Jakarta (ANTARA) - Berolahraga mengenakan jaket agar tubuh lebih berkeringat tidak dianjurkan karena hanya mengurangi kadar air di dalam tubuh dan dapat mengakibatkan dehidrasi, demikian dokter spesialis penyakit dalam dr. Umar Nur Rachman, Sp.PD.
"Nah ini kadang-kadang masyarakat masih belum paham ya. Mereka beranggapan kalau aku berkeringat, maka aku sudah olahraga. Terus dia olahraganya pakai jaket. Meskipun dia ditimbang turun berat badannya, itu air (di dalam tubuh) yang keluar," ujar Umar saat diskusi daring, Selasa.
Selain itu, Umar juga menjelaskan bahwa sebagian pasien diabetes beranggapan bahwa berjalan kaki tanpa mengenakan alas kaki itu baik. Faktanya, Umar mengatakan bahwa hal itu justru harus dihindari oleh penderita diabetes.
"Pasien diabetes ini banyak ya, dia mengira jalan-jalan nggak pakai sandal itu baik. Kemudian dia jalan di krikil itu ya nggak pakai sandal. Memang rasanya nyaman karena pasien diabet itu kan kakinya kayak kebas gitu ya. Kalau dia jalan di krikil itu rasanya enak," kata Umar.
Baca juga: Olahraga dua jam sebelum tidur bisa membuat lebih nyenyak
"Tapi otomatis pertama dia risiko luka. Pasien diabet kan harus pakai alas kaki kemana-mana. Kedua, dia juga tidak bisa berolahraga dengan baik. Karena minimal itu olahraga jalan cepat untuk pasien diabet. Nah jalan cepat ya harus pakai sepatu," sambungnya.
Oleh sebab itu, Umar memaparkan bahwa banyaknya keringat yang dikeluarkan saat berolahraga bukanlah poin utama. Sebab hal yang harus diperhatikan saat berolahraga adalah durasi dan intensitasnya.
"Olahraga teratur ini sifatnya harus continue ya. Kalau disarankan sih 3 sampai 5 kali seminggu ya. Durasinya berkisar antara 30 menit dengan pemanasan dan pendinginan," tutur Umar.
"Ini harus kita pahami ya bahwa yang menjadi target (olahraga) itu adalah denyut nadi maksimal. Denyut nadi maksimal itu kalau intensitas olahraga kita sekitar 70 persen dari denyut nadi maksimal," lanjutnya.
Baca juga: Ukur denyut jantung bantu cegah kondisi fatal saat olahraga
Baca juga: Rajin olahraga jamin bebas sakit jantung?
Baca juga: Berikut pilihan olahraga mudah untuk di rumah
"Nah ini kadang-kadang masyarakat masih belum paham ya. Mereka beranggapan kalau aku berkeringat, maka aku sudah olahraga. Terus dia olahraganya pakai jaket. Meskipun dia ditimbang turun berat badannya, itu air (di dalam tubuh) yang keluar," ujar Umar saat diskusi daring, Selasa.
Selain itu, Umar juga menjelaskan bahwa sebagian pasien diabetes beranggapan bahwa berjalan kaki tanpa mengenakan alas kaki itu baik. Faktanya, Umar mengatakan bahwa hal itu justru harus dihindari oleh penderita diabetes.
"Pasien diabetes ini banyak ya, dia mengira jalan-jalan nggak pakai sandal itu baik. Kemudian dia jalan di krikil itu ya nggak pakai sandal. Memang rasanya nyaman karena pasien diabet itu kan kakinya kayak kebas gitu ya. Kalau dia jalan di krikil itu rasanya enak," kata Umar.
Baca juga: Olahraga dua jam sebelum tidur bisa membuat lebih nyenyak
"Tapi otomatis pertama dia risiko luka. Pasien diabet kan harus pakai alas kaki kemana-mana. Kedua, dia juga tidak bisa berolahraga dengan baik. Karena minimal itu olahraga jalan cepat untuk pasien diabet. Nah jalan cepat ya harus pakai sepatu," sambungnya.
Oleh sebab itu, Umar memaparkan bahwa banyaknya keringat yang dikeluarkan saat berolahraga bukanlah poin utama. Sebab hal yang harus diperhatikan saat berolahraga adalah durasi dan intensitasnya.
"Olahraga teratur ini sifatnya harus continue ya. Kalau disarankan sih 3 sampai 5 kali seminggu ya. Durasinya berkisar antara 30 menit dengan pemanasan dan pendinginan," tutur Umar.
"Ini harus kita pahami ya bahwa yang menjadi target (olahraga) itu adalah denyut nadi maksimal. Denyut nadi maksimal itu kalau intensitas olahraga kita sekitar 70 persen dari denyut nadi maksimal," lanjutnya.
Baca juga: Ukur denyut jantung bantu cegah kondisi fatal saat olahraga
Baca juga: Rajin olahraga jamin bebas sakit jantung?
Baca juga: Berikut pilihan olahraga mudah untuk di rumah