Kenali gejala stres pada anak

Senin, 26 Juli 2021 11:12 WIB

Jakarta (ANTARA) - Rasa khawatir dan cemas tidak hanya dirasakan oleh orangtua saat pandemi COVID-19, anak-anak pun bisa menunjukkan gejala stres yang sayangnya sering diabaikan.

Psikolog klinis anak dan keluarga dari Good Doctor, Samanta Elsener mengatakan bahwa anak tidak seperti orang dewasa yang dapat mengungkapkan perasaannya dengan mudah. Oleh karenanya, orangtua harus peka terhadap perubahan perilaku anak.

"Kita benar-benar harus bisa melihat dari perilakunya, apa yang berubah dari anak," ujar Samantan dalam webinar "Healthy Kids Healthy Family" pada Sabtu.

Gelaja umum yang menunjukkan anak mengalami gangguan kesehatan mental di antaranya adalah emosi naik-turun, tidak mau sekolah (jika sudah usia sekolah), demotivasi, pola tidur berubah dan tiba-tiba pilih-pilih makanan.

Baca juga: Ini perbedaan stres dan 'parental burnout'

Di sini, peran orangtua adalah memastikan bahwa kebutuhan anak bisa terpenuhi dan emosinya tersalurkan. Orangtua juga harus bisa berkomunikasi dengan anak dengan bahasa yang mudah dimengerti dan dipahami.

"Mau enggak mau ya orangtua harus jeli melihat kebutuhan anak, anak butuhnya apa sih, apakah kalau cranky aja kita udah bisa kita klasifikasikan sebagai anak yang lagi stres atau dia mengalami fase-fase sensory meltdown (tantrum) atau kelebihan informasi-informasi yang diproses di otak tengah," kata Samanta.

Samanta juga menyebutkan beberapa gejala lain yang lebih berat saat anak mengalami gangguan kesehatan mental seperti mulai ngompol padahal sudah lulus toilet training hingga melakukan sleep walking atau tidur berjalan.

"Itu indikasi ada kecemasan yang dirasakan oleh anak dan mengganggu dirinya. Lalu ada juga kondisi-kondisi yang mereka banting-banting barang, biasanya enggak pernah terus sekarang banting barang," ujar Samanta.

Jika beberapa gejala di atas dialami oleh anak, maka orangtua disarankan untuk melakukan konsultasi ke psikolog atau psikiater.

"Tantangan-tantangan ini tidak hanya dialami oleh para orangtua di situasi pandemi. Orangtua sebaiknya mencari informasi terus, jangan yang enggak akurat tapi yang valid. Kalau dirasa informasinya kurang tolong jadwalkan dengan ahlinya agar bisa mendapatkan penanganan yang sesuai," katanya.

Baca juga: Stres bisa picu kebiasaan buruk menggemeretakkan gigi

Baca juga: Faktor stres memicu penyakit GERD saat pandemi

Baca juga: Sederet manfaat daun mint, pereda stres hingga obati asma

Pewarta : Maria Cicilia
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Tips kelola stres lewat kualitas tidur lebih baik

30 April 2024 9:13 Wib

Benarkah stres bisa sebabkan sakit punggung?

19 April 2024 12:13 Wib

Seorang IRT diduga stres ingin lompat dari Jembatan Kahayan

25 March 2024 15:27 Wib

Berikut 7 cara membantu kelola stres dengan sederhana

20 March 2024 17:10 Wib

Penyebab stres saat mau berangkat kerja

24 February 2024 17:20 Wib
Terpopuler

Dokter Anak : Hindari pemberian paracetamol pada anak usai imunisasi

Lifestyle - 30 April 2024 17:43 Wib

Dortmund menang telak atas Augsburg

Olahraga - 05 May 2024 7:28 Wib

Diduga peras investor Rp10 M, Kejati Bali OTT Bendesa Adat Berawa

Kabar Daerah - 03 May 2024 15:22 Wib

Performa Sancho bawa Dortmund menang atas PSG di leg pertama

Olahraga - 02 May 2024 8:57 Wib

DPRD Kalteng minta hasil reses perseorangan ditindaklanjuti pemprov

Kabar Daerah - 8 jam lalu