Sampit (ANTARA) - Bocornya atap bangunan utama RSUD dr Murjani Sampit menjadi sorotan DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur karena dikhawatirkan mengganggu pelayanan, padahal bangunan tersebut terbilang baru.
"Insya Allah ini salah satu materi kita dalam pembahasan RAPBD 2022 untuk mempertanyakan kok baru dibangun kondisinya sudah seperti itu (bocor). Harapannya dengan kita mengetahui, paling tidak hal-hal yang demikian bisa tidak terjadi lagi di kemudian hari," kata anggota Komisi III DPRD Kotawaringin Timur, Dadang Siswanto di Sampit, Selasa.
Gedung baru berlantai lima yang kini menjadi bangunan utama RSUD dr Murjani diresmikan pada 7 Januari 2021, bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-68 Kabupaten Kotawaringin Timur.
Peresmian dilakukan oleh Bupati Supian Hadi dan Wakil Bupati Muhammad Taufiq Mukri. Peresmian itu dilaksanakan sekitar 1,5 bulan sebelum pasangan kepala daerah itu purna tugas setelah memimpin selama dua periode.
Namun belum genap setahun setelah resmi difungsikan, muncul masalah yaitu kebocoran pada bagian atap. Cor dak atap bangunan tersebut retak sehingga saat hujan air merembes ke sejumlah ruangan di lantai lima.
Dadang mengatakan pihaknya akan meminta penjelasan manajemen RSUD dr Murjani terkait kebocoran atap tersebut. Pihaknya akan mempertanyakannya saat pembahasan RAPBD 2022 dengan mitra kerja mereka tersebut.
"Draf sudah masuk dari Rumah Sakit Murjani, cuma kita perlu mempelajari lebih dalam dan intinya kita ingin mengetahui apakah ada perbaikan atau tidak dan kenapa bisa terjadi seperti sekarang," ujar Dadang.
Sementara itu, bocornya atap gedung baru RSUD dr Murjani sudah menjadi perhatian pemerintah daerah. Wakil Bupati Irawati bahkan sudah meninjau langsung atap gedung baru yang bocor tersebut.
Baca juga: Rapat Komisi I DPRD Kotim sepakati setiap kecamatan digelontor Rp200 juta
Peninjauan itu dikabarkan Irawati melalui akun media sosialnya. Dia didampingi manajemen RSUD dr Murjani untuk melihat kondisi terkini, khususnya titik-titik rembesan air dari atap lantai lima.
Irawati menginformasikan bahwa banyak sudah bangunan rusak dan cor dak bangunan atas lantai lima yang retak sehingga mengakibatkan kebocoran sampai ruang perawatan. Selain itu terdapat beberapa bagian pipa yang tertusuk besi sehingga mengakibatkan sebagian plafon runtuh.
Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah demi peningkatan pelayanan. Apalagi di saat musim penghujan ini kondisi tersebut dianggap sangat mengganggu.
"Semoga ke depan kita lakukan perbaikan dengan sistem pengawasan yang ketat sehingga pekerjaan pembangunan berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa diharapkan, apalagi rumah sakit tempat pelayanan yang sangat urgen atau mendesak," demikian tulis akun Irawati Buhari.
Baca juga: Pemkab Kotim optimistis capai target vaksinasi COVID-19
"Insya Allah ini salah satu materi kita dalam pembahasan RAPBD 2022 untuk mempertanyakan kok baru dibangun kondisinya sudah seperti itu (bocor). Harapannya dengan kita mengetahui, paling tidak hal-hal yang demikian bisa tidak terjadi lagi di kemudian hari," kata anggota Komisi III DPRD Kotawaringin Timur, Dadang Siswanto di Sampit, Selasa.
Gedung baru berlantai lima yang kini menjadi bangunan utama RSUD dr Murjani diresmikan pada 7 Januari 2021, bertepatan dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-68 Kabupaten Kotawaringin Timur.
Peresmian dilakukan oleh Bupati Supian Hadi dan Wakil Bupati Muhammad Taufiq Mukri. Peresmian itu dilaksanakan sekitar 1,5 bulan sebelum pasangan kepala daerah itu purna tugas setelah memimpin selama dua periode.
Namun belum genap setahun setelah resmi difungsikan, muncul masalah yaitu kebocoran pada bagian atap. Cor dak atap bangunan tersebut retak sehingga saat hujan air merembes ke sejumlah ruangan di lantai lima.
Dadang mengatakan pihaknya akan meminta penjelasan manajemen RSUD dr Murjani terkait kebocoran atap tersebut. Pihaknya akan mempertanyakannya saat pembahasan RAPBD 2022 dengan mitra kerja mereka tersebut.
"Draf sudah masuk dari Rumah Sakit Murjani, cuma kita perlu mempelajari lebih dalam dan intinya kita ingin mengetahui apakah ada perbaikan atau tidak dan kenapa bisa terjadi seperti sekarang," ujar Dadang.
Sementara itu, bocornya atap gedung baru RSUD dr Murjani sudah menjadi perhatian pemerintah daerah. Wakil Bupati Irawati bahkan sudah meninjau langsung atap gedung baru yang bocor tersebut.
Baca juga: Rapat Komisi I DPRD Kotim sepakati setiap kecamatan digelontor Rp200 juta
Peninjauan itu dikabarkan Irawati melalui akun media sosialnya. Dia didampingi manajemen RSUD dr Murjani untuk melihat kondisi terkini, khususnya titik-titik rembesan air dari atap lantai lima.
Irawati menginformasikan bahwa banyak sudah bangunan rusak dan cor dak bangunan atas lantai lima yang retak sehingga mengakibatkan kebocoran sampai ruang perawatan. Selain itu terdapat beberapa bagian pipa yang tertusuk besi sehingga mengakibatkan sebagian plafon runtuh.
Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah demi peningkatan pelayanan. Apalagi di saat musim penghujan ini kondisi tersebut dianggap sangat mengganggu.
"Semoga ke depan kita lakukan perbaikan dengan sistem pengawasan yang ketat sehingga pekerjaan pembangunan berjalan dengan baik dan sesuai dengan apa diharapkan, apalagi rumah sakit tempat pelayanan yang sangat urgen atau mendesak," demikian tulis akun Irawati Buhari.
Baca juga: Pemkab Kotim optimistis capai target vaksinasi COVID-19