Ini modifikasi makanan untuk pasien COVID-19 dengan gangguan penciuman

Kamis, 19 Agustus 2021 13:17 WIB

Jakarta (ANTARA) - Pasien COVID-19 dengan gangguan penciuman atau pengecapan memerlukan modifikasi pada makanan mereka agar semua kebutuhan nutrisinya tetap terpenuhi di tengah nafsu makan yang berkurang.

Dokter spesialis gizi klinik dari PPSI Ilmu Gizi Klinik Universitas Indonesia, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK. mengatakan, modifikasi ini melalui pilihan makanan yang lembut atau bahkan cair.

"Di panduan gizi klinis disebutkan akan mudah ketika seseorang terkena COVID-19, konsumsi makanan yang soft atau liquid," ujar dia dalam sebuah webinar kesehatan, Rabu.

Baca juga: Kasus harian COVID-19 menurun berkat pemberlakuan PPKM

Contoh makanan yang dimaksud misalnya oat ditambah susu low fat, peanut butter untuk menambah rasa dan pisang.

"Yang akhirnya bisa makan whole grain, protein, folat dan B6 dari pisang sehingga mikronutrien juga akan lebih lengkap," kata Juwalita.

Pilihan makanan lainnya yakni bubur kacang hijau tanpa santan. Makanan ini mengandung protein dan serat, folat, B6, magnesium. Selain itu, bisa juga bubur yang diperkaya dengan ubi berwarna oranye (mengandung betakaroten sebagai sumber antioksidan) dan sumber protein seperti telur atau ayam.

Lebih lanjut mengenai kebutuhan vitamin serta mikronutrisi lain dari sayuran dan buah, pasien bisa memilih dalam bentuk jus. Asalkan, mereka perlu memastikan bahan yang digunakan segar dan jus dibuat tanpa gula tambahan. Studi menunjukkan, konsumsi jus bisa membantu mencukupi kebutuhan nutrisi sekaligus menjaga kesehatan pembuluh darah.

Juwalita mengatakan, terganggunya indra penciuman dan pengecapan yang dialami 68-88 persen pasien COVID-19 bisa menurunkan nafsu makan mereka.

Kondisi ini ini dapat menurunkan asupan makanan sehingga berpotensi menyebabkan malnutrisi dan menghambat penyembuhan. Oleh karena itu, perlu modifikasi makanan agar mudah dikonsumsi namun tetap bernutrisi.

"Memang tantangannya makan, walau gejala mereka (pasien) ringan. Artinya mencukupi kebutuhan nutrisi, tidak asal makan saja," tutur Juwalita.

Baca juga: Lemak berlebih bisa sebabkan gejala COVID-19 makin parah

Baca juga: Pelupa hingga lemot bisa terjadi setelah sembuh dari COVID-19

Baca juga: Tips atasi nyeri sendi usai kena COVID-19

Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Yang harus dilakukan saat penciuman hilang akibat COVID-19

22 January 2021 17:11 Wib, 2021

Kehilangan indra perasa dan penciuman jadi gejala baru COVID-19

12 June 2020 17:05 Wib, 2020

Berusaha pulih dari corona, Gobert nyatakan sempat kehilangan indra penciuman

24 March 2020 13:29 Wib, 2020
Terpopuler

Alfian Mawardi ingin ikuti jejak orang tuanya membangun Kapuas

Kabar Daerah - 17 May 2024 20:18 Wib

Legislator Gumas dukung 10 program pokok PKK

Kabar Daerah - 16 May 2024 13:11 Wib

Pemkab Barito Utara dapat 3.424 formasi untuk rekrutmen CPNS dan PPPK

Kabar Daerah - 15 May 2024 16:41 Wib

Pj Bupati Katingan tekankan ASN harus terus tingkatkan kapasitas

Kabar Daerah - 17 May 2024 17:39 Wib

Masyarakat Sebangau Kuala harapkan program peningkatan ekonomi

Kabar Daerah - 16 May 2024 21:15 Wib