Kuala Kurun (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, berupaya menjaga pasokan bahan pokok, bahan bakar minyak (BBM), dan elpiji di wilayah setempat agar tetap tersedia walau dalam jumlah terbatas.
Sekda Gumas Yansiterson usai memimpin rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah di Kuala Kurun, Kamis, mengatakan bahwa banjir di jalan Trans Kalimantan tepatnya di Desa Bukit Rawi Kabupaten Pulang Pisau mengganggu jalur distribusi bahan pokok, BBM dan elpiji.
“Sangat bisa dipahami, dalam situasi banjir seperti ini pasti membuat pasokan terganggu. Yang ingin kami jaga dan tindaklanjuti adalah pasokan itu akan terus ada. Jadi walau terganggu tetapi pasokan tidak boleh putus,” ucap dia.
Dari hasil rapat, ada beberapa alternatif-alternatif solusi, seperti pendistribusian melalui jalur Buntok, Kabupaten Barito Selatan. Atau bisa juga melalui jalur Kuala Kurun – Desa Linau Kecamatan Rungan, namun untuk jalur ini tentu harus dikoordinasikan dengan pemerintah provinsi yang menangani jalan ini.
Yang tidak kalah penting adalah saat BBM dan elpiji masuk ke Kuala Kurun, maka proses selanjutnya harus benar-benar dijaga dan jangan sampai ada oknum yang memanfaatkan untuk kepentingan pribadi.
Baca juga: Disdikpora Gumas libatkan kepsek agar KGP tepat sasaran
Guna mengantisipasi oknum yang memanfaatkan keadaan untuk kepentingan pribadi, sambung dia, nantinya Pemkab Gumas melalui Satuan Polisi Pamong Praja akan mengawal penjualan BBM dan elpiji, termasuk pembatasan jumlah kuota layanan untuk para pelangsir.
“Saya tidak melarang para pelangsir, karena kita perlu mereka agar BBM sampai ke hulu-hulu. Tetapi mungkin dalam situasi seperti ini, dengan ketersediaan stok BBM yang terbatas, mungkin dibatasi dulu,” beber dia.
Selain itu, Pemkab Gumas juga akan menjalin koordinasi dan komunikasi dengan pihak kepolisian di Pulang Pisau, agar memprioritaskan pendistribusian bahan pokok serta membantu agar angkutan tersebut bisa melewati banjir.
Di sisi lain, dia ingin ada program-program antisipasi dari perangkat daerah, supaya Gumas tidak terlalu tergantung dengan pasokan dari luar daerah. Jika terlalu tergantung dengan pasokan dari luar, maka juga akan tidak baik bagi Gumas.
Masyarakat hendaknya bisa memanfaatkan lahan yang masih tidur untuk bercocok tanam sayur mayur, beternak ikan, dan lainnya, supaya tidak terlalu tergantung dengan pasokan dari luar daerah.
Lebih lanjut, dia ingin seluruh pihak tetap waspada terhadap bencana banjir, sebab diperkirakan hujan masih akan terjadi dan dikhawatirkan membuat jalan Trans Kalimantan di Bukit Rawi kembali terendam banjir.
“Jadi tetap harus diambil, ditempuh, diusulkan, dan dikoordinasikan berbagai alternatif solusi, jika keadaan ini semakin parah dan semakin lama terjadi,” demikian Yansiterson.
Baca juga: Pelaksanaan SKD CPNS Pemkab Gumas dilakukan di dua tempat
Baca juga: Bupati Gunung Mas nilai TMDD sangat membantu masyarakat
Baca juga: Berikut syarat pelaksanaan PTM terbatas di Kabupaten Gumas
Sekda Gumas Yansiterson usai memimpin rapat Tim Pengendali Inflasi Daerah di Kuala Kurun, Kamis, mengatakan bahwa banjir di jalan Trans Kalimantan tepatnya di Desa Bukit Rawi Kabupaten Pulang Pisau mengganggu jalur distribusi bahan pokok, BBM dan elpiji.
“Sangat bisa dipahami, dalam situasi banjir seperti ini pasti membuat pasokan terganggu. Yang ingin kami jaga dan tindaklanjuti adalah pasokan itu akan terus ada. Jadi walau terganggu tetapi pasokan tidak boleh putus,” ucap dia.
Dari hasil rapat, ada beberapa alternatif-alternatif solusi, seperti pendistribusian melalui jalur Buntok, Kabupaten Barito Selatan. Atau bisa juga melalui jalur Kuala Kurun – Desa Linau Kecamatan Rungan, namun untuk jalur ini tentu harus dikoordinasikan dengan pemerintah provinsi yang menangani jalan ini.
Yang tidak kalah penting adalah saat BBM dan elpiji masuk ke Kuala Kurun, maka proses selanjutnya harus benar-benar dijaga dan jangan sampai ada oknum yang memanfaatkan untuk kepentingan pribadi.
Baca juga: Disdikpora Gumas libatkan kepsek agar KGP tepat sasaran
Guna mengantisipasi oknum yang memanfaatkan keadaan untuk kepentingan pribadi, sambung dia, nantinya Pemkab Gumas melalui Satuan Polisi Pamong Praja akan mengawal penjualan BBM dan elpiji, termasuk pembatasan jumlah kuota layanan untuk para pelangsir.
“Saya tidak melarang para pelangsir, karena kita perlu mereka agar BBM sampai ke hulu-hulu. Tetapi mungkin dalam situasi seperti ini, dengan ketersediaan stok BBM yang terbatas, mungkin dibatasi dulu,” beber dia.
Selain itu, Pemkab Gumas juga akan menjalin koordinasi dan komunikasi dengan pihak kepolisian di Pulang Pisau, agar memprioritaskan pendistribusian bahan pokok serta membantu agar angkutan tersebut bisa melewati banjir.
Di sisi lain, dia ingin ada program-program antisipasi dari perangkat daerah, supaya Gumas tidak terlalu tergantung dengan pasokan dari luar daerah. Jika terlalu tergantung dengan pasokan dari luar, maka juga akan tidak baik bagi Gumas.
Masyarakat hendaknya bisa memanfaatkan lahan yang masih tidur untuk bercocok tanam sayur mayur, beternak ikan, dan lainnya, supaya tidak terlalu tergantung dengan pasokan dari luar daerah.
Lebih lanjut, dia ingin seluruh pihak tetap waspada terhadap bencana banjir, sebab diperkirakan hujan masih akan terjadi dan dikhawatirkan membuat jalan Trans Kalimantan di Bukit Rawi kembali terendam banjir.
“Jadi tetap harus diambil, ditempuh, diusulkan, dan dikoordinasikan berbagai alternatif solusi, jika keadaan ini semakin parah dan semakin lama terjadi,” demikian Yansiterson.
Baca juga: Pelaksanaan SKD CPNS Pemkab Gumas dilakukan di dua tempat
Baca juga: Bupati Gunung Mas nilai TMDD sangat membantu masyarakat
Baca juga: Berikut syarat pelaksanaan PTM terbatas di Kabupaten Gumas