Sampit (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur Kalimantan Tengah Rudianur mendukung pemerintah daerah mengembangkan objek wisata Betang Tumbang Gagu agar lebih menarik minat wisatawan.
"Ini aset berharga Kotawaringin Timur yang tidak dimiliki daerah lain. Makanya saya mendukung ini dipoles dan dikembangkan, tentu dengan tetap mempertahankan ornamen aslinya," kata Rudianur di Sampit, Selasa.
Betang Tumbang Gagu terletak di Desa Tumbang Gagu Kecamatan Antang Kalang. Rumah khas suku Dayak itu terletak di desa paling ujung di kawasan hulu Kotawaringin Timur.
Rumah panggung berstruktur kayu besi atau kayu ulin itu berusia lebih dari 100 tahun. Selain bentuknya yang unik, nilai sejarah rumah ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Selama ini objek wisata ini sering dikunjungi wisatawan asing meski aksesnya cukup sulit. Wisatawan tertarik karena nilai budaya dan keunikan bangunan yang mengandalkan sistem pasak kayu dalam pembangunan tersebut.
Sebelumnya diperlukan waktu sekitar empat jam untuk mencapai pusat Kecamatan Antang Kalang, selanjutnya dilalui melalui jalur sungai sekitar dua jam. Namun beberapa bulan terakhir objek wisata ini sudah bisa dijangkau melalui transportasi darat meski kondisinya jalannya belum mulus.
Rudianur mengunjungi kembali betang Tumbang Gagu bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah saat mengikuti upacara peringatan Hari Pahlawan pada 10 November lalu. Dia bangga aset budaya tersebut masih kokoh berdiri meski mulai terjadi kerusakan di beberapa sudut.
Baca juga: Legislator Kotim berharap tenaga kontrak diprioritaskan jadi PPPK
Untuk itulah dia mendukung betang Tumbang Gagu dipoles agar lebih menarik minat wisatawan. Selain itu, jalan menuju aset budaya itu juga harus ditingkatkan agar wisatawan merasa aman dan nyaman.
Sementara itu di betang tersebut juga dinilai perlu dibuat fasilitas pendukung yang nantinya dibutuhkan wisatawan jika mereka memilih menginap di rumah panggung besar tersebut. Fasilitas listrik dan signal internet diharapkan bisa diupayakan karena merupakan faktor pendukung pengembangan objek wisata itu.
"Sementara itu untuk pengembangannya, orisinalitas betang tersebut jangan sampai diubah, tetapi bagian-bagian lainnya bisa ditambah dan dilengkapi dengan dokumentasi dan buku-buku penunjang supaya wisatawan yang berkunjung di sana juga bisa membaca bagaimana sejarah betang itu serta pembangunannya,” ujar Rudianur.
Rudianur berharap Dinas Kebudayaan dan Pariwisata lebih serius mengembangkan objek wisata di daerah ini, salah satunya Betang Tumbang Gagu. Sektor pariwisata diharapkan terus berkembang dan bisa menjadi sektor andalan baru bagi Kotawaringin Timur.
Baca juga: DPRD Kotim dorong penanganan darurat jalan lingkar selatan Sampit
"Ini aset berharga Kotawaringin Timur yang tidak dimiliki daerah lain. Makanya saya mendukung ini dipoles dan dikembangkan, tentu dengan tetap mempertahankan ornamen aslinya," kata Rudianur di Sampit, Selasa.
Betang Tumbang Gagu terletak di Desa Tumbang Gagu Kecamatan Antang Kalang. Rumah khas suku Dayak itu terletak di desa paling ujung di kawasan hulu Kotawaringin Timur.
Rumah panggung berstruktur kayu besi atau kayu ulin itu berusia lebih dari 100 tahun. Selain bentuknya yang unik, nilai sejarah rumah ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.
Selama ini objek wisata ini sering dikunjungi wisatawan asing meski aksesnya cukup sulit. Wisatawan tertarik karena nilai budaya dan keunikan bangunan yang mengandalkan sistem pasak kayu dalam pembangunan tersebut.
Sebelumnya diperlukan waktu sekitar empat jam untuk mencapai pusat Kecamatan Antang Kalang, selanjutnya dilalui melalui jalur sungai sekitar dua jam. Namun beberapa bulan terakhir objek wisata ini sudah bisa dijangkau melalui transportasi darat meski kondisinya jalannya belum mulus.
Rudianur mengunjungi kembali betang Tumbang Gagu bersama Forum Koordinasi Pimpinan Daerah saat mengikuti upacara peringatan Hari Pahlawan pada 10 November lalu. Dia bangga aset budaya tersebut masih kokoh berdiri meski mulai terjadi kerusakan di beberapa sudut.
Baca juga: Legislator Kotim berharap tenaga kontrak diprioritaskan jadi PPPK
Untuk itulah dia mendukung betang Tumbang Gagu dipoles agar lebih menarik minat wisatawan. Selain itu, jalan menuju aset budaya itu juga harus ditingkatkan agar wisatawan merasa aman dan nyaman.
Sementara itu di betang tersebut juga dinilai perlu dibuat fasilitas pendukung yang nantinya dibutuhkan wisatawan jika mereka memilih menginap di rumah panggung besar tersebut. Fasilitas listrik dan signal internet diharapkan bisa diupayakan karena merupakan faktor pendukung pengembangan objek wisata itu.
"Sementara itu untuk pengembangannya, orisinalitas betang tersebut jangan sampai diubah, tetapi bagian-bagian lainnya bisa ditambah dan dilengkapi dengan dokumentasi dan buku-buku penunjang supaya wisatawan yang berkunjung di sana juga bisa membaca bagaimana sejarah betang itu serta pembangunannya,” ujar Rudianur.
Rudianur berharap Dinas Kebudayaan dan Pariwisata lebih serius mengembangkan objek wisata di daerah ini, salah satunya Betang Tumbang Gagu. Sektor pariwisata diharapkan terus berkembang dan bisa menjadi sektor andalan baru bagi Kotawaringin Timur.
Baca juga: DPRD Kotim dorong penanganan darurat jalan lingkar selatan Sampit