Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir menginstruksikan PT Bio Farma (Persero) untuk meningkatkan produksi vaksin Covid-19 hingga dua kali lipat.
Dalam upaya memacu ketersediaan dosis vaksin siap pakai untuk mempercepat program vaksinasi nasional, Erick Thohir mendukung upaya Biofarma meningkatkan produksi vaksin perhari di tengah PPKM Darurat ini. Dengan produksi dosis vaksin COVID-19 yang rata-rata setiap bulannya mencapai 12 juta dosis dan saat ini mencapai lebih 20 juta dosis per bulan, Biofarma didorong untuk menaikkan produksi hingga dua kali lipat.
"Dari data terakhir, kita sudah menerima 105,5 juta bahan baku vaksin atau setara dengan 85 juta dosis vaksin jadi dan 14,2 juta vaksin yang langsung jadi. Dari jumlah tersebut, saya mengecek ke Biofarma, berapa yang sudah distribusikan ke seluruh Indonesia dan ditengah situasi pandemi yang meningkat ini, saya support agar produksinya ditingkatkan semaksimal mungkin agar penyebaran vaksin lebih cepat, terutama untuk provinsi yang berstatus zona merah," ujar Erick dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menteri BUMN ingin memastikan kelancaran proses akhir vaksin-vaksin COVID-19, baik berupa bahan baku (bulk) dan vaksin jadi, yang telah didatangkan dari sejumlah negara. Hingga 1 Juli lalu, Indonesia sudah 19 kali kedatangan vaksin, baik yang didatangkan langsung dari negara produsen atau melalui jalur multilateral COVAX Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI).
Jumlah kematian akibat COVID-19 terus meningkat setiap harinya dan mencapai angka kematian 1.040 pada 7 Juli. Sehingga percepatan vaksinasi adalah kunci menyelamatkan banyak nyawa.
Berdasar data yang terpampang pada dashboard distribusi Biofarma hari ini, dari target pengiriman 73.730.600 dosis, yang sudah terkirim mencapai 62.538.900 dosis ke seluruh Indonesia melalui 883 delivery order (DO). Saat ini masih terdapat 16,5 juta dosis alokasi yang masih dalam proses keluarnya lot release dari Badan POM. Khusus di tiga provinsi di Pulau Jawa yang belakangan terjadi peningkatan jumlah pasien positif COVID-19, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, jumlah vaksin yang dikirim sudah melebihi rencana alokasi.
"Oleh karenanya, demi membanjiri provinsi yang masih berstatus zona merah, saya meminta Biofarma agar terjadi percepatan pula dalam distribusi. Vaksinasi masih menjadi salah satu penangkal utama di tengah pandemi ini," kata Erick Thohir.
Dia juga menambahkan bahwa Kementerian BUMN dan perusahaan BUMN akan terus mengupayakan percepatan dan ketersediaan segala hal yang dibutuhkan masyarakat saat PPKM Darurat. Salah satunya menyediakan obat-obatan terapi penyembuhan COVID-19 di Apotek Kimia Farma.
Sejak PPKM Darurat diberlakukan pada 2 Juli lalu, Kementerian BUMN mengambil langkah antisipatif dengan mengecek operasional perusahaan-perusahaan BUMN yang dekat dengan kebutuhan rakyat. Mulai dari ketersediaan ivermectin sebagai obat terapi COVID-19, kelancaran pasokan listrik, persediaan oksigen bagi rumah sakit dan puskesmas, hingga proses akhir vaksin terus diinspeksi Menteri Erick Thohir agar di tengah keprihatinan ini pelayanan masyarakat tidak terhenti.
Dalam upaya memacu ketersediaan dosis vaksin siap pakai untuk mempercepat program vaksinasi nasional, Erick Thohir mendukung upaya Biofarma meningkatkan produksi vaksin perhari di tengah PPKM Darurat ini. Dengan produksi dosis vaksin COVID-19 yang rata-rata setiap bulannya mencapai 12 juta dosis dan saat ini mencapai lebih 20 juta dosis per bulan, Biofarma didorong untuk menaikkan produksi hingga dua kali lipat.
"Dari data terakhir, kita sudah menerima 105,5 juta bahan baku vaksin atau setara dengan 85 juta dosis vaksin jadi dan 14,2 juta vaksin yang langsung jadi. Dari jumlah tersebut, saya mengecek ke Biofarma, berapa yang sudah distribusikan ke seluruh Indonesia dan ditengah situasi pandemi yang meningkat ini, saya support agar produksinya ditingkatkan semaksimal mungkin agar penyebaran vaksin lebih cepat, terutama untuk provinsi yang berstatus zona merah," ujar Erick dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Sabtu.
Menteri BUMN ingin memastikan kelancaran proses akhir vaksin-vaksin COVID-19, baik berupa bahan baku (bulk) dan vaksin jadi, yang telah didatangkan dari sejumlah negara. Hingga 1 Juli lalu, Indonesia sudah 19 kali kedatangan vaksin, baik yang didatangkan langsung dari negara produsen atau melalui jalur multilateral COVAX Global Alliance for Vaccine and Immunization (GAVI).
Jumlah kematian akibat COVID-19 terus meningkat setiap harinya dan mencapai angka kematian 1.040 pada 7 Juli. Sehingga percepatan vaksinasi adalah kunci menyelamatkan banyak nyawa.
Berdasar data yang terpampang pada dashboard distribusi Biofarma hari ini, dari target pengiriman 73.730.600 dosis, yang sudah terkirim mencapai 62.538.900 dosis ke seluruh Indonesia melalui 883 delivery order (DO). Saat ini masih terdapat 16,5 juta dosis alokasi yang masih dalam proses keluarnya lot release dari Badan POM. Khusus di tiga provinsi di Pulau Jawa yang belakangan terjadi peningkatan jumlah pasien positif COVID-19, yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, jumlah vaksin yang dikirim sudah melebihi rencana alokasi.
"Oleh karenanya, demi membanjiri provinsi yang masih berstatus zona merah, saya meminta Biofarma agar terjadi percepatan pula dalam distribusi. Vaksinasi masih menjadi salah satu penangkal utama di tengah pandemi ini," kata Erick Thohir.
Dia juga menambahkan bahwa Kementerian BUMN dan perusahaan BUMN akan terus mengupayakan percepatan dan ketersediaan segala hal yang dibutuhkan masyarakat saat PPKM Darurat. Salah satunya menyediakan obat-obatan terapi penyembuhan COVID-19 di Apotek Kimia Farma.
Sejak PPKM Darurat diberlakukan pada 2 Juli lalu, Kementerian BUMN mengambil langkah antisipatif dengan mengecek operasional perusahaan-perusahaan BUMN yang dekat dengan kebutuhan rakyat. Mulai dari ketersediaan ivermectin sebagai obat terapi COVID-19, kelancaran pasokan listrik, persediaan oksigen bagi rumah sakit dan puskesmas, hingga proses akhir vaksin terus diinspeksi Menteri Erick Thohir agar di tengah keprihatinan ini pelayanan masyarakat tidak terhenti.