Palangka Raya (ANTARA) - Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah ramai didatangi para peziarah guna menyambut awal Ramadhan 1443 Hijriah.
"Berziarah ke makam sebelum puasa sudah menjadi bagian dari aktivitas tahunan keluarga kami. Sebelum Ramadhan, kami pasti menziarahi makan keluarga yang terlebih dahulu berpulang," kata Nur Amin warga Palangka Raya di TPU Islam di kilometer 2 wilayah setempat, Sabtu.
Dia menerangkan, berziarah ke makam orang tua sebelum melaksanakan ibadah puasa, seolah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keluarganya. Bahkan, pandemi juga tidak menghalangi dia bersama anak dan istrinya untuk mengunjungi makam sang ayah.
"Tentu tujuan kita ziarah ini agar mengingatkan kembali tentang kematian yang bisa datang sewaktu-waktu. Selain itu juga untuk mengenang jasa-jasa dan pengorbanan orang yang terlebih dahulu mendahului kita," katanya.
Lukman Hairin (50), warga lainnya mengatakan, ziarah ke makam sebelum Ramadhan telah dilakukan sejak dirinya kecil. Kegiatan itu telah diajarkan orang tua setiap tahunnya.
Dia mengatakan, selain untuk mengingat dan mendoakan para pendahulu. Berziarah ke makam juga merupakan salah satu cara terbaik bagi untuk merenungi, dan menginstrospeksi perjalanan hidup yang telah dilalui.
Selain itu, menjadi salah satu tempat terbaik untuk mengingatkan diri, manusia tidak kekal, suatu saat pasti akan kembali Sang Pencipta. Apa yang didapat dan dimiliki di dunia, suatu saat juga akan ditinggalkan.
"Dengan berbagai renungan itu, kita akan lebih semangat mencari bekal menuju kehidupan selanjutnya. Ramadhan ini merupakan momentum paling istimewa untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan serta meningkatkan perbuatan baik kita antara sesama," katanya.
Baca juga: Disdik minta sekolah lakukan penguatan pendidikan karakter keagamaan
Di wilayah "Kota Cantik" sendiri, ada dua lokasi yang menjadi tempat pemakaman umum terbesar, yakni di TPU kilometer 2 dan TPU kilometer 12. Saat ini banyak warga yang berziarah di dua pemakaman tersebut.
Peziarah juga terpantau menggunakan masker saat di lokasi. Hanya sesekali dibuka saat mereka menyapu air mata yang membasahi pipi, saat memanjatkan doa terbaik bagi keluarga yang telah tertidur di pusara.
Masing-masing peziarah duduk mengelilingi makam keluarga. Sembari membersihkan pusara dari rerumputan yang tumbuh, mereka juga fokus memanjatkan doa-doa yang ditujukan bagi keluarga yang meninggal.
Sementara itu, sebelumnya, Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin mengimbau warganya untuk selalu menerapkan protokol kesehatan. Seperti tidak berkerumun dan selalu menggunakan masker, termasuk dalam konteks berziarah.
"Jangan sampai karena lengah, kondisi kita yang terus membaik ini tidak bisa kita pertahankan. Mari jaga Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini semakin nyaman dan aman dari ancaman penambahan kasus COVID-19," katanya.
Baca juga: Masjid Raya Darussalam tekankan penerapan prokes saat ibadah Ramadhan
Baca juga: Perketat pengawasan anak agar tidak ikut balap liar
Baca juga: Biro SDM Polda Kalteng sabet dua penghargaan SSDM Polri
"Berziarah ke makam sebelum puasa sudah menjadi bagian dari aktivitas tahunan keluarga kami. Sebelum Ramadhan, kami pasti menziarahi makan keluarga yang terlebih dahulu berpulang," kata Nur Amin warga Palangka Raya di TPU Islam di kilometer 2 wilayah setempat, Sabtu.
Dia menerangkan, berziarah ke makam orang tua sebelum melaksanakan ibadah puasa, seolah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari keluarganya. Bahkan, pandemi juga tidak menghalangi dia bersama anak dan istrinya untuk mengunjungi makam sang ayah.
"Tentu tujuan kita ziarah ini agar mengingatkan kembali tentang kematian yang bisa datang sewaktu-waktu. Selain itu juga untuk mengenang jasa-jasa dan pengorbanan orang yang terlebih dahulu mendahului kita," katanya.
Lukman Hairin (50), warga lainnya mengatakan, ziarah ke makam sebelum Ramadhan telah dilakukan sejak dirinya kecil. Kegiatan itu telah diajarkan orang tua setiap tahunnya.
Dia mengatakan, selain untuk mengingat dan mendoakan para pendahulu. Berziarah ke makam juga merupakan salah satu cara terbaik bagi untuk merenungi, dan menginstrospeksi perjalanan hidup yang telah dilalui.
Selain itu, menjadi salah satu tempat terbaik untuk mengingatkan diri, manusia tidak kekal, suatu saat pasti akan kembali Sang Pencipta. Apa yang didapat dan dimiliki di dunia, suatu saat juga akan ditinggalkan.
"Dengan berbagai renungan itu, kita akan lebih semangat mencari bekal menuju kehidupan selanjutnya. Ramadhan ini merupakan momentum paling istimewa untuk meningkatkan ketakwaan dan keimanan serta meningkatkan perbuatan baik kita antara sesama," katanya.
Baca juga: Disdik minta sekolah lakukan penguatan pendidikan karakter keagamaan
Di wilayah "Kota Cantik" sendiri, ada dua lokasi yang menjadi tempat pemakaman umum terbesar, yakni di TPU kilometer 2 dan TPU kilometer 12. Saat ini banyak warga yang berziarah di dua pemakaman tersebut.
Peziarah juga terpantau menggunakan masker saat di lokasi. Hanya sesekali dibuka saat mereka menyapu air mata yang membasahi pipi, saat memanjatkan doa terbaik bagi keluarga yang telah tertidur di pusara.
Masing-masing peziarah duduk mengelilingi makam keluarga. Sembari membersihkan pusara dari rerumputan yang tumbuh, mereka juga fokus memanjatkan doa-doa yang ditujukan bagi keluarga yang meninggal.
Sementara itu, sebelumnya, Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin mengimbau warganya untuk selalu menerapkan protokol kesehatan. Seperti tidak berkerumun dan selalu menggunakan masker, termasuk dalam konteks berziarah.
"Jangan sampai karena lengah, kondisi kita yang terus membaik ini tidak bisa kita pertahankan. Mari jaga Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini semakin nyaman dan aman dari ancaman penambahan kasus COVID-19," katanya.
Baca juga: Masjid Raya Darussalam tekankan penerapan prokes saat ibadah Ramadhan
Baca juga: Perketat pengawasan anak agar tidak ikut balap liar
Baca juga: Biro SDM Polda Kalteng sabet dua penghargaan SSDM Polri