Palangka Raya (ANTARA) - Anggota DPD RI Agustin Teras Narang mengajak seluruh pemuda di Indonesia, khususnya di Provinsi Kalimantan Tengah, agar mencermati sekaligus mempersiapkan diri dalam menghadapi 10 tantangan besar di dunia yang sedang terjadi saat ini.
Ajakan itu disampaikan Teras saat menjadi narasumber di Webinar bertema 'Strategi dan Tantangan Kondisi Masyarakat Adat Dalam Menghadapi Globalisasi', yang dilaksanakan GenBI Kalteng di Palangka Raya, Jumat.
"Sebanyak 10 tantangan besar dunia yang diprediksi persiapan menuju tahun 2045 ini, harus benar-benar diketahui dan dipahami para pemuda," ucapnya.
Menurut Teras, 10 tantangan besar dunia itu yakni,demografi global yang didominasi Asia, Urbanisasi dunia dengan penduduk di perkotaan mencapai 66 persen, peranan emerging economies semakin meningkat, perdagangan internasional tumbuh 3,4 persen per tahun dengan negara berkembang menjadi poros perdagangan serta investasi dunia.
Selanjutnya, dominasi mata uang dunia bergeser menjadi multi currencies, kelas menengah lebih dari 84 persen didominasi Asia dan Amerika Latin, persaingan memperebutkan Sumber Daya Alam, tren perubahan teknologi didominasi oleh teknologi informasi dan artificial intelligence, perubahan iklim meningkatkan suhu global sekitar 3 hingga 3,5 derajat Celsius
"Dan terakhir, terjadi perubahan geopolitik dengan peningkatan peran Cina serta kerentanan di Timur Tengah," beber dia.
Sekarang yang menjadi pertanyaan, lanjut dia, bagaimana masyarakat adat, terutama pemuda di Kalteng akan menghadapi 10 tantangan besar dunia itu. Sebab, tidak ada jalan lain, harus dihadapi dan sedari sekarang dibangun strategi dalam jangka pendek, menengah hingga jangka Panjang.
Baca juga: Teras Narang desak RUU Masyarakat Hukum Adat segera dituntaskan
Gubernur Kalimantan Tengah periode 2005-2015 itu mengatakan, provinsi ini memiliki kekuatan, yakni Huma Betang, yang bisa dijadikan salah satu strategi ataupun benteng dalam menghadapi tantangan besar dunia tersebut.
"Dalam semangat Huma Betang, kebersamaan harus dibangun, perpecahan dan perlawanan sesama anak bangsa harus dihindari," kata Teras.
Dia mengatakan pendidikan di Indonesia, termasuk di Kalteng, mesti mendorong lahirnya karakter Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan kompetitif. Namun, tetap tidak melupakan ciri kearifan lokal, agar menjadi SDM yang berkarakter Huma Betang (Humanis, Maju, Berani Jujur dan Tanggung jawab).
"Dengan karakter ini, kita perlu memainkan peran signifikan di tengah globalisasi. Jadi, kita tidak hanya mendapatkan efek negatif, melainkan justru mendapat keuntungan di tengah arus global yang membuat dunia terhubung tanpa sekat seperti sekarang ini," demikian Teras.
Baca juga: Teras : DPD RI sedang persiapkan lompatan terkait pelayanan publik
Baca juga: Bentengi kebudayaan, Teras usulkan pembentukan desa di Palangka Raya
Ajakan itu disampaikan Teras saat menjadi narasumber di Webinar bertema 'Strategi dan Tantangan Kondisi Masyarakat Adat Dalam Menghadapi Globalisasi', yang dilaksanakan GenBI Kalteng di Palangka Raya, Jumat.
"Sebanyak 10 tantangan besar dunia yang diprediksi persiapan menuju tahun 2045 ini, harus benar-benar diketahui dan dipahami para pemuda," ucapnya.
Menurut Teras, 10 tantangan besar dunia itu yakni,demografi global yang didominasi Asia, Urbanisasi dunia dengan penduduk di perkotaan mencapai 66 persen, peranan emerging economies semakin meningkat, perdagangan internasional tumbuh 3,4 persen per tahun dengan negara berkembang menjadi poros perdagangan serta investasi dunia.
Selanjutnya, dominasi mata uang dunia bergeser menjadi multi currencies, kelas menengah lebih dari 84 persen didominasi Asia dan Amerika Latin, persaingan memperebutkan Sumber Daya Alam, tren perubahan teknologi didominasi oleh teknologi informasi dan artificial intelligence, perubahan iklim meningkatkan suhu global sekitar 3 hingga 3,5 derajat Celsius
"Dan terakhir, terjadi perubahan geopolitik dengan peningkatan peran Cina serta kerentanan di Timur Tengah," beber dia.
Sekarang yang menjadi pertanyaan, lanjut dia, bagaimana masyarakat adat, terutama pemuda di Kalteng akan menghadapi 10 tantangan besar dunia itu. Sebab, tidak ada jalan lain, harus dihadapi dan sedari sekarang dibangun strategi dalam jangka pendek, menengah hingga jangka Panjang.
Baca juga: Teras Narang desak RUU Masyarakat Hukum Adat segera dituntaskan
Gubernur Kalimantan Tengah periode 2005-2015 itu mengatakan, provinsi ini memiliki kekuatan, yakni Huma Betang, yang bisa dijadikan salah satu strategi ataupun benteng dalam menghadapi tantangan besar dunia tersebut.
"Dalam semangat Huma Betang, kebersamaan harus dibangun, perpecahan dan perlawanan sesama anak bangsa harus dihindari," kata Teras.
Dia mengatakan pendidikan di Indonesia, termasuk di Kalteng, mesti mendorong lahirnya karakter Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul dan kompetitif. Namun, tetap tidak melupakan ciri kearifan lokal, agar menjadi SDM yang berkarakter Huma Betang (Humanis, Maju, Berani Jujur dan Tanggung jawab).
"Dengan karakter ini, kita perlu memainkan peran signifikan di tengah globalisasi. Jadi, kita tidak hanya mendapatkan efek negatif, melainkan justru mendapat keuntungan di tengah arus global yang membuat dunia terhubung tanpa sekat seperti sekarang ini," demikian Teras.
Baca juga: Teras : DPD RI sedang persiapkan lompatan terkait pelayanan publik
Baca juga: Bentengi kebudayaan, Teras usulkan pembentukan desa di Palangka Raya