Paris (ANTARA) - Presiden Prancis Emmanuel Macron mendesak Presiden Rusia Vladimir Putin untuk mengakhiri operasi militer Rusia di Ukraina dan memastikan perlindungan dan keamanan situs nuklir Ukraina, kata seorang pejabat dari kantor kepresidenan Prancis.

Pejabat Prancis itu mengonfirmasi bahwa Macron telah mengadakan pembicaraan melalui telepon dengan Putin selama hampir dua jam pada Minggu (6/3).

Media Rusia sebelumnya juga memberitakan tentang pembicaraan terbaru antara Putin dan Macron.

Macron tetap berkomunikasi secara teratur dengan Putin. Namun, seperti upaya internasional lainnya, upaya Macron itu belum berhasil membujuk Moskow untuk membatalkan operasi militer di Ukraina yang sekarang memasuki hari ke-11.

Baca juga: TikTok blokir konten video di Rusia

Putin pada Minggu (6/3) mengatakan bahwa kampanyenya di Ukraina berjalan sesuai rencana dan tidak akan berakhir sampai Kiev berhenti berperang.

Pernyataan Putin itu disampaikan saat upaya untuk mengevakuasi warga kota Mariupol gagal untuk hari kedua berturut-turut. Mariupol telah dibombardir secara besar-besaran.

Putin juga menyampaikan komentarnya itu dalam pembicaraan telepon dengan Presiden Turki Tayyip Erdogan, yang menyerukan gencatan senjata dalam konflik antara Rusia dan Ukraina.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut bahwa konflik antara kedua negara tersebut telah menciptakan krisis pengungsi yang tumbuh paling cepat di Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Sumber: Reuters

Baca juga: Putin peringatkan Indonesia tak ikut campur, urus minyak goreng saja hoaks

Baca juga: Konflik Rusia-Ukraina diprediksi pengaruhi harga batu bara terus 'meroket'

Baca juga: China tak siarkan Liga Premier terkait Rusia vs Ukraina

Pewarta : Yuni Arisandy Sinaga
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024