Palangka Raya (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah menginventarisasi berbagai kendala yang dihadapi para pelaku eksportir sektor kelautan dan perikanan (KP) di wilayah setempat.
"Sesuai instruksi Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, kami sudah menginventarisasi kendala yang dihadapi eksportir," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalteng Darliansjah di Palangka Raya, Jumat.
Di antaranya kendala yang dihadapi adalah belum memadainya ruang penyimpanan dingin atau cold storage, hingga sarana prasarana pendukung lainnya.
Darli menjelaskan, berbagai kendala ini telah pihaknya inventarisasi untuk kemudian dibantu lengkapi serta fasilitasi. Hal ini sebagai upaya nyata pemprov, agar ekspor produk kelautan dan perikanan Kalteng semakin berkembang.
"Gubernur ingin prospek bagus pada sektor kelautan dan perikanan dimaksimalkan, hingga pada akhirnya berkontribusi signifikan pada Pendapatan Asli Daerah (PAD)," tuturnya.
Selain itu, pemprov juga bersinergi bersama pemerintah kabupaten dan kota, serta instansi terkait seperti maskapai penerbangan dan lainnya, agar berbagai kebutuhan maupun kesulitan para eksportir bisa diatasi. Misalnya kendala dalam administrasi perizinan yang bisa dilakukan pendampingan.
Lebih lanjut ia menjabarkan, ekspor produk kelautan dan perikanan Kalteng mulai dari tanaman air jenis bucepalandra hingga berbagai jenis ikan.
Untuk tanaman air jenis bucepalandra pada Februari lalu, sekitar 3.000 ekor atau sembilan koli dengan negara tujuan ekspor ke Ceko. Ikan botia berjumlah 30.000 ekor dan ikan seluang 5.000 ekor dengan negara tujuan ekspor ke Singapura.
Kemudian ikan botia berjumlah 5.000 ekor dan ikan seluang 1.000 ekor dengan negara tujuan ekspor ke Jepang, hingga ikan betutu berjumlah 130 kilogram atau 130 ekor dengan negara tujuan ekspor ke Malaysia.
"Banyak negara yang sangat berminat dengan ikan lokal Kalteng, seperti Singapura, Malaysia, Jepang, Thailand, Hongkong, Jerman, Perancis, China, Amerika Serikat, Korea, termasuk Inggris dan Ceko," ucapnya.
Pemprov Kalteng berupaya agar sektor kelautan dan perikanan bisa optimal memberikan dampak positif terhadap perkembangan ekonomi daerah serta kesejahteraan masyarakat.
"Sesuai instruksi Gubernur Kalteng Sugianto Sabran, kami sudah menginventarisasi kendala yang dihadapi eksportir," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kalteng Darliansjah di Palangka Raya, Jumat.
Di antaranya kendala yang dihadapi adalah belum memadainya ruang penyimpanan dingin atau cold storage, hingga sarana prasarana pendukung lainnya.
Darli menjelaskan, berbagai kendala ini telah pihaknya inventarisasi untuk kemudian dibantu lengkapi serta fasilitasi. Hal ini sebagai upaya nyata pemprov, agar ekspor produk kelautan dan perikanan Kalteng semakin berkembang.
"Gubernur ingin prospek bagus pada sektor kelautan dan perikanan dimaksimalkan, hingga pada akhirnya berkontribusi signifikan pada Pendapatan Asli Daerah (PAD)," tuturnya.
Selain itu, pemprov juga bersinergi bersama pemerintah kabupaten dan kota, serta instansi terkait seperti maskapai penerbangan dan lainnya, agar berbagai kebutuhan maupun kesulitan para eksportir bisa diatasi. Misalnya kendala dalam administrasi perizinan yang bisa dilakukan pendampingan.
Lebih lanjut ia menjabarkan, ekspor produk kelautan dan perikanan Kalteng mulai dari tanaman air jenis bucepalandra hingga berbagai jenis ikan.
Untuk tanaman air jenis bucepalandra pada Februari lalu, sekitar 3.000 ekor atau sembilan koli dengan negara tujuan ekspor ke Ceko. Ikan botia berjumlah 30.000 ekor dan ikan seluang 5.000 ekor dengan negara tujuan ekspor ke Singapura.
Kemudian ikan botia berjumlah 5.000 ekor dan ikan seluang 1.000 ekor dengan negara tujuan ekspor ke Jepang, hingga ikan betutu berjumlah 130 kilogram atau 130 ekor dengan negara tujuan ekspor ke Malaysia.
"Banyak negara yang sangat berminat dengan ikan lokal Kalteng, seperti Singapura, Malaysia, Jepang, Thailand, Hongkong, Jerman, Perancis, China, Amerika Serikat, Korea, termasuk Inggris dan Ceko," ucapnya.
Pemprov Kalteng berupaya agar sektor kelautan dan perikanan bisa optimal memberikan dampak positif terhadap perkembangan ekonomi daerah serta kesejahteraan masyarakat.