Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memberi nilai E atau yang terburuk kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terkait kualitas pengendalian pandemi COVID-19 selama pekan epidemiologi ke-20 (16-22 Mei 2021).
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono saat memberi keterangan dalam rapat kerja di Komisi IX DPR RI, Kamis, yang disiarkan secara virtual menyebutkan bahwa penilaian kualitas pengendalian pandemi itu berdasar pada tingkatan laju penularan dan tingkat kapasitas respon layanan kesehatan di setiap daerah.
"Ada beberapa daerah yang masuk ke kategori D, ada yang masuk kategori E seperti Jakarta, tetapi ada juga yang masih di C artinya tidak terlalu 'bed occupation rate' dan pengendalian provinsinya masih baik," kata Dante.
Berdasarkan data yang dimilikinya, Dante menerangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta turut menunjukkan kapasitas respon yang paling buruk jika dibandingkan dengan daerah lain.
"Atas rekomendasi tersebut, masih banyak yang dalam kondisi terkendali kecuali DKI Jakarta ini kapasitasnya E, karena di DKI Jakarta 'bed occupation rate' (keterisian)-nya sudah mulai meningkat dan kasus 'tracing'-nya juga tidak terlalu baik," ujar dia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim tingkat penyebaran COVID-19 di Ibu Kota terbilang terendah secara nasional pada triwulan kedua tahun 2021. Klaim itu berdasarkan pada keterpakaian tempat tidur ruang isolasi COVID-19 yang berada di kisaran 24 hingga 28 persen akhir-akhir ini.
"Saat ini di Jakarta secara umum situasinya termasuk yang paling rendah," kata Anies seusai menggelar rapat koordinasi bersama jajaran Forkopimda di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (14/5).
Rapat itu membahas antisipasi potensi peningkatan penyebaran COVID-19 selama masa arus balik-mudik Lebaran tahun ini. Berdasarkan data milik Polda Metro Jaya lebih dari 1,2 juta warga telah meninggalkan Ibu Kota sejak sebelum periode larangan mudik sepekan terakhir.
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, tingkat hunian pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Wisma Atlet berada di kisaran 20 persen. Artinya, ada tren penurunan kasus konfirmasi positif COVID-19 di Ibu Kota beberapa waktu terakhir.
"Di Wisma Atlet itu sekitar 20 persen, kemudian tingkat isolasi kita antara 24 hingga 28 persen keterpakaian tempat tidurnya," kata Anies.
Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono saat memberi keterangan dalam rapat kerja di Komisi IX DPR RI, Kamis, yang disiarkan secara virtual menyebutkan bahwa penilaian kualitas pengendalian pandemi itu berdasar pada tingkatan laju penularan dan tingkat kapasitas respon layanan kesehatan di setiap daerah.
"Ada beberapa daerah yang masuk ke kategori D, ada yang masuk kategori E seperti Jakarta, tetapi ada juga yang masih di C artinya tidak terlalu 'bed occupation rate' dan pengendalian provinsinya masih baik," kata Dante.
Berdasarkan data yang dimilikinya, Dante menerangkan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta turut menunjukkan kapasitas respon yang paling buruk jika dibandingkan dengan daerah lain.
"Atas rekomendasi tersebut, masih banyak yang dalam kondisi terkendali kecuali DKI Jakarta ini kapasitasnya E, karena di DKI Jakarta 'bed occupation rate' (keterisian)-nya sudah mulai meningkat dan kasus 'tracing'-nya juga tidak terlalu baik," ujar dia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim tingkat penyebaran COVID-19 di Ibu Kota terbilang terendah secara nasional pada triwulan kedua tahun 2021. Klaim itu berdasarkan pada keterpakaian tempat tidur ruang isolasi COVID-19 yang berada di kisaran 24 hingga 28 persen akhir-akhir ini.
"Saat ini di Jakarta secara umum situasinya termasuk yang paling rendah," kata Anies seusai menggelar rapat koordinasi bersama jajaran Forkopimda di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (14/5).
Rapat itu membahas antisipasi potensi peningkatan penyebaran COVID-19 selama masa arus balik-mudik Lebaran tahun ini. Berdasarkan data milik Polda Metro Jaya lebih dari 1,2 juta warga telah meninggalkan Ibu Kota sejak sebelum periode larangan mudik sepekan terakhir.
Berdasarkan data Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, tingkat hunian pasien COVID-19 yang dirawat di Rumah Sakit Wisma Atlet berada di kisaran 20 persen. Artinya, ada tren penurunan kasus konfirmasi positif COVID-19 di Ibu Kota beberapa waktu terakhir.
"Di Wisma Atlet itu sekitar 20 persen, kemudian tingkat isolasi kita antara 24 hingga 28 persen keterpakaian tempat tidurnya," kata Anies.