Palangka Raya (ANTARA) - Kepala Bank Indonesia Kalimantan Tengah Yura Djalins menyebut, kerajinan rotan dan produk makanan yang diproduksi oleh Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di provinsi ini, telah berhasil menarik perhatian konsumen dari Negara Jepang.
Kerajinan rotan hasil produksi UMKM dari Kabupaten Pulang Pisau itu sedang dalam tahap komunikasi, untuk memenuhi berbagai persyaratan yang diminta calon pembeli di Jepang, kata Yura di Palangka Raya, Senin.
"Kalau produk makanan yang telah menarik perhatian atase perdagangan dan KJRI Osaka itu, sedang kami koordinasikan lebih lanjut. Semoga berlanjut ke kerja sama perdagangan yang lebih besar lagi," tambah dia.
Adanya daya tarik konsumen dan calon pembeli dari Negara Jepang terhadap produk UMKM asal Kalteng, berkat adanya pameran yang dilakukan BI Kalteng bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di luar negeri, khususnya Singapura, Beijing, Tokyo, London dan New York.
Pria yang akrab disapa Bang Yura itu mengatakan, produk UMKM asal Kalteng itu juga difasilitasi dan dikirim ke atase perdagangan di luar negeri, untuk turut dipamerkan sekaligus sebagai salah satu bentuk business matching.
"Sampai saat ini memang UMKM binaan BI Kalteng, belum ada yang melakukan ekspor secara langsung. Baru ada melalui perantara. Namun demikian, kami memiliki cita-cita ke arah sana atau langsung mengekspor tanpa perantara," ucapnya.
Dalam mewujudkan cita-cita itu, BI Kalteng sejak beberapa tahun silam hingga saat ini, terus berupaya meningkatkan kapabilitas perajin melalui pelatihan dan pendampingan, sehingga kualitas produk yang dihasilkan terus berkembang dengan kuantitas tetap stabil.
Baca juga: BI Kalteng mulai fokus dorong UMKM Kalteng masuk ke pasar global
Kepala BI Kalteng itu mengatakan, pelatihan di sini tidak hanya membuat produk secara baik dengan desain yang terkini dan premium, tapi juga bagaimana cara menjual, memasarkan barang dengan memanfaatkan teknologi informasi, media sosial dan e-commerce.
"Jadi, dari sisi penawaran dan permintaan, UMKM di Kalteng bisa menjadi lebih siap," kata bang Yura.
Khusus untuk merespon potensi ekspor, lanjut dia, BI Kalteng tengah merancang program pelatihan menembus pasar ekspor. Di mana pelatihan itu terkait prosedurnya, hal yang harus dipenuhi, serta tips dan trik dimiliki pelaku pemula.
"Program ini bekerja sama dengan pihak-pihak berkompeten dan praktisi yang mampu menjawab berbagai tantangan," demikian bang Yura.
Baca juga: Pengguna dan transaksi QRIS di Kalteng meningkat hingga 200 persen
Baca juga: Kenaikan harga gas LPG non subdisi berpengaruh terbatas ke IHK Kalteng
Kerajinan rotan hasil produksi UMKM dari Kabupaten Pulang Pisau itu sedang dalam tahap komunikasi, untuk memenuhi berbagai persyaratan yang diminta calon pembeli di Jepang, kata Yura di Palangka Raya, Senin.
"Kalau produk makanan yang telah menarik perhatian atase perdagangan dan KJRI Osaka itu, sedang kami koordinasikan lebih lanjut. Semoga berlanjut ke kerja sama perdagangan yang lebih besar lagi," tambah dia.
Adanya daya tarik konsumen dan calon pembeli dari Negara Jepang terhadap produk UMKM asal Kalteng, berkat adanya pameran yang dilakukan BI Kalteng bekerja sama dengan Kantor Perwakilan Bank Indonesia di luar negeri, khususnya Singapura, Beijing, Tokyo, London dan New York.
Pria yang akrab disapa Bang Yura itu mengatakan, produk UMKM asal Kalteng itu juga difasilitasi dan dikirim ke atase perdagangan di luar negeri, untuk turut dipamerkan sekaligus sebagai salah satu bentuk business matching.
"Sampai saat ini memang UMKM binaan BI Kalteng, belum ada yang melakukan ekspor secara langsung. Baru ada melalui perantara. Namun demikian, kami memiliki cita-cita ke arah sana atau langsung mengekspor tanpa perantara," ucapnya.
Dalam mewujudkan cita-cita itu, BI Kalteng sejak beberapa tahun silam hingga saat ini, terus berupaya meningkatkan kapabilitas perajin melalui pelatihan dan pendampingan, sehingga kualitas produk yang dihasilkan terus berkembang dengan kuantitas tetap stabil.
Baca juga: BI Kalteng mulai fokus dorong UMKM Kalteng masuk ke pasar global
Kepala BI Kalteng itu mengatakan, pelatihan di sini tidak hanya membuat produk secara baik dengan desain yang terkini dan premium, tapi juga bagaimana cara menjual, memasarkan barang dengan memanfaatkan teknologi informasi, media sosial dan e-commerce.
"Jadi, dari sisi penawaran dan permintaan, UMKM di Kalteng bisa menjadi lebih siap," kata bang Yura.
Khusus untuk merespon potensi ekspor, lanjut dia, BI Kalteng tengah merancang program pelatihan menembus pasar ekspor. Di mana pelatihan itu terkait prosedurnya, hal yang harus dipenuhi, serta tips dan trik dimiliki pelaku pemula.
"Program ini bekerja sama dengan pihak-pihak berkompeten dan praktisi yang mampu menjawab berbagai tantangan," demikian bang Yura.
Baca juga: Pengguna dan transaksi QRIS di Kalteng meningkat hingga 200 persen
Baca juga: Kenaikan harga gas LPG non subdisi berpengaruh terbatas ke IHK Kalteng