Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia kembali menerima sebanyak 1.772.080 dosis vaksin dengan rincian 706.680 vaksin Pfizer dan 1.065.400 dosis vaksin AstraZeneca untuk tahap 130 dan 131.
"706.680 vaksin Pfizer dalam bentuk jadi tersebut langsung didistribusikan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Lebih rinci, 163.800 dosis vaksin Pfizer tiba di Bandara Ahmad Yani Semarang untuk didistribusikan ke Jawa Tengah. Kemudian, 542.880 dosis vaksin Pfizer lagi tiba di Bandara Juanda untuk didistribusikan ke Jawa Timur.
"Rencananya, vaksin tersebut untuk menambah pasokan ketersediaan vaksin masyarakat bagi Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Siti.
Sementara itu vaksin AstraZeneca yang merupakan donasi melalui fasilitas COVAC tiba di Bandara Soekarno Hatta.
Untuk mencukupi kebutuhan vaksin untuk program vaksinasi nasional, pemerintah terus mendatangkan vaksin dari berbagai produsen melalui berbagai jalur. Selain pembelian langsung, Indonesia juga mendapatkan donasi baik dari kerja sama bilateral maupun multilateral.
Tidak hanya itu, menjelang akhir 2021 pemerintah akan terus berusaha meningkatkan lagi percepatan vaksinasi yang sempat menurun beberapa waktu terakhir.
"Salah satu penyebabnya adalah sikap pilih-pilih merek vaksin oleh masyarakat," ujar dia.
Ia meminta masyarakat tidak pilih-pilih dan menunggu jenis vaksin tertentu sebab, di saat bersamaan Indonesia masih membutuhkan vaksin jenis Sinovac untuk dosis kedua, termasuk untuk segera memulai vaksinasi kepada anak rentang usia enam tahun ke atas.
"Seluruh vaksin COVID-19 yang disediakan oleh pemerintah sudah aman dan berkhasiat serta telah lulus uji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan," katanya.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak perlu ragu dan menunda vaksinasi hanya karena ingin mendapatkan vaksin dengan merek tertentu.
Saat ini, penting bagi semua masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi sehingga kekebalan kelompok sebagai benteng pertahanan dapat terwujud. Pandemi tidak bisa dikendalikan kalau baru sebagian masyarakat mendapatkan vaksinasi.
"Setidaknya kita membutuhkan 70 persen masyarakat telah divaksin dengan apapun jenis vaksinnya," kata dia.
Selain vaksinasi, pemerintah terus mengingatkan bahwa penerapan protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan. Tidak hanya itu, masyarakat juga diingatkan agar tidak lengah karena menurunnya tingkat penularan.
"Di sejumlah negara, tingkat penularan kembali meningkat. Jangan sampai Indonesia juga seperti itu," ujar dia.
"706.680 vaksin Pfizer dalam bentuk jadi tersebut langsung didistribusikan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Lebih rinci, 163.800 dosis vaksin Pfizer tiba di Bandara Ahmad Yani Semarang untuk didistribusikan ke Jawa Tengah. Kemudian, 542.880 dosis vaksin Pfizer lagi tiba di Bandara Juanda untuk didistribusikan ke Jawa Timur.
"Rencananya, vaksin tersebut untuk menambah pasokan ketersediaan vaksin masyarakat bagi Jawa Tengah dan Jawa Timur," kata Siti.
Sementara itu vaksin AstraZeneca yang merupakan donasi melalui fasilitas COVAC tiba di Bandara Soekarno Hatta.
Untuk mencukupi kebutuhan vaksin untuk program vaksinasi nasional, pemerintah terus mendatangkan vaksin dari berbagai produsen melalui berbagai jalur. Selain pembelian langsung, Indonesia juga mendapatkan donasi baik dari kerja sama bilateral maupun multilateral.
Tidak hanya itu, menjelang akhir 2021 pemerintah akan terus berusaha meningkatkan lagi percepatan vaksinasi yang sempat menurun beberapa waktu terakhir.
"Salah satu penyebabnya adalah sikap pilih-pilih merek vaksin oleh masyarakat," ujar dia.
Ia meminta masyarakat tidak pilih-pilih dan menunggu jenis vaksin tertentu sebab, di saat bersamaan Indonesia masih membutuhkan vaksin jenis Sinovac untuk dosis kedua, termasuk untuk segera memulai vaksinasi kepada anak rentang usia enam tahun ke atas.
"Seluruh vaksin COVID-19 yang disediakan oleh pemerintah sudah aman dan berkhasiat serta telah lulus uji oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan," katanya.
Oleh karena itu, masyarakat diminta untuk tidak perlu ragu dan menunda vaksinasi hanya karena ingin mendapatkan vaksin dengan merek tertentu.
Saat ini, penting bagi semua masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi sehingga kekebalan kelompok sebagai benteng pertahanan dapat terwujud. Pandemi tidak bisa dikendalikan kalau baru sebagian masyarakat mendapatkan vaksinasi.
"Setidaknya kita membutuhkan 70 persen masyarakat telah divaksin dengan apapun jenis vaksinnya," kata dia.
Selain vaksinasi, pemerintah terus mengingatkan bahwa penerapan protokol kesehatan harus tetap dilaksanakan. Tidak hanya itu, masyarakat juga diingatkan agar tidak lengah karena menurunnya tingkat penularan.
"Di sejumlah negara, tingkat penularan kembali meningkat. Jangan sampai Indonesia juga seperti itu," ujar dia.