Jakarta (ANTARA) - Tahun ajaran baru sudah dimulai, di tengah pandemi COVID-19 para siswa kembali melakukan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Saat PJJ orang tua dituntut untuk terlibat secara aktif dalam pendidikan anak karena belajar sepenuhnya dilakukan dari rumah.
Psikolog klinis anak dan keluarga Samanta Elsener mengatakan sangat penting untuk mengetahui pendekatan yang baik sehingga anak tetap merasa nyaman menjalani sekolah dari rumah.
"Penerapan sekolah online bagi tiap anak dampaknya akan berbeda-beda. Ada yang sangat menikmati, tetapi juga ada yang merasa bosan dan kurang bersemangat. Orang tua harus mengenali terlebih dahulu karakter anak sehingga dapat menentukan bentuk dukungan terbaik bagi anak," kata Samanta dalam keterangannya pada Selasa.
Baca juga: Separuh anak di Asia Pasifik gunakan ponsel untuk belajar online
Orang tua juga sebaiknya bisa melakukan validasi terhadap emosi anak sehingga ada proses empati yang terjadi.
"Hal ini akan memberikan sinyal kepada anak bahwa mereka dapat merasa aman nyaman bersama orang tua di rumah," katanya.
Dalam talk show yang digelar secara virtual oleh platform belajar online Pahamify beberapa waktu lalu, Samanta menjelaskan bahwa tuntutan terhadap anak untuk selalu mendapatkan nilai yang tinggi sebaiknya tidak terus menerus dilakukan karena akan menambah beban anak.
"Tantangan anak di masa mendatang bukan hanya masalah nilai di sekolah, tetapi juga bagaimana mereka bisa mengontrol diri dalam penggunaan gadget, memiliki keterampilan sosial, serta menjaga kesehatan mental," katanya.
Saat pandemi, anak-anak diharapkan bisa memiliki sifat yang fleksibel, yakni mampu beradaptasi dalam berbagai situasi.
Senada dengan Samanta, Chief Executive Officer (CEO) Pahamify Syarif Rousyan Fikri mengatakan bahwa PJJ merupakan hal yang baru bagi siswa, orang tua, guru, dan stakeholder pendidikan lainnya oleh karenanya banyak proses trial and erros demi menemukan metode terbaik dalam proses belajar dan mengajar.
"Pahamify berkomitmen untuk senantiasa mendampingi orang tua dalam mendukung anak mencapai prestasi melalui proses belajar yang optimal. Acara ini menjadi salah satu kontribusi kami untuk mewujudkan komitmen tersebut," kata Fikri.
Sejak Maret 2020, Pahamify telah menjalankan berbagai program untuk tetap memfasilitasi siswa, orang tua, serta guru. Program tersebut antara lain pemberian akses gratis program #BelajarJam6Pagi, webinar dan pelatihan untuk guru, hingga sharing session untuk orang tua.
Saat ini Pahamify kembali memberikan akses gratis materi belajar untuk siswa dan guru SMA setiap hari Senin hingga Jumat di jam sekolah pukul 07.00 - 13.00 WIB bertajuk "Sekolah Bareng Pahamify".
Baca juga: KPAI: PJJ terlalu lama dinilai picu siswa berhenti sekolah
Baca juga: Tips dampingi anak penyandang disabilitas jalani PJJ
Baca juga: Siswa tak miliki akses PJJ diminta untuk belajar di sekolah
Saat PJJ orang tua dituntut untuk terlibat secara aktif dalam pendidikan anak karena belajar sepenuhnya dilakukan dari rumah.
Psikolog klinis anak dan keluarga Samanta Elsener mengatakan sangat penting untuk mengetahui pendekatan yang baik sehingga anak tetap merasa nyaman menjalani sekolah dari rumah.
"Penerapan sekolah online bagi tiap anak dampaknya akan berbeda-beda. Ada yang sangat menikmati, tetapi juga ada yang merasa bosan dan kurang bersemangat. Orang tua harus mengenali terlebih dahulu karakter anak sehingga dapat menentukan bentuk dukungan terbaik bagi anak," kata Samanta dalam keterangannya pada Selasa.
Baca juga: Separuh anak di Asia Pasifik gunakan ponsel untuk belajar online
Orang tua juga sebaiknya bisa melakukan validasi terhadap emosi anak sehingga ada proses empati yang terjadi.
"Hal ini akan memberikan sinyal kepada anak bahwa mereka dapat merasa aman nyaman bersama orang tua di rumah," katanya.
Dalam talk show yang digelar secara virtual oleh platform belajar online Pahamify beberapa waktu lalu, Samanta menjelaskan bahwa tuntutan terhadap anak untuk selalu mendapatkan nilai yang tinggi sebaiknya tidak terus menerus dilakukan karena akan menambah beban anak.
"Tantangan anak di masa mendatang bukan hanya masalah nilai di sekolah, tetapi juga bagaimana mereka bisa mengontrol diri dalam penggunaan gadget, memiliki keterampilan sosial, serta menjaga kesehatan mental," katanya.
Saat pandemi, anak-anak diharapkan bisa memiliki sifat yang fleksibel, yakni mampu beradaptasi dalam berbagai situasi.
Senada dengan Samanta, Chief Executive Officer (CEO) Pahamify Syarif Rousyan Fikri mengatakan bahwa PJJ merupakan hal yang baru bagi siswa, orang tua, guru, dan stakeholder pendidikan lainnya oleh karenanya banyak proses trial and erros demi menemukan metode terbaik dalam proses belajar dan mengajar.
"Pahamify berkomitmen untuk senantiasa mendampingi orang tua dalam mendukung anak mencapai prestasi melalui proses belajar yang optimal. Acara ini menjadi salah satu kontribusi kami untuk mewujudkan komitmen tersebut," kata Fikri.
Sejak Maret 2020, Pahamify telah menjalankan berbagai program untuk tetap memfasilitasi siswa, orang tua, serta guru. Program tersebut antara lain pemberian akses gratis program #BelajarJam6Pagi, webinar dan pelatihan untuk guru, hingga sharing session untuk orang tua.
Saat ini Pahamify kembali memberikan akses gratis materi belajar untuk siswa dan guru SMA setiap hari Senin hingga Jumat di jam sekolah pukul 07.00 - 13.00 WIB bertajuk "Sekolah Bareng Pahamify".
Baca juga: KPAI: PJJ terlalu lama dinilai picu siswa berhenti sekolah
Baca juga: Tips dampingi anak penyandang disabilitas jalani PJJ
Baca juga: Siswa tak miliki akses PJJ diminta untuk belajar di sekolah