Palangka Raya (ANTARA) - Musyawarah Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Provinsi Kalimantan Tengah yang dilaksanakan di Kota Palangka Raya, Minggu (19/12) hingga berakhir deadlock pada Senin dini hari, nyaris baku hantam.
Ketua Panitia Edi Alisyahbana di Palangka Raya membenarkan, terjadi kericuhan saat proses pemilihan Ketua KNPI Kalteng. Kegiatan akhirnya diputuskan akan dilanjutkan pada siang hari ini.
"Plenonya diskors sampai pukul 11.00 WIB hari ini. Tidak ada korban jiwa dalam keributan yang sebenarnya hal biasa dalam kegiatan seperti ini," katanya di Palangka Raya, Senin.
Dia menjelaskan, sebenarnya kegiatan tersebut berjalan lancar jika tidak ada terjadi dualisme kepemilikan hak suara dari beberapa Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP).
"Konsentrasi mereka pecah dan psikologi mereka terganggu lantaran sudah kecapekan mengurus hal tersebut, karena tidak ada titik temu akibat dualisme kepemilikan suara, sampai larut malam," bebernya.
Selanjutnya Steering Committee (SC) Syarif mengatakan, mengenai dualisme OKP yang berhak memberikan suara tersebut, pihaknya dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) KNPI Kalteng tidak ada hak ikut campur untuk mengurusi internal yang mengalami dualisme.
Syaruf juga sangat menyayangkan terkait adanya OKP yang dualisme kepengurusan. Sebab sejak Rapat Paripurna Pimpinan Daerah (Rapimpurda) di Palangka Raya pada 16 Desember 2021, seluruh OKP yang mendaftarkan diri tidak ada masalah.
"Ketika menjelang puncak acara kok ada dualisme, sehingga muncul ketidakpuasan. Kami pun tidak ada wewenang dalam mencampuri urusan mereka, makanya harus ada solusi," kata Syarif.
Baca juga: Polda Kalteng imbau masyarakat tingkatkan kewaspadaan cegah Omicron
Ia mencontohkan, hal serupa juga pernah terjadi di Musda KNPI Kalteng yang dilaksanakan di Kabupaten Sukamara. Solusi dari hal tersebut tidak lain adalah kebijakan dari OKP yang dualisme tersebut.
"Solusinya adalah OKP yang dualisme itu apakah saling mengerti atau suara mereka dinolkan atau ditiadakan dalam pemilihan ketua KNPI saat ini," tutupnya.
Usai terjadi keributan dalam pemilihan Ketua KNPI Kalteng, panitia juga langsung mengarahkan seluruh peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut untuk segera membubarkan diri.
Panitia menegaskan tidak akan bertanggung jawab apabila masih berada di lokasi musda. Kegiatan juga diskors hingga batas waktu yang sudah ditentukan oleh pimpinan sidang Musda tersebut.
Dalam perebutan kursi Ketua KNPI Kalteng itu ada dua kandidat yakni Muhammad Alfian Mawardi dan Sayid Abi Nazar yang juga saat itu sudah menyampaikan visi dan misi mereka di hadapan para pemilik suara dalam kegiatan tersebut.
Baca juga: Danyonif R 631 Antang sambut kepulangan lima anggotanya dari Papua
Baca juga: DPRD Kota Palangka Raya berduka Riduanto tutup usia
Baca juga: Tim gabungan kembali lakukan pencarian ABK tenggelam di DAS Kahayan
Ketua Panitia Edi Alisyahbana di Palangka Raya membenarkan, terjadi kericuhan saat proses pemilihan Ketua KNPI Kalteng. Kegiatan akhirnya diputuskan akan dilanjutkan pada siang hari ini.
"Plenonya diskors sampai pukul 11.00 WIB hari ini. Tidak ada korban jiwa dalam keributan yang sebenarnya hal biasa dalam kegiatan seperti ini," katanya di Palangka Raya, Senin.
Dia menjelaskan, sebenarnya kegiatan tersebut berjalan lancar jika tidak ada terjadi dualisme kepemilikan hak suara dari beberapa Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP).
"Konsentrasi mereka pecah dan psikologi mereka terganggu lantaran sudah kecapekan mengurus hal tersebut, karena tidak ada titik temu akibat dualisme kepemilikan suara, sampai larut malam," bebernya.
Selanjutnya Steering Committee (SC) Syarif mengatakan, mengenai dualisme OKP yang berhak memberikan suara tersebut, pihaknya dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) KNPI Kalteng tidak ada hak ikut campur untuk mengurusi internal yang mengalami dualisme.
Syaruf juga sangat menyayangkan terkait adanya OKP yang dualisme kepengurusan. Sebab sejak Rapat Paripurna Pimpinan Daerah (Rapimpurda) di Palangka Raya pada 16 Desember 2021, seluruh OKP yang mendaftarkan diri tidak ada masalah.
"Ketika menjelang puncak acara kok ada dualisme, sehingga muncul ketidakpuasan. Kami pun tidak ada wewenang dalam mencampuri urusan mereka, makanya harus ada solusi," kata Syarif.
Baca juga: Polda Kalteng imbau masyarakat tingkatkan kewaspadaan cegah Omicron
Ia mencontohkan, hal serupa juga pernah terjadi di Musda KNPI Kalteng yang dilaksanakan di Kabupaten Sukamara. Solusi dari hal tersebut tidak lain adalah kebijakan dari OKP yang dualisme tersebut.
"Solusinya adalah OKP yang dualisme itu apakah saling mengerti atau suara mereka dinolkan atau ditiadakan dalam pemilihan ketua KNPI saat ini," tutupnya.
Usai terjadi keributan dalam pemilihan Ketua KNPI Kalteng, panitia juga langsung mengarahkan seluruh peserta yang berpartisipasi dalam kegiatan tersebut untuk segera membubarkan diri.
Panitia menegaskan tidak akan bertanggung jawab apabila masih berada di lokasi musda. Kegiatan juga diskors hingga batas waktu yang sudah ditentukan oleh pimpinan sidang Musda tersebut.
Dalam perebutan kursi Ketua KNPI Kalteng itu ada dua kandidat yakni Muhammad Alfian Mawardi dan Sayid Abi Nazar yang juga saat itu sudah menyampaikan visi dan misi mereka di hadapan para pemilik suara dalam kegiatan tersebut.
Baca juga: Danyonif R 631 Antang sambut kepulangan lima anggotanya dari Papua
Baca juga: DPRD Kota Palangka Raya berduka Riduanto tutup usia
Baca juga: Tim gabungan kembali lakukan pencarian ABK tenggelam di DAS Kahayan