Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah Renson mengatakan 90 hektare lahan pertanian produktif di kota setempat terdampak banjir.
"Lahan itu terdiri dari 40 hektare lahan pertanian di wilayah Kecamatan Sabangau dan 50 hektare lainnya merupakan lahan pertanian di wilayah Kecamatan Pahandut," kata Renson di Palangka Raya, Selasa.
Dia menambahkan, banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kota Palangka Raya saat ini juga berdampak terhadap 19 kelompok tani dengan jumlah petani sebanyak 285 petani.
"Mereka berada di pusat pertanian di Kota Palangka Raya yakni di wilayah Kelurahan Kalampangan dan Kelurahan Tanjung Pinang," kata Renson.
Dia menambahkan selain berdampak pada 90 hektare lahan produktif, banjir yang melanda sejumlah wilayah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah juga berdampak pada 120 hektare lahan kosong atau lahan pertanian yang belum digarap.
Baca juga: Gubernur Kalteng cek kondisi masyarakat terdampak banjir
Untuk itu Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan "Kota Cantik" pun terus berupaya agar para petani dan kelompok tani terdampak banjir bisa bangkit kembali.
"Penangan pasca banjir, kita akan melihat apa saja yang dibutuhkan para petani. Apakah itu perlu optimalisasi lahan, pemberian bibit apa yang cocok terhadap perubahan musim, dan sebagainya sesuai kondisi. Kita juga berupaya meminta bantuan kepada pemprov, pemerintah pusat juga ke instansi vertikal lainnya," katanya.
Di sisi lain, lanjutnya, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan secara periodik selalu berkoordinasi dengan BMKG untuk mengetahui prakiraan musim baik di wilayah Kota Palangka Raya maupun wilayah Kalimantan Tengah umumnya.
"Apalagi kita ketahui banjir ini akibat luapan air sungai besar yang melintasi Kota Palangka Raya. Jadi hujan di wilayah hulu juga menjadi penyebab banjir ini. Kondisi ini harus diwaspadai petani karena perkembangan cuaca di Kalteng termasuk cuaca ekstrim karena ada La Nina," demikian Renson.
Baca juga: Kanwil Kemenkumham Kalteng paparkan inovasi saat evaluasi penilaian TPN
"Lahan itu terdiri dari 40 hektare lahan pertanian di wilayah Kecamatan Sabangau dan 50 hektare lainnya merupakan lahan pertanian di wilayah Kecamatan Pahandut," kata Renson di Palangka Raya, Selasa.
Dia menambahkan, banjir yang melanda sejumlah wilayah di Kota Palangka Raya saat ini juga berdampak terhadap 19 kelompok tani dengan jumlah petani sebanyak 285 petani.
"Mereka berada di pusat pertanian di Kota Palangka Raya yakni di wilayah Kelurahan Kalampangan dan Kelurahan Tanjung Pinang," kata Renson.
Dia menambahkan selain berdampak pada 90 hektare lahan produktif, banjir yang melanda sejumlah wilayah Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah juga berdampak pada 120 hektare lahan kosong atau lahan pertanian yang belum digarap.
Baca juga: Gubernur Kalteng cek kondisi masyarakat terdampak banjir
Untuk itu Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan "Kota Cantik" pun terus berupaya agar para petani dan kelompok tani terdampak banjir bisa bangkit kembali.
"Penangan pasca banjir, kita akan melihat apa saja yang dibutuhkan para petani. Apakah itu perlu optimalisasi lahan, pemberian bibit apa yang cocok terhadap perubahan musim, dan sebagainya sesuai kondisi. Kita juga berupaya meminta bantuan kepada pemprov, pemerintah pusat juga ke instansi vertikal lainnya," katanya.
Di sisi lain, lanjutnya, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan secara periodik selalu berkoordinasi dengan BMKG untuk mengetahui prakiraan musim baik di wilayah Kota Palangka Raya maupun wilayah Kalimantan Tengah umumnya.
"Apalagi kita ketahui banjir ini akibat luapan air sungai besar yang melintasi Kota Palangka Raya. Jadi hujan di wilayah hulu juga menjadi penyebab banjir ini. Kondisi ini harus diwaspadai petani karena perkembangan cuaca di Kalteng termasuk cuaca ekstrim karena ada La Nina," demikian Renson.
Baca juga: Kanwil Kemenkumham Kalteng paparkan inovasi saat evaluasi penilaian TPN
Baca juga: Empat galian C di Kotim diduga tak dilengkapi dokumen RKAB
Baca juga: Pemprov Kalteng apresiasi penyelenggaraan Paritrana Award