Kenali penyebab kaku sendi yang terjadi usai penanganan patah tulang

Senin, 4 April 2022 13:46 WIB

Jakarta (ANTARA) - Penanganan masalah tulang terutama patah tulang yang salah diawal bisa menimbulkan masalah, salah satunya kekakuan sendi, ungkap dr. Muhammad Adib Khumaidi, Sp.OT dari Perhimpunan Dokter Spesialis Orthopaedi & Traumatologi Indonesia (PABOI).

"Jadi kekakuan sendi akibat penanganan salah diawal ini sebuah problem buat kami," kata Adib yang juga merupakan Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) tersebut dalam media brief secara virtual tentang kombinasi bonegraft sintetik dan growth factor rhBMP-2 (recombinant human Bone Morphogenetic Protein-2) untuk penanganan fraktur, Senin.

Baca juga: Tips atasi nyeri otot dan sendi yang kerap terjadi akibat WFH

Fraktur atau patah tulang merupakan suatu kondisi terputusnya kontinuitas tulang. Penyebabnya beragam mulai dari trauma secara langsung atau tidak langsung, tekanan berlebihan hingga kelainan patologis yang dapat disebabkan osteoporosis, tumor, kanker dan infeksi tulang.

Gejala yang bisa dialami pasien antara lain manifestasi klinis seperti nyeri, bengkak, memar, deformitas, adanya spasme otot dan gangguan fungsi.

Adib menyoroti, terkadang pasien dengan gejala ini tidak secara langsung ke layanan orthopaedi dan cenderung pada pengobatan alternatif. Menurut dia, penanganan kasus fraktur dalam pengobatan alternatif lebih pada menyambungkan tulang semata, bukannya juga mengembalikan fungsi.

Pada prinsipnya, penanganan fraktur yakni mengembalikan posisi patah tulang ke posisi tulang dan mempertahankan posisi itu selama masa penyembuhan patah tulang. Pasien juga harus dimobilisasi untuk mencegah terjadinya kaku sendi.

"Pada saat penatalaksanaan diawal tidak dilakukan dengan baik maka kasus-kasus yang neglected yang sering datang ke kami yakni bukan karena tidak nyambung tetapi kekakuan sendi," kata Adib.

Sebagian pengobat alternatif sebenarnya sudah memahami ini sehingga langsung menyarankan pasien fraktur berkonsultasi ke dokter orthopaedi.

Namun, pada sebagian pasien yang salah mendapatkan penanganan diawal, terkadang masalah patah bisa teratasi namun setelahnya terjadi kekakuan sendi. Imobilisasi jangka panjang juga dapat menjadi penyebabnya.

"Kalau sudah ada problem di tulang terutama fraktur maka segeralah datang ke dokter," demikian pesan Adib.

Baca juga: Tips atasi nyeri sendi usai kena COVID-19

Baca juga: Bahan herbal untuk bumil atasi mual hingga nyeri sendi

Baca juga: Penanganan tepat saat alami nyeri otot dan sendi

Pewarta : Lia Wanadriani Santosa
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Iklan Dokter Terawan promosikan obat radang sendi adalah hoaks!

01 March 2024 8:31 Wib

Cegah timbulnya penyakit sendi dengan konsumsi asupan tinggi kalsium

28 July 2023 8:34 Wib

Waspadai nyeri sendi di pagi hari bagi wanita

09 May 2023 15:44 Wib, 2023

Ini alasan osteoporosis lebih rentan menyerang wanita

10 June 2022 16:13 Wib, 2022

Tips atasi nyeri otot dan sendi yang kerap terjadi akibat WFH

18 March 2022 16:46 Wib, 2022
Terpopuler

Alfian Mawardi ingin ikuti jejak orang tuanya membangun Kapuas

Kabar Daerah - 17 May 2024 20:18 Wib

Legislator Gumas dukung 10 program pokok PKK

Kabar Daerah - 16 May 2024 13:11 Wib

Pemkab Barito Utara dapat 3.424 formasi untuk rekrutmen CPNS dan PPPK

Kabar Daerah - 15 May 2024 16:41 Wib

Pj Bupati Katingan tekankan ASN harus terus tingkatkan kapasitas

Kabar Daerah - 17 May 2024 17:39 Wib

Masyarakat Sebangau Kuala harapkan program peningkatan ekonomi

Kabar Daerah - 16 May 2024 21:15 Wib