Jakarta (ANTARA) - Pria yang merokok elektrik atau vape dua kali lebih mungkin mengalami disfungsi ereksi (DE) dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakan vape, menurut sebuah penelitian dalam American Journal of Preventive Medicine.
Dalam studi itu, seperti dikutip dari Insider, Rabu, para peneliti menganalisis data lebih dari 13.000 pria berusia 20 tahun ke atas dalam Penilaian Populasi Nasional untuk Studi Tembakau dan Kesehatan.
Dalam sampel yang lebih kecil pada pria berusia di bawah 65 tahun dengan indeks massa tubuh (IMT) normal dan tidak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, trennya tetap ada yakni merokok elektrik 2,4 kali lebih mungkin mengalami DE dibandingkan orang yang tak merokok.
Baca juga: Ini cara efektif untuk berhenti merokok
"Bagi pria yang merokok dan ingin beralih karena vaping kurang berbahaya, mereka harus mencoba membatasi vaping mereka karena sama sekali tidak bebas risiko," kata penulis studi Omar El Shahawy, MD.
Merokok elektrik telah lama dikaitkan dengan disfungsi seksual pada pria dan wanita karena paparan kadar nikotin yang tinggi secara konsisten dapat merusak fungsi pembuluh darah.
Mempertimbangkan banyak rokok generasi baru memiliki konsentrasi nikotin yang sangat tinggi, sering menggunakannya dapat menyebabkan efek yang sama.
Baca juga: Larangan penggunaan vape kembali dipertimbangkan
Baca juga: Masyarakat didesak untuk berhenti gunakan rokok elektrik cair
Baca juga: Sering gunakan vape, paru-paru seorang remaja dipenuhi minyak beku
Dalam studi itu, seperti dikutip dari Insider, Rabu, para peneliti menganalisis data lebih dari 13.000 pria berusia 20 tahun ke atas dalam Penilaian Populasi Nasional untuk Studi Tembakau dan Kesehatan.
Dalam sampel yang lebih kecil pada pria berusia di bawah 65 tahun dengan indeks massa tubuh (IMT) normal dan tidak memiliki riwayat penyakit kardiovaskular, trennya tetap ada yakni merokok elektrik 2,4 kali lebih mungkin mengalami DE dibandingkan orang yang tak merokok.
Baca juga: Ini cara efektif untuk berhenti merokok
"Bagi pria yang merokok dan ingin beralih karena vaping kurang berbahaya, mereka harus mencoba membatasi vaping mereka karena sama sekali tidak bebas risiko," kata penulis studi Omar El Shahawy, MD.
Merokok elektrik telah lama dikaitkan dengan disfungsi seksual pada pria dan wanita karena paparan kadar nikotin yang tinggi secara konsisten dapat merusak fungsi pembuluh darah.
Mempertimbangkan banyak rokok generasi baru memiliki konsentrasi nikotin yang sangat tinggi, sering menggunakannya dapat menyebabkan efek yang sama.
Baca juga: Larangan penggunaan vape kembali dipertimbangkan
Baca juga: Masyarakat didesak untuk berhenti gunakan rokok elektrik cair
Baca juga: Sering gunakan vape, paru-paru seorang remaja dipenuhi minyak beku