian hulu Sungai Tewah Pupuh. Dan, untuk mengantisipasi kondisi tersebut tidak terulang, DLH Bartim pun telah membuat telaah yang menjadi rekomendasi kepada PT BNJM.
Dia mengatakan telaah itu diantaranya meminta PT BNJM membuat areal sediment pond pada areal jalan untuk mengelola air larian, memperbaiki jembatan pada bagian hulu Sungai Tewah Pupuh dan menutup safety berm yang terbuka yang menjadi penyebab air larian masuk sungai, melakukan penanaman di sepanjang areal safety berm dengan tanaman cover crub.
"Kita juga meminta DLH melakukan pengecekan kelengkapan dokumen atas jalan hauling tersebut," kata Ampera.
Bupati Ampera mengarahkan agar DLH bartim melaksanakan tugas yang dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku, sehingga kejadian serupa tidak terulang kembali.
Kepala DLH Bartim Lurikto mengatakan, pengecekan atas laporan masyarakat adanya dugaan pencemaran Sungai Tewah Pupuh akibat aktivitas perusahaan tambang batubara dilaksanakan pada Rabu (12/5) kemarin.
"Pengecekan dilakukan tim dari DLH dengan dihadiri pihak masyarakat Misranto dan Hili, serta dari perusahaan PT. BNJM dan PT Tibawan Energi Indonesia," kata Lurikto.
Baca juga: Polres Bartim gagalkan rencana tawuran dimalam lebaran
Lokasi awal pengecekan dilakukan di areal PT Timbawan yang baru buka jalan sepanjang 800 meter. Namun, tim tidak menemukan sumber pengganggu.
"Sumber pengganggu pada sungai Tewah Pupuh ditemukan di jalan tambang milik PT BNJM," tegas Lurikto.
Menurutnya, Tim melanjutkan pengecekan menuju anak SUNGAI Rukip di Desa Rukip Desa Gumpa Kecamatan Dusun Timur, disana kondisi air sungai baik. Sedangkan kondisi air pada pertengahan Sungai Tewah jembatan Kumpang juga mulai membaik.
Baca juga: Larangan mudik ikhtiar mengurangi penularan COVID-19 di Kalteng
Baca juga: Produksi jagung untuk tingkatkan suplai pakan ternak ayam petelur di Bartim
Baca juga: Kejari benarkan korupsi dana Jampersal Bartim masuk tahapan penyidikan