Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah bersinergi bersama pihak terkait lainnya, berkolaborasi mengoptimalkan potensi pangan lokal yang ada di wilayah setempat.
"Katingan memiliki potensi pangan lokal yang sangat besar, berasal dari hutan, sungai, danau dan lahan-lahan pertanian yang bisa diolah untuk memenuhi kecukupan gizi masyarakat," kata Sekda Katingan Pransang di Palangka Raya, Jumat.
Hal itu ia sampaikan dalam sambutannya di sela kegiatan loka karya pengelolaan pangan lokal Katingan. Selain untuk memenuhi kecukupan gizi, disampaikannya optimalisasi pemanfaatan pangan lokal juga bermanfaat dalam menambah pendapatan bagi masyarakat.
Untuk itu sejak saat ini diperlukan identifikasi pangan lokal, karena juga diketahui bersama pangan lokal termasuk kearifan lokal masyarakat Dayak yang perlu dijaga kelestariannya sebagai bagian identitas dan warisan berharga dari leluhur.
"Melalui loka karya ini kami harapkan dapat mendorong perlindungan, pengakuan, pengelolaan pangan lokal, serta memperkenalkan pangan lokal, kepada masyarakat secara lebih luas," terangnya.
Hingga pada akhirnya produk-produk yang berasal dari desa dengan segala keterbatasan yang dimiliki tetap mampu bersaing. Tentu hal ini memerlukan upaya dan kerja keras bersama, serta kemauan dan komitmen yang kuat.
Sekda Katingan Pransang dalam kegiatan loka karya pengelolaan pangan lokal oleh WWF Indonesia di Palangka Raya, Jumat, (17/12/2021). (ANTARA/Muhammad Arif Hidayat)
Sementara itu Act. Sebangau Katingan Program Manager WWF Indonesia Okta Simon mengatakan, melalui loka karya ini pihaknya ingin memperkenalkan model pengelolaan pangan lokal oleh masyarakat, maupun jenis dan kekayaan pangan lokal yang ada di Katingan.
"Selain itu kami harapkan dalam pengelolaan dan pengembangan pangan lokal ini, bisa mendapatkan dukungan dari berbagai pihak terkait," jelasnya.
Salah satu dukungan yang sangat diharapkan tentu dari pemerintah daerah, sehingga nantinya diketahui kekayaan, praktik dan area yang tersedia.
"Agar muncul kebijakan di tingkat daerah yakni kawasan-kawasan penting bagi masyarakat terutama untuk pemenuhan pangan yang terlindungi, sehingga nanti ada keberlanjutan," ungkapnya.
WWF Indonesia melalui program SIDA Ltc bekerja sama dengan Forum Pangan Lokal Kalimantan Tengah melaksanakan kegiatan kerja mendorong perlindungan, pengakuan dan pengelolaan pangan lokal.
Kemudian juga mendorong kelompok perempuan sebagai pelopor kampanye di tiga desa yang berada di Katingan yakni Tumbang Lawang, Dahian Tunggal dan Tewang Karangan untuk terus berupaya memperkenalkan pangan lokal kepada khalayak (termasuk melalui loka karya ini), karena pangan lokal ini sudah berjalan turun temurun di masyarakat.
Hingga pada akhirnya diharapkan meningkatnya pemahaman semua pihak dan masyarakat tentang pangan lokal dan pengelolaannya di Katingan, maupun dukungan konkrit pemerintah daerah dan para pihak terkait dalam pengelolaan maupun pengembangan pangan lokal.
"Katingan memiliki potensi pangan lokal yang sangat besar, berasal dari hutan, sungai, danau dan lahan-lahan pertanian yang bisa diolah untuk memenuhi kecukupan gizi masyarakat," kata Sekda Katingan Pransang di Palangka Raya, Jumat.
Hal itu ia sampaikan dalam sambutannya di sela kegiatan loka karya pengelolaan pangan lokal Katingan. Selain untuk memenuhi kecukupan gizi, disampaikannya optimalisasi pemanfaatan pangan lokal juga bermanfaat dalam menambah pendapatan bagi masyarakat.
Untuk itu sejak saat ini diperlukan identifikasi pangan lokal, karena juga diketahui bersama pangan lokal termasuk kearifan lokal masyarakat Dayak yang perlu dijaga kelestariannya sebagai bagian identitas dan warisan berharga dari leluhur.
"Melalui loka karya ini kami harapkan dapat mendorong perlindungan, pengakuan, pengelolaan pangan lokal, serta memperkenalkan pangan lokal, kepada masyarakat secara lebih luas," terangnya.
Hingga pada akhirnya produk-produk yang berasal dari desa dengan segala keterbatasan yang dimiliki tetap mampu bersaing. Tentu hal ini memerlukan upaya dan kerja keras bersama, serta kemauan dan komitmen yang kuat.
Sementara itu Act. Sebangau Katingan Program Manager WWF Indonesia Okta Simon mengatakan, melalui loka karya ini pihaknya ingin memperkenalkan model pengelolaan pangan lokal oleh masyarakat, maupun jenis dan kekayaan pangan lokal yang ada di Katingan.
"Selain itu kami harapkan dalam pengelolaan dan pengembangan pangan lokal ini, bisa mendapatkan dukungan dari berbagai pihak terkait," jelasnya.
Salah satu dukungan yang sangat diharapkan tentu dari pemerintah daerah, sehingga nantinya diketahui kekayaan, praktik dan area yang tersedia.
"Agar muncul kebijakan di tingkat daerah yakni kawasan-kawasan penting bagi masyarakat terutama untuk pemenuhan pangan yang terlindungi, sehingga nanti ada keberlanjutan," ungkapnya.
WWF Indonesia melalui program SIDA Ltc bekerja sama dengan Forum Pangan Lokal Kalimantan Tengah melaksanakan kegiatan kerja mendorong perlindungan, pengakuan dan pengelolaan pangan lokal.
Kemudian juga mendorong kelompok perempuan sebagai pelopor kampanye di tiga desa yang berada di Katingan yakni Tumbang Lawang, Dahian Tunggal dan Tewang Karangan untuk terus berupaya memperkenalkan pangan lokal kepada khalayak (termasuk melalui loka karya ini), karena pangan lokal ini sudah berjalan turun temurun di masyarakat.
Hingga pada akhirnya diharapkan meningkatnya pemahaman semua pihak dan masyarakat tentang pangan lokal dan pengelolaannya di Katingan, maupun dukungan konkrit pemerintah daerah dan para pihak terkait dalam pengelolaan maupun pengembangan pangan lokal.