Palangka Raya (ANTARA) - Anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Agustin Teras Narang menegaskan bahwa Pancasila dengan lima silanya, bukan hanya sangat tepat digunakan sebagai Ideologi Negara Kesatuan Republik Indonesia, tapi juga mampu menjawab kondisi sekaligus dinamika dalam kehidupan berbangsa seperti saat ini.
"Tegas saya sampaikan, Pancasila masih sangat tepat sebagai Ideologi Pancasila," kata Teras Narang saat menanggapi pertanyaan peserta Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang digelar di Sekolah Tinggi Kesehatan Eka Harap Palangka Raya, Jumat.
Menurut Anggota DPD RI asal Kalimantan Tengah itu, kelima sila yang ada di dalam Pancasila, merupakan bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Sekalipun. mungkin saja dari 270 juta rakyat Indonesia, masih ada sebagian yang belum merasakan keadilan seperti tertera dalam sila ke lima Pancasila, tetap harus menjadi landasan dan terus diperjuangkan.
Dia mengatakan, rakyat Indonesia bersama para pendiri negara Indonesia, telah berikrar bahwa Pancasila adalah landasan atau Ideologi dalam berbangsa dan bernegara. Untuk itu, ideologi Indonesia sudah tuntas dan tidak perlu diperdebatkan lagi, serta harus dipatuhi sekaligus dilaksanakan seluruh rakyat Indonesia.
"Jadi, kalau ada yang menyatakan bahwa Pancasila sudah tidak relevan, tegas saya katakan, tidak bisa!. Pancasila sangat relevan dan berlaku sampai saat ini. Pancasila juga milik seluruh rakyat Indonesia," kata Teras Narang.
Gubernur Kalteng periode 2005-2015 itu mengakui, rakyat Indonesia tidak akan bisa membendung era globalisasi dan digitalisasi, termasuk revolusi industri 4.0 hingga 5.0 seperti sekarang ini. Namun, semua tantangan eksternal itu justru menjadi semangat dan motivasi bagi rakyat Indonesia untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan secara adil dan beradap, serta selalu bersatu.
"Kalau itu semua diperkuat, saya yakin Indonesia tidak akan pernah terbawa arus globalisasi, tapi justru ikut dan mampu berperan dan berkontribusi dalam mengamalkan nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan secara adil dan beradap," ucapnya.
Baca juga: Teras Narang: MapBiomas harus mampu membantu mengawal kebijakan publik
Dia menyebut akan selalu ada dan terus berkembang cara atau metode mengamalkan empat pilar kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKR). Tentunya, cara atau metode itu akan menyesuaikan kondisi kekinian.
"Kita dahulu tidak pernah bertemu dan melakukan konferensi melalui virtual. Tetapi sekarang sudah bisa dan sering kita lakukan. Ingat ini, Jangan pernah merasa sudah cukup. Kita harus terus belajar dan berkembang. Tidak ada kata sudah cukup. Hanya kematian yang artinya sudah cukup," kata Teras Narang.
Sosialisasi yang dilaksanakan Teras Narang di Stikes Eka Harap Kota Palangka Raya itu, diikuti lebih dari 200 peserta yang terbagi dalam online dan off line.
Baca juga: Teras Narang sarankan tahapan GDKT 2045 disesuaikan kembali
Baca juga: Kalimantan bukan penyangga IKN Nusantara, kata Teras Narang
"Tegas saya sampaikan, Pancasila masih sangat tepat sebagai Ideologi Pancasila," kata Teras Narang saat menanggapi pertanyaan peserta Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan yang digelar di Sekolah Tinggi Kesehatan Eka Harap Palangka Raya, Jumat.
Menurut Anggota DPD RI asal Kalimantan Tengah itu, kelima sila yang ada di dalam Pancasila, merupakan bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. Sekalipun. mungkin saja dari 270 juta rakyat Indonesia, masih ada sebagian yang belum merasakan keadilan seperti tertera dalam sila ke lima Pancasila, tetap harus menjadi landasan dan terus diperjuangkan.
Dia mengatakan, rakyat Indonesia bersama para pendiri negara Indonesia, telah berikrar bahwa Pancasila adalah landasan atau Ideologi dalam berbangsa dan bernegara. Untuk itu, ideologi Indonesia sudah tuntas dan tidak perlu diperdebatkan lagi, serta harus dipatuhi sekaligus dilaksanakan seluruh rakyat Indonesia.
"Jadi, kalau ada yang menyatakan bahwa Pancasila sudah tidak relevan, tegas saya katakan, tidak bisa!. Pancasila sangat relevan dan berlaku sampai saat ini. Pancasila juga milik seluruh rakyat Indonesia," kata Teras Narang.
Gubernur Kalteng periode 2005-2015 itu mengakui, rakyat Indonesia tidak akan bisa membendung era globalisasi dan digitalisasi, termasuk revolusi industri 4.0 hingga 5.0 seperti sekarang ini. Namun, semua tantangan eksternal itu justru menjadi semangat dan motivasi bagi rakyat Indonesia untuk memperkuat nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan secara adil dan beradap, serta selalu bersatu.
"Kalau itu semua diperkuat, saya yakin Indonesia tidak akan pernah terbawa arus globalisasi, tapi justru ikut dan mampu berperan dan berkontribusi dalam mengamalkan nilai-nilai keagamaan dan kemanusiaan secara adil dan beradap," ucapnya.
Baca juga: Teras Narang: MapBiomas harus mampu membantu mengawal kebijakan publik
Dia menyebut akan selalu ada dan terus berkembang cara atau metode mengamalkan empat pilar kebangsaan yang terdiri dari Pancasila, Undang-undang Dasar 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKR). Tentunya, cara atau metode itu akan menyesuaikan kondisi kekinian.
"Kita dahulu tidak pernah bertemu dan melakukan konferensi melalui virtual. Tetapi sekarang sudah bisa dan sering kita lakukan. Ingat ini, Jangan pernah merasa sudah cukup. Kita harus terus belajar dan berkembang. Tidak ada kata sudah cukup. Hanya kematian yang artinya sudah cukup," kata Teras Narang.
Sosialisasi yang dilaksanakan Teras Narang di Stikes Eka Harap Kota Palangka Raya itu, diikuti lebih dari 200 peserta yang terbagi dalam online dan off line.
Baca juga: Teras Narang sarankan tahapan GDKT 2045 disesuaikan kembali
Baca juga: Kalimantan bukan penyangga IKN Nusantara, kata Teras Narang