Sampit (ANTARA) - Aplikasi pendaftaran online vaksinasi COVID-19 yang diluncurkan Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah disambut antusias masyarakat karena dinilai sangat mempermudah dan lebih efektif.
"Setelah satu setengah jam dibuka saja sudah ada 1.403 orang yang mendaftar. Kita berharap aplikasi ini bisa menjembatani, mempermudah dan mengefisiensikan puskesmas agar tenaga kesehatan di puskesmas terbantu. Ini untuk menghindari kerumunan," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur Multazam di Sampit, Senin.
Multazam yang juga Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur menjelaskan, aplikasi sistem registrasi vaksin terpadu Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur itu resmi dibuka pada Senin mulai pukul 09.08 WIB.
Aplikasi ini untuk memudahkan masyarakat yang ingin mendaftar vaksinasi COVID-19 dengan memilih dan melihat langsung jadwal vaksinasi yang akan dilaksanakan di 21 puskesmas yang ada di kabupaten ini.
Pendaftaran dilakukan melalui laman https://ayovaksin.kotimkab.go.id dengan memasukkan nomor induk kependudukan dan mengisi data diri, kemudian memilih lokasi puskesmas yang akan dituju untuk vaksinasi nanti.
Nantinya pada H-2 pelaksanaan vaksinasi COVID-19, pihak puskesmas maupun Satuan Tugas Penanganan COVID-19 akan merilis nama-nama warga atau pendaftar yang masuk dalam giliran vaksinasi COVID-19 dengan jumlah peserta disesuaikan dengan ketersediaan dosis vaksin saat itu.
Aplikasi ini membantu tenaga kesehatan di 21 puskesmas yang ada agar tugas mereka lebih ringan, terutama dalam pengaturan antrean vaksinasi. Bahkan nantinya jadwal yang dirilis juga memuat waktu giliran peserta untuk divaksinasi sehingga diharapkan tidak terjadi penumpukan atau kerumunan warga di puskesmas.
Ditegaskan Multazam, potensi kerumunan warga menjadi perhatian serius Satuan Tugas Penanganan COVID-19. Jangan sampai kegiatan vaksinasi malah berpotensi menimbulkan klaster baru penularan COVID-19.
Pihaknya berharap masyarakat bisa memahami ini sehingga vaksinasi berjalan bisa tertib dan tepat sasaran. Tingginya antusiasme masyarakat saat ini karena kesadaran meningkat tentang pentingnya vaksinasi.
Baca juga: Legislator Kotim dorong percepatan vaksinasi COVID-19 di lingkungan perusahaan
"Aplikasi ini juga akan bisa memantau data vaksinasi. Selain itu untuk mengendalikan agar vaksinasi gotong royong jangan sampai menginstrusi vaksinasi yang seharusnya untuk masyarakat umum," demikian Multazam.
Sementara itu Budi, salah seorang warga mengapresiasi pendaftaran vaksinasi dilakukan secara online. Ini sangat memudahkan dan lebih memberi kepastian bagi warga.
"Jadi kita tidak perlu berdesakan berebut formulir pendaftaran vaksinasi. Kalau seperti ini semua jauh lebih dipermudah dan kerumunan bisa dicegah," kata Budi.
Apresiasi yang sama diungkapkan Rahma. Menurutnya sudah seharusnya pendaftaran dilakukan secara online karena jauh lebih mudah dan jauh lebih aman bagi semua.
"Kita apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah daerah yang sudah memikirkan ini. Bagi warga yang kurang paham cara mendaftar, misalnya para lansia atau yang tidak punya akses internet, diharapkan tetap dibantu oleh petugas puskesmas atau instansi lainnya supaya mereka juga bisa tetap ikut vaksinasi," demikian Rahma.
Baca juga: DPRD Kotim minta perusahaan bertanggung jawab atas kebocoran CPO
"Setelah satu setengah jam dibuka saja sudah ada 1.403 orang yang mendaftar. Kita berharap aplikasi ini bisa menjembatani, mempermudah dan mengefisiensikan puskesmas agar tenaga kesehatan di puskesmas terbantu. Ini untuk menghindari kerumunan," kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kotawaringin Timur Multazam di Sampit, Senin.
Multazam yang juga Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kotawaringin Timur menjelaskan, aplikasi sistem registrasi vaksin terpadu Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur itu resmi dibuka pada Senin mulai pukul 09.08 WIB.
Aplikasi ini untuk memudahkan masyarakat yang ingin mendaftar vaksinasi COVID-19 dengan memilih dan melihat langsung jadwal vaksinasi yang akan dilaksanakan di 21 puskesmas yang ada di kabupaten ini.
Pendaftaran dilakukan melalui laman https://ayovaksin.kotimkab.go.id dengan memasukkan nomor induk kependudukan dan mengisi data diri, kemudian memilih lokasi puskesmas yang akan dituju untuk vaksinasi nanti.
Nantinya pada H-2 pelaksanaan vaksinasi COVID-19, pihak puskesmas maupun Satuan Tugas Penanganan COVID-19 akan merilis nama-nama warga atau pendaftar yang masuk dalam giliran vaksinasi COVID-19 dengan jumlah peserta disesuaikan dengan ketersediaan dosis vaksin saat itu.
Aplikasi ini membantu tenaga kesehatan di 21 puskesmas yang ada agar tugas mereka lebih ringan, terutama dalam pengaturan antrean vaksinasi. Bahkan nantinya jadwal yang dirilis juga memuat waktu giliran peserta untuk divaksinasi sehingga diharapkan tidak terjadi penumpukan atau kerumunan warga di puskesmas.
Ditegaskan Multazam, potensi kerumunan warga menjadi perhatian serius Satuan Tugas Penanganan COVID-19. Jangan sampai kegiatan vaksinasi malah berpotensi menimbulkan klaster baru penularan COVID-19.
Pihaknya berharap masyarakat bisa memahami ini sehingga vaksinasi berjalan bisa tertib dan tepat sasaran. Tingginya antusiasme masyarakat saat ini karena kesadaran meningkat tentang pentingnya vaksinasi.
Baca juga: Legislator Kotim dorong percepatan vaksinasi COVID-19 di lingkungan perusahaan
"Aplikasi ini juga akan bisa memantau data vaksinasi. Selain itu untuk mengendalikan agar vaksinasi gotong royong jangan sampai menginstrusi vaksinasi yang seharusnya untuk masyarakat umum," demikian Multazam.
Sementara itu Budi, salah seorang warga mengapresiasi pendaftaran vaksinasi dilakukan secara online. Ini sangat memudahkan dan lebih memberi kepastian bagi warga.
"Jadi kita tidak perlu berdesakan berebut formulir pendaftaran vaksinasi. Kalau seperti ini semua jauh lebih dipermudah dan kerumunan bisa dicegah," kata Budi.
Apresiasi yang sama diungkapkan Rahma. Menurutnya sudah seharusnya pendaftaran dilakukan secara online karena jauh lebih mudah dan jauh lebih aman bagi semua.
"Kita apresiasi dan terima kasih kepada pemerintah daerah yang sudah memikirkan ini. Bagi warga yang kurang paham cara mendaftar, misalnya para lansia atau yang tidak punya akses internet, diharapkan tetap dibantu oleh petugas puskesmas atau instansi lainnya supaya mereka juga bisa tetap ikut vaksinasi," demikian Rahma.
Baca juga: DPRD Kotim minta perusahaan bertanggung jawab atas kebocoran CPO