Indonesia butuh satelit untuk pemerataan akses internet

Rabu, 23 Juni 2021 14:22 WIB

Jakarta (ANTARA) - Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo) melihat penggunaan satelit sebagai salah satu solusi untuk pemerataan akses internet di Tanah Air.

"Karena letak geografis Indonesia, tidak bisa dihindari penggunaan satelit," kata Direktur Infrastruktur BAKTI Kominfo, Bambang Nugroho, saat acara virtual, Selasa (22/6).

Baca juga: Yang harus dilakukan jika data pribadi bocor di internet

Keadaan geografis Indonesia, yang merupakan negara kepulauan dan banyak perbukitan membuat tidak semua titik bisa dijangkau jaringan telekomunikasi berbasis kabel serat optik.

Jika mengandalkan kabel serat optik, konstruksi cukup sulit untuk sejumlah wilayah serta membutuhkan biaya yang sangat tinggi.

Pemerintah sedang mengupayakan satelit multifungsi SATRIA-1 berkapasitas 150GB per detik, yang menurut jadwal, bisa beroperasi pada akhir tahun 2023.

BAKTI mengutip riset IIGF Institute tahun 2019 tentang dampak ekonomi satelit multifungsi ini di empat sektor.

Dengan asumsi peningkatan jaringan internet di titik yang belum terkoneksi sebesar 3 persen per tahun, SATRIA-1 menjanjikan penghematan biaya internet sebesar Rp29 triliun selama 15 tahun.

Baca juga: Berikut tips menjaga anak di dunia internet

Sementara dari sektor e-government, diperkirakan akan ada penghematan sekitar Rp4 triliun dari penggunaan anggaran pemerintah.

Sektor e-education ditaksir juga akan efisien ketika menggunakan satelit ini, transformasi UN berbasis kertas menjadi UNBK, rata-rata penghematan diperkirakan di kisaran Rp3.000.000 per sekolah per tahun, dengan tingkat inflasi.

Dalam 15 tahun, penghematan di sektor e-education selama 15 tahun mencapai Rp59 miliar.

Efisiensi juga akan terjadi di penggunaan e-healthcare, memberikan penghematan sekitar Rp59,3 miliar selama 15 tahun.

Pembangunan satelit SATRIA-1 saat ini sudah masuk tahap konstruksi, yang masih akan terus berlangsung hingga 2023 mendatang.

Satelit SATRIA-1 akan menyediakan internet di 150.000 titik layanan publik, yang saat ini belum tersedia akses atau belum memiliki sambungan internet yang memadai.

150.000 titik tersebut terdiri dari sekolah dan pesantren (93.900 titik), pemerintah daerah (47.900), fasilitas kesehatan (3.700), Polsek (3.900) dan kementerian maupun lembaga lainnya (600).

Indonesia memiliki total 501.112 titik layanan publik, saat ini total yang terlayani internet dengan baik baru mencapai 351.112 titik.


Baca juga: Ini tips hemat kuota internet selama WFH

Baca juga: Mendikbud resmikan kebijakan bantuan kuota internet

Baca juga: Masker cerdas ini bisa terkoneksi dengan internet

Pewarta : Natisha Andarningtyas
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Anggota DPR RI minta SKB pembatasan internet-ponsel untuk anak diterbitkan

06 December 2024 15:51 Wib

Paslon ASRI komitmen sediakan internet gratis hingga Rp50 juta bagi pelaku usaha muda

21 November 2024 14:14 Wib

Legislator Kalteng: Blank spot rugikan masyarakat

14 November 2024 13:26 Wib

Reses DPRD Barsel, warga usulkan listrik dan internet

12 November 2024 8:33 Wib

DPRD Seruyan: Jaringan internet di Dapil III belum maksimal

12 October 2024 23:39 Wib
Terpopuler

APBN 2025 terbanyak di Pusat, Teras Narang sebut kepala daerah dituntut inovatif

Kabar Daerah - 14 December 2024 18:23 Wib

Disarpustaka Kapuas sambut siswa SD Islam Azza dalam kegiatan literasi

Kabar Daerah - 17 December 2024 10:52 Wib

Waket DPRD Bartim jadi dewan pakar Pemuda Katolik Pusat

Kabar Daerah - 16 jam lalu

DPUPR Perkim: Proyek peningkatan jalan lingkar timur berlanjut 2025

Kabar Daerah - 15 December 2024 6:52 Wib

DPRD Palangka Raya sepakat bahas raperda Penyelenggaraan Ketenagakerjaan

Kabar Daerah - 17 December 2024 11:56 Wib