Buntok (ANTARA) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Barito Selatan, Kalimantan Tengah Alip Suraya mengatakan, pihaknya sedang melakukan persiapan dalam menghadapi potensi musibah banjir.
"Hal itu mengingat berdasarkan prediksi, titik puncaknya hujan pada November 2021 hingga Februari 2022 mendatang, sehingga dimungkinkan akan terjadi banjir besar," katanya di Buntok, Rabu.
Menurut dia, pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan apabila terjadi banjir, sebab sudah ada tanda-tanda dengan naiknya debit air Sungai Ayuh.
"Meskipun demikian, kami masih belum melakukan penetapan status siaga bencana banjir, sebab debit air masih berada di batas normal," ucap dia.
Karena lanjut Alip Suraya, untuk penetapan status siaga banjir itu minimal debit air sungai mengalami kenaikan mencapai 13,90 meter.
"Apabila debit air sungai mengalami kenaikan mencapai 13,90 meter, maka Pemerintah Kabupaten Barito Selatan akan menetapkan status siaga bencana banjir," jelasnya.
Apabila sudah ditetapkan status siaga banjir, pihaknya akan melakukan apel siaga sesuai instruksi dari pusat, termasuk mengevakuasi dan mendirikan posko serta tenda-tenda darurat, hingga dapur umum kalau memang diperlukan.
Pada kesempatan itu, Alip Suraya juga mengimbau masyarakat terutama yang berada di bantaran Sungai Barito dan Ayuh meningkatkan kewaspadaan serta mempersiapkan peralatan sebelum terjadinya banjir.
"Masyarakat diimbau mempersiapkan papan untuk membuat rak untuk mengamankan peralatan rumah tangga. Tapi biasanya masyarakat yang berada di bantaran sungai sudah terkondisi dengan sendiri mempersiapkan semuanya dalam menghadapi banjir," tambah dia.
Ia juga mengharapkan kepada masyarakat supaya menginformasikan kepada BPBD Barito Selatan apabila pada suatu desa terjadi banjir. Hal itu dilakukan supaya pihaknya bisa menangani secepat mungkin apabila pada suatu desa terjadi banjir.
"Hal itu mengingat berdasarkan prediksi, titik puncaknya hujan pada November 2021 hingga Februari 2022 mendatang, sehingga dimungkinkan akan terjadi banjir besar," katanya di Buntok, Rabu.
Menurut dia, pihaknya sudah melakukan berbagai persiapan apabila terjadi banjir, sebab sudah ada tanda-tanda dengan naiknya debit air Sungai Ayuh.
"Meskipun demikian, kami masih belum melakukan penetapan status siaga bencana banjir, sebab debit air masih berada di batas normal," ucap dia.
Karena lanjut Alip Suraya, untuk penetapan status siaga banjir itu minimal debit air sungai mengalami kenaikan mencapai 13,90 meter.
"Apabila debit air sungai mengalami kenaikan mencapai 13,90 meter, maka Pemerintah Kabupaten Barito Selatan akan menetapkan status siaga bencana banjir," jelasnya.
Apabila sudah ditetapkan status siaga banjir, pihaknya akan melakukan apel siaga sesuai instruksi dari pusat, termasuk mengevakuasi dan mendirikan posko serta tenda-tenda darurat, hingga dapur umum kalau memang diperlukan.
Pada kesempatan itu, Alip Suraya juga mengimbau masyarakat terutama yang berada di bantaran Sungai Barito dan Ayuh meningkatkan kewaspadaan serta mempersiapkan peralatan sebelum terjadinya banjir.
"Masyarakat diimbau mempersiapkan papan untuk membuat rak untuk mengamankan peralatan rumah tangga. Tapi biasanya masyarakat yang berada di bantaran sungai sudah terkondisi dengan sendiri mempersiapkan semuanya dalam menghadapi banjir," tambah dia.
Ia juga mengharapkan kepada masyarakat supaya menginformasikan kepada BPBD Barito Selatan apabila pada suatu desa terjadi banjir. Hal itu dilakukan supaya pihaknya bisa menangani secepat mungkin apabila pada suatu desa terjadi banjir.