Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) terus melakukan upaya penguatan pengendalian inflasi, dengan mengoptimalkan langkah-langkah antisipasi maupun intervensi melalui lintas sektor.
Salah satunya adalah melalui rapat pengendalian inflasi tahun 2024 di Palangka Raya, Rabu, dengan melibatkan seluruh perangkat daerah maupun instansi terkait di wilayah Kalteng.
"Berdasarkan data BPS, Kalimantan Tengah mengalami inflasi Y-on-Y 1,02 persen. Capaian inflasi Kalteng lebih rendah dari capaian nasional yang mengalami inflasi Y-on-Y 1,55 persen pada November 2024," kata Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, sebagaimana disampaikan Staf Ahli Yuas Elko.
Yuas memaparkan, hingga saat ini situasi stabilitas harga bahan pangan pokok di Kalimantan Tengah menjelang akhir 2024 masih relatif terkendali. Hal tersebut karena sinergi bersama pihak terkait telah berjalan cukup baik.
Meskipun harga-harga cukup terkendali, tetapi ada beberapa yang masih menjadi perhatian pemerintah, di antaranya produk-produk yang tergantung oleh musiman, dimana Kalteng masih mengandalkan pasokan dari luar daerah. Laju inflasi Kalimantan Tengah dari tahun ke tahun masih sangat dipengaruhi oleh kelompok bahan makanan strategis (volatile food).
"Hingga akhir November 2024, harga sebagian besar bahan makanan menunjukkan stabil, kecuali komoditas bawang merah, bawang putih, dan daging ayam ras yang menunjukkan kenaikan harga dan rawan terjadi tekanan inflasi," tuturnya di sela rapat koordinasi.
Baca juga: Gubernur terus pacu pengentasan kemiskinan di Kalimantan Tengah
Situasi terkait peningkatkan beberapa harga bahan pokok tersebut akan menjadi perhatian dan terus dijaga agar tidak naik,
supaya tetap stabil harganya hingga Natal dan Tahun Baru 2025, maupun ke depannya.
"Dengan situasi seperti ini keberadaan pangan harus tetap dijaga dan diharapkan dinas/instansi terkait termasuk Tim Satgas Ketahanan dan TPID provinsi dan kabupaten/kota tetap proaktif memantau pergerakan harga, maupun ketersediaan bahan pokok serta memberikan informasi terkini," pintanya.
Dia pun menekankan pertemuan pada kesempatan hari ini sangat strategis. Diharap semua dapat mengupayakan langkah-langkah antisipasi secara dini dan terkoordinasi melalui kebijakan yang tepat, sehingga tidak tejadi gejolak di masyarakat akibat meningkatnya permintaan dalam menghadapi hari-hari besar keagamaan nasional.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Dishanpang) Kalteng Akhmad Elpiansyah mengatakan, rapat koordinasi ini diikuti peserta dari perwakilan berbagai lembaga ataupun instansi terkait, seperti Satgas Ketahanan Pangan dan TPID Provinsi Kalimantan Tengah, Satgas Ketahanan Pangan dan TPID kabupaten/kota serta lainnya.
Dia menjabarkan, inflasi merupakan salah satu indikator penentu keberhasilan pembangunan ekonomi. Dengan tingkat inflasi yang tinggi mengakibatkan daya beli masyarakat menurun terhadap barang atau jasa yang dibutuhkan. Laju inflasi yang tinggi juga akan berdampak terhadap peningkatan kemiskinan.
"Semakin terkendalinya inflasi hingga akhir 2024, merupakan hasil sinergi pengendalian inflasi di Kalimantan Tengah yang semakin solid, seiring didukung berbagai program yang semakin intensif dan terarah antar jajaran pemerintah daerah dalam mengawal pengendalian inflasi di Kalimantan Tengah," jelasnya.
Pihaknya pun berharap kolaborasi dan sinergi antar dinas/instansi yang telah terjalin baik melalui TPID dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dapat dipertahankan bahkan lebih ditingkatkan untuk pelaksanaan 2025.
Baca juga: BPN-DPR RI kolaborasi sukseskan program strategis nasional di Kalteng
Baca juga: Kolaborasi berantas judi online hingga narkoba di Kalteng
Baca juga: Pemprov Kalteng bangun ketahanan masyarakat cegah ekstremisme