Pulang Pisau (ANTARA) - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pulang Pisau dr Muliyanto Budihardjo yang juga Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Pulang Pisau mengungkapkan sejak angka kasus COVID-19 mengalami peningkatan, kebutuhan oksigen untuk penanganan pasien juga meningkat tajam namun masih ketersediaan masih mencukupi.
“Peningkatan kebutuhan oksigen untuk pasien COVID-19 mencapai 10 kali lipat dari kebutuhan biasa,” terang Muliyanto di Pulang Pisau, Senin.
Dikatakan Muliyanto, meski kebutuhan oksigen untuk pasien yang terpapar COVID-19 meningkat, namun ketersediaan oksigen masih mencukupi untuk penanganan. Bahkan, melalui pendekatan dengan pihak distributor, RSUD Pulang Pisau mendapat tambahan sebanyak 150 tabung dari sebelumnya 60 tabung yang diharapkan bisa untuk menangani pasien yang membutuhkan oksigen.
Ketersediaan pasokan oksigen, terang Muliyanto, masih bisa bertahan untuk menangani pasien yang masuk kategori darurat, meski RSUD setempat juga melakukan efisiensi agar kebutuhan oksigen bisa bertahan apabila sewaktu-waktu kembali terjadi lonjakan pasien COVID-19.
“Ada juga dari pihak rumah sakit lain yang ingin meminjam ketersediaan oksigen, tapi kami tetap komitmen bahwa ketersediaan oksigen yang ada diperuntukan bagi pasien yang ditangani di RSUD Pulang Pisau,” terang Muliyanto.
Baca juga: Pemkab Pulpis dukung gerakan nasional literasi digital
Masih kata dia, angka kasus COVID-19 di kabupaten setempat saat ini sudah melandai, jika dibanding kasus yang COVID-19 pada bulan Juli yang meningkat sangat tajam. Namun, meski jumlah kasus melandai, angka kematian masih cukup tinggi.
Muliyanto tidak menampik cepatnya penyebaran COVID-19 di kabupaten setempat adalah varian Delta yang tingkat penularannya jauh lebih cepat dibanding Sarscov.
Ia berharap kepada masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan pola makan dan tidur yang teratur, juga tetap menerapkan protokol kesehatan 5M.
Diaktifkannya Crisis Center di tingkat kecamatan, terang Muliyanto, dinilai cukup membantu dalam memilah dan memantau kasus penyebaran COVID-19. Penanganan awal bagi gejala ringan bisa langsung dilakukan oleh Puskesmas setempat.
Sementara, bagi masyarakat yang terpapar dengan gejala berat dan memiliki penyakit penyerta, Crisis Center di tingkat kecamatan bisa langsung berkoordinasi dengan Crisis Center tingkat kabupaten untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Baca juga: ASN peringkat pertama klaster penyebaran COVID-19 di Pulang Pisau
“Peningkatan kebutuhan oksigen untuk pasien COVID-19 mencapai 10 kali lipat dari kebutuhan biasa,” terang Muliyanto di Pulang Pisau, Senin.
Dikatakan Muliyanto, meski kebutuhan oksigen untuk pasien yang terpapar COVID-19 meningkat, namun ketersediaan oksigen masih mencukupi untuk penanganan. Bahkan, melalui pendekatan dengan pihak distributor, RSUD Pulang Pisau mendapat tambahan sebanyak 150 tabung dari sebelumnya 60 tabung yang diharapkan bisa untuk menangani pasien yang membutuhkan oksigen.
Ketersediaan pasokan oksigen, terang Muliyanto, masih bisa bertahan untuk menangani pasien yang masuk kategori darurat, meski RSUD setempat juga melakukan efisiensi agar kebutuhan oksigen bisa bertahan apabila sewaktu-waktu kembali terjadi lonjakan pasien COVID-19.
“Ada juga dari pihak rumah sakit lain yang ingin meminjam ketersediaan oksigen, tapi kami tetap komitmen bahwa ketersediaan oksigen yang ada diperuntukan bagi pasien yang ditangani di RSUD Pulang Pisau,” terang Muliyanto.
Baca juga: Pemkab Pulpis dukung gerakan nasional literasi digital
Masih kata dia, angka kasus COVID-19 di kabupaten setempat saat ini sudah melandai, jika dibanding kasus yang COVID-19 pada bulan Juli yang meningkat sangat tajam. Namun, meski jumlah kasus melandai, angka kematian masih cukup tinggi.
Muliyanto tidak menampik cepatnya penyebaran COVID-19 di kabupaten setempat adalah varian Delta yang tingkat penularannya jauh lebih cepat dibanding Sarscov.
Ia berharap kepada masyarakat tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan pola makan dan tidur yang teratur, juga tetap menerapkan protokol kesehatan 5M.
Diaktifkannya Crisis Center di tingkat kecamatan, terang Muliyanto, dinilai cukup membantu dalam memilah dan memantau kasus penyebaran COVID-19. Penanganan awal bagi gejala ringan bisa langsung dilakukan oleh Puskesmas setempat.
Sementara, bagi masyarakat yang terpapar dengan gejala berat dan memiliki penyakit penyerta, Crisis Center di tingkat kecamatan bisa langsung berkoordinasi dengan Crisis Center tingkat kabupaten untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Baca juga: ASN peringkat pertama klaster penyebaran COVID-19 di Pulang Pisau