Jakarta (ANTARA) - Kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) tahap dua hari pertama di SMK Kristen Bethel Petamburan, Tanah Abang, Jakarta Pusat, hanya diikuti oleh sembilan orang siswa kelas X.
Kepala Sekolah SMK Bethel Ruspinus mengatakan total siswa yang diizinkan oleh orang tua untuk mengikuti PTM di sekolah hanya 27 siswa dari kelas X dan kelas XI, sedangkan kelas XII tengah mengikuti pendidikan sistem ganda (PSG) atau praktik kerja lapangan (PKL).
Baca juga: Bolehkah anak dengan penyakit komorbid ikut belajar tatap muka?
"Karena memang sisa murid kita hanya segitu. Kalau dikurangi yang PSG, murid kelas X cuma 14 orang. Yang datang hanya 9 orang, karena kebetulan orang tua murid tidak semua setuju," kata Ruspinus di Jakarta, Rabu.
Ruspinus menjelaskan bahwa hanya siswa yang diizinkan oleh orang tua dengan melakukan asesmen yang boleh mengikuti PTM.
Ada pun PTM pada hari pertama ini diikuti oleh 9 orang kelas X yang dibagi ke dalam dua kelas, sehingga setiap kelas diisi oleh 4-5 siswa.
Baca juga: 31 siswa di daerah ini putus sekolah akibat efek pandemi COVID-19
Kegiatan PTM dimulai dari pukul 08.00 - 12.00 WIB. Siswa pun tengah mengikuti remedial, sehingga guru juga ikut mengawasi berjalannya ujian.
Menurut Ruspinus jumlah siswa di sekolahnya yang memang sedikit menjadi salah satu pertimbangan bagi Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk meluluskan SMK Bethel mengikuti PTM.
Baca juga: Yang harus diperhatikan saat sekolah dibuka kembali
"Mungkin karena muridnya sedikit, kita diizinkan tatap muka. Karena dari segi jumlah murid masuk semua, ini kan ada 12 ruangan, masih memenuhi syarat jika hadir semua," kata Ruspinus.
Kegiatan PTM di SMK Bethel dilakukan selama tiga kali dalam seminggu, yakni Senin, Rabu dan Jumat dengan bergilir antara siswa kelas X dan XI.
Baca juga: KPAI: PJJ terlalu lama dinilai picu siswa berhenti sekolah
Baca juga: Orang tua tidak dipaksa izinkan anak ikuti PTM
Baca juga: Mendikbud sebut tiga dosa besar pendidikan pengaruhi perkembangan siswi
Kepala Sekolah SMK Bethel Ruspinus mengatakan total siswa yang diizinkan oleh orang tua untuk mengikuti PTM di sekolah hanya 27 siswa dari kelas X dan kelas XI, sedangkan kelas XII tengah mengikuti pendidikan sistem ganda (PSG) atau praktik kerja lapangan (PKL).
Baca juga: Bolehkah anak dengan penyakit komorbid ikut belajar tatap muka?
"Karena memang sisa murid kita hanya segitu. Kalau dikurangi yang PSG, murid kelas X cuma 14 orang. Yang datang hanya 9 orang, karena kebetulan orang tua murid tidak semua setuju," kata Ruspinus di Jakarta, Rabu.
Ruspinus menjelaskan bahwa hanya siswa yang diizinkan oleh orang tua dengan melakukan asesmen yang boleh mengikuti PTM.
Ada pun PTM pada hari pertama ini diikuti oleh 9 orang kelas X yang dibagi ke dalam dua kelas, sehingga setiap kelas diisi oleh 4-5 siswa.
Baca juga: 31 siswa di daerah ini putus sekolah akibat efek pandemi COVID-19
Kegiatan PTM dimulai dari pukul 08.00 - 12.00 WIB. Siswa pun tengah mengikuti remedial, sehingga guru juga ikut mengawasi berjalannya ujian.
Menurut Ruspinus jumlah siswa di sekolahnya yang memang sedikit menjadi salah satu pertimbangan bagi Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk meluluskan SMK Bethel mengikuti PTM.
Baca juga: Yang harus diperhatikan saat sekolah dibuka kembali
"Mungkin karena muridnya sedikit, kita diizinkan tatap muka. Karena dari segi jumlah murid masuk semua, ini kan ada 12 ruangan, masih memenuhi syarat jika hadir semua," kata Ruspinus.
Kegiatan PTM di SMK Bethel dilakukan selama tiga kali dalam seminggu, yakni Senin, Rabu dan Jumat dengan bergilir antara siswa kelas X dan XI.
Baca juga: KPAI: PJJ terlalu lama dinilai picu siswa berhenti sekolah
Baca juga: Orang tua tidak dipaksa izinkan anak ikuti PTM
Baca juga: Mendikbud sebut tiga dosa besar pendidikan pengaruhi perkembangan siswi