Jakarta (ANTARA) - Tenaga ahli Partai Gerindra Ery Cahyaningrum mengaku mengirimkan 26 botol "wine" ke dua rumah dinas mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
"Iya ada 26 botol, dikirim ke (rumah dinas) Widya Chandra dan Kalibata," kata Ery di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu.
Ery menjadi saksi untuk enam terdakwa yaitu Edhy Prabowo, Andreau Misanta Pribadi dan Safri (staf khusus Edhy Prabowo), Amiril Mukminin (sekretaris pribadi Edhy), Ainul Faqih (sespri Iis) dan Siswadhi Pranoto Loe (pemilik PT Aero Cipta Kargo) yang didakwa bersama-sama menerima 77 ribu dolar AS dan Rp24,625 miliar sehingga totalnya mencapai sekitar Rp25,75 miliar dari para pengusaha pengekspor benih benih lobster (BBL) terkait pemberian izin budidaya dan ekspor.
"Jenis 'wine'-nya beda-beda, ada Prancis dan ada Australia," tambah Ery.
Dua jenis "wine" yang dikirimkan Ery adalah "Chateau Pontet-canet Pauillac Grand Cru" dan "Australian Red Wines".
"Ke Widya Chandra itu satu lusin, sisanya satu lusin lebih sedikit ke rumah jabatan anggota Kalibata," ungkap Ery.
Baca juga: Saksi: persediaan uang kunjungan kerja Edhy Prabowo capai Rp100 juta
Ery mengaku diminta untuk mengirim anggur ke dua lokasi tersebut atas permintaan sekretaris pribadi Edhy Prabowo, Amiril Mukminin yang ia kenal sejak 2014.
"Awalnya Amiril pesan karena saat itu ada embargo produk Prancis, saya diminta mencarikan dan kebetulan saya ada kenalan importir 'wine' jadi saya hanya perantara saja," ungkap Ery.
Total Ery mendapat bayaran Rp99,4 juta untuk pembayaran 26 botol wine tersebut.
"Pembayaran melalui dua rekening pertama dari Achmad Bahtiar Rp50 juta dan kedua dari Amri Rp49 juta," tambah Ery.
"Ini kan namanya Amiril Mukminin, pemimpinnya para mukmin kok malah ditawarkan wine?" tanya anggota majelis hakim Ali Mukhtarom.
"Dia pernah bilang suka wine," jawab Ery.
"Dikirim ke Widya Chandra atas nama siapa?" tanya hakim.
"Dikirim pakai kurir atas nama Amiril," jawab Ery.
"Ini saudara kan tenaga ahli Partai Gerindra kok keterangannya malah terkait dengan wine. Apalagi ini wine mahal 'Chateau Pontet-canet Pauillac Grand Cru', saya pernah minum itu tapi mahal banget," kata ketua majelis hakim Albertus Usada.
Baca juga: Tiga sespri akui dapat fasilitas apartemen dari Edhy Prabowo
Dalam dakwaan disebutkan Edhy Prabowo menggunakan PT Aero Citra Kargo (ACK) milik Siswadhi Pranoto Lee untuk mengekspor benih lobster meski pekerjaan pengiriman sebenarnya dilakukan oleh PT. Perishable Logistics Indonesia (PT. PLI) yang juga dimiliki Siswadhi.
Pembagian pembayaran dari perusahaan pengekspor benih lobster adalah PT ACK mendapat Rp1.450 sedangkan PT PLI Rp350 per ekor sehingga biaya keseluruhan untuk ekspor BBL adalah sebesar Rp1.800 per ekor BBL.
Sekretaris pribadi Edhy Prabowo yaitu Amiril Mukminin meminta komposisi pembagian saham PT ACK adalah Achmad Bahtiar (41,65 persen), Amri (41,65 persen), Yudi Surya Atmaja (16,7 persen) dengan Achmad Bahtiar dan Amri sebagai representasi Edhy Prabowo sedangkan Yudi menjadi representasi Siswadhi.
Sejak PT ACK beroperasi pada Juni-November 2020, PT ACK mendapat keuntungan bersih Rp38.518.300.187 sehingga total pembagian keuntungan kepada Amri adalah senilai Rp12,312 miliar; kepada Achmad Bachtiar senilai Rp12,312 miliar; dan Yudi Surya Atmaja sebesar Rp5,047 miliar.
"Iya ada 26 botol, dikirim ke (rumah dinas) Widya Chandra dan Kalibata," kata Ery di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Rabu.
Ery menjadi saksi untuk enam terdakwa yaitu Edhy Prabowo, Andreau Misanta Pribadi dan Safri (staf khusus Edhy Prabowo), Amiril Mukminin (sekretaris pribadi Edhy), Ainul Faqih (sespri Iis) dan Siswadhi Pranoto Loe (pemilik PT Aero Cipta Kargo) yang didakwa bersama-sama menerima 77 ribu dolar AS dan Rp24,625 miliar sehingga totalnya mencapai sekitar Rp25,75 miliar dari para pengusaha pengekspor benih benih lobster (BBL) terkait pemberian izin budidaya dan ekspor.
"Jenis 'wine'-nya beda-beda, ada Prancis dan ada Australia," tambah Ery.
Dua jenis "wine" yang dikirimkan Ery adalah "Chateau Pontet-canet Pauillac Grand Cru" dan "Australian Red Wines".
"Ke Widya Chandra itu satu lusin, sisanya satu lusin lebih sedikit ke rumah jabatan anggota Kalibata," ungkap Ery.
Baca juga: Saksi: persediaan uang kunjungan kerja Edhy Prabowo capai Rp100 juta
Ery mengaku diminta untuk mengirim anggur ke dua lokasi tersebut atas permintaan sekretaris pribadi Edhy Prabowo, Amiril Mukminin yang ia kenal sejak 2014.
"Awalnya Amiril pesan karena saat itu ada embargo produk Prancis, saya diminta mencarikan dan kebetulan saya ada kenalan importir 'wine' jadi saya hanya perantara saja," ungkap Ery.
Total Ery mendapat bayaran Rp99,4 juta untuk pembayaran 26 botol wine tersebut.
"Pembayaran melalui dua rekening pertama dari Achmad Bahtiar Rp50 juta dan kedua dari Amri Rp49 juta," tambah Ery.
"Ini kan namanya Amiril Mukminin, pemimpinnya para mukmin kok malah ditawarkan wine?" tanya anggota majelis hakim Ali Mukhtarom.
"Dia pernah bilang suka wine," jawab Ery.
"Dikirim ke Widya Chandra atas nama siapa?" tanya hakim.
"Dikirim pakai kurir atas nama Amiril," jawab Ery.
"Ini saudara kan tenaga ahli Partai Gerindra kok keterangannya malah terkait dengan wine. Apalagi ini wine mahal 'Chateau Pontet-canet Pauillac Grand Cru', saya pernah minum itu tapi mahal banget," kata ketua majelis hakim Albertus Usada.
Baca juga: Tiga sespri akui dapat fasilitas apartemen dari Edhy Prabowo
Dalam dakwaan disebutkan Edhy Prabowo menggunakan PT Aero Citra Kargo (ACK) milik Siswadhi Pranoto Lee untuk mengekspor benih lobster meski pekerjaan pengiriman sebenarnya dilakukan oleh PT. Perishable Logistics Indonesia (PT. PLI) yang juga dimiliki Siswadhi.
Pembagian pembayaran dari perusahaan pengekspor benih lobster adalah PT ACK mendapat Rp1.450 sedangkan PT PLI Rp350 per ekor sehingga biaya keseluruhan untuk ekspor BBL adalah sebesar Rp1.800 per ekor BBL.
Sekretaris pribadi Edhy Prabowo yaitu Amiril Mukminin meminta komposisi pembagian saham PT ACK adalah Achmad Bahtiar (41,65 persen), Amri (41,65 persen), Yudi Surya Atmaja (16,7 persen) dengan Achmad Bahtiar dan Amri sebagai representasi Edhy Prabowo sedangkan Yudi menjadi representasi Siswadhi.
Sejak PT ACK beroperasi pada Juni-November 2020, PT ACK mendapat keuntungan bersih Rp38.518.300.187 sehingga total pembagian keuntungan kepada Amri adalah senilai Rp12,312 miliar; kepada Achmad Bachtiar senilai Rp12,312 miliar; dan Yudi Surya Atmaja sebesar Rp5,047 miliar.