Sampit (ANTARA) - Kepolisian Resor Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah, melalui Polsek Telawang mengungkap kasus temuan bayi yang ternyata terduga pelakunya adalah cucu pemilik rumah sendiri.
"Motifnya karena ada kekhawatiran dan takut tidak bisa membiayai, makanya diletakkan di depan rumah. Harapannya pihak keluarganya juga yang menemukan dan kemudian merawat bayi itu," kata Wakapolres Kompol Abdul Aziz Septiadi di Sampit, Jumat.
Temuan bayi ini dilaporkan kepala Desa Penyang pada Senin (20/6) lalu. Saat itu seorang perempuan berinisial Sph (73) sekitar pukul 03.00 WIB menemukan bayi laki-laki di pelataran rumahnya.
Bayi tersebut diperkirakan baru dilahirkan karena masih ada bercak darah dan tali pusar. Setelah ditangani petugas kesehatan, bayi tersebut kemudian dibawa ke RSUD dr Murjani Sampit dan masih dirawat hingga saat ini.
Hasil penyelidikan polisi, kecurigaan mengarah pada S (24) yang tak lain adalah cucu Sph sendiri. Setelah diinterogasi polisi, dia akhirnya mengakui bahwa bayi tersebut adalah bayi yang baru dilahirkannya.
Saat itu keluarganya pun dibuat kaget karena selama ini tidak mengetahui S tengah mengandung. S berhasil merahasiakan kehamilannya lantaran perawakannya yang memang tidak terlalu besar meski sedang mengandung.
Keluarga ini memiliki dua rumah yang dihuni bersama. Subuh saat kejadian S melahirkan seorang diri di rumah bagian belakang, sedangkan orangtua, serta kakek neneknya tidak di rumah depan.
Usai melahirkan, S yang panik langsung meletakkan bayinya di pelataran rumah depan. Dia kemudian kembali ke rumah di belakang dan membersihkan diri.
Baca juga: DPRD Kotim dorong pemkab jemput bola vaksinasi COVID-19 ke pelosok
Tidak lama kemudian, neneknya yang mendengar suara tangisan bayi langsung ke luar rumah dan menemukan bayi tersebut. Sang nenek tidak mengetahui kalau bayi itu rupanya cicitnya sendiri. Temuan itu kemudian dilaporkan kepada kepala desa yang kemudian melaporkannya ke polisi.
Ternyata ini adalah anak ketiga S yang menikah siri dengan seorang warga Sampit yang diketahui berprofesi sebagai sopir. Ironisnya, suami S tersebut kini tidak bisa dihubungi lagi sehingga membuat S khawatir tidak bisa membiayai sendiri anaknya tersebut.
Munculah pemikiran untuk meletakkan bayi itu di depan rumahnya sendiri. Tujuannya agar ditemukan oleh keluarga besarnya sehingga dirawat bersama.
Saat ini S masih menjalani pemeriksaan intensif di Polres Kotawaringin Timur. Sejauh ini penyidik belum menyimpulkan perbuatan S adalah membuang atau menelantarkan anak, tetapi hanya ingin dirawat oleh keluarganya sendiri.
"Ini kan sengaja diletakkan di depan rumahnya sendiri, bukan dibuang. Niat membuang bayi belum muncul. Sejauh ini tidak ada niat kesengajaan, tapi ini masih kami dalami. Kalau ada ditemukan unsur pidana maka bisa ditetapkan tersangka tapi sampai saat ini belum ditemukan unsur itu," demikian Aziz.
Baca juga: Sudah ada peserta seleksi CASN Pemkab Kotim positif COVID-19 melapor
"Motifnya karena ada kekhawatiran dan takut tidak bisa membiayai, makanya diletakkan di depan rumah. Harapannya pihak keluarganya juga yang menemukan dan kemudian merawat bayi itu," kata Wakapolres Kompol Abdul Aziz Septiadi di Sampit, Jumat.
Temuan bayi ini dilaporkan kepala Desa Penyang pada Senin (20/6) lalu. Saat itu seorang perempuan berinisial Sph (73) sekitar pukul 03.00 WIB menemukan bayi laki-laki di pelataran rumahnya.
Bayi tersebut diperkirakan baru dilahirkan karena masih ada bercak darah dan tali pusar. Setelah ditangani petugas kesehatan, bayi tersebut kemudian dibawa ke RSUD dr Murjani Sampit dan masih dirawat hingga saat ini.
Hasil penyelidikan polisi, kecurigaan mengarah pada S (24) yang tak lain adalah cucu Sph sendiri. Setelah diinterogasi polisi, dia akhirnya mengakui bahwa bayi tersebut adalah bayi yang baru dilahirkannya.
Saat itu keluarganya pun dibuat kaget karena selama ini tidak mengetahui S tengah mengandung. S berhasil merahasiakan kehamilannya lantaran perawakannya yang memang tidak terlalu besar meski sedang mengandung.
Keluarga ini memiliki dua rumah yang dihuni bersama. Subuh saat kejadian S melahirkan seorang diri di rumah bagian belakang, sedangkan orangtua, serta kakek neneknya tidak di rumah depan.
Usai melahirkan, S yang panik langsung meletakkan bayinya di pelataran rumah depan. Dia kemudian kembali ke rumah di belakang dan membersihkan diri.
Baca juga: DPRD Kotim dorong pemkab jemput bola vaksinasi COVID-19 ke pelosok
Tidak lama kemudian, neneknya yang mendengar suara tangisan bayi langsung ke luar rumah dan menemukan bayi tersebut. Sang nenek tidak mengetahui kalau bayi itu rupanya cicitnya sendiri. Temuan itu kemudian dilaporkan kepada kepala desa yang kemudian melaporkannya ke polisi.
Ternyata ini adalah anak ketiga S yang menikah siri dengan seorang warga Sampit yang diketahui berprofesi sebagai sopir. Ironisnya, suami S tersebut kini tidak bisa dihubungi lagi sehingga membuat S khawatir tidak bisa membiayai sendiri anaknya tersebut.
Munculah pemikiran untuk meletakkan bayi itu di depan rumahnya sendiri. Tujuannya agar ditemukan oleh keluarga besarnya sehingga dirawat bersama.
Saat ini S masih menjalani pemeriksaan intensif di Polres Kotawaringin Timur. Sejauh ini penyidik belum menyimpulkan perbuatan S adalah membuang atau menelantarkan anak, tetapi hanya ingin dirawat oleh keluarganya sendiri.
"Ini kan sengaja diletakkan di depan rumahnya sendiri, bukan dibuang. Niat membuang bayi belum muncul. Sejauh ini tidak ada niat kesengajaan, tapi ini masih kami dalami. Kalau ada ditemukan unsur pidana maka bisa ditetapkan tersangka tapi sampai saat ini belum ditemukan unsur itu," demikian Aziz.
Baca juga: Sudah ada peserta seleksi CASN Pemkab Kotim positif COVID-19 melapor