Parik Malintang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, menutup sementara dua dari tiga pasar ternak guna mengantisipasi penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) yang sudah menginfeksi sebanyak 59 ekor sapi dan kerbau di daerah itu.
"Pasar Ternak Sungai Sariak dan V Koto (Kampuang Dalam) kami tutup selama dua minggu untuk mengantisipasi penyebaran PMK terhadap ternak di Padang Pariaman," kata Kepala Dinas Petenakan dan Kesehatan Hewan setempat Bustanil Arifin di Parik Malintang, Rabu.
Ia menjelaskan kedua pasar ternak itu ditutup karena menjadi lokasi yang aktif menjual ternak dibanding tiga pasar lainnya.
"Pasar yang lain tidak aktif sehingga hanya dua pasar ini yang ditutup sementara," katanya.
Ia menyampaikan bahwa penutupan dua pasar ternak tersebut dilakukan selama dua pekan karena masa inkubasi virus yang menyerang mulut dan kuku ternak diperkirakan selama 14 hari.
Untuk merealisasikan kebijakan tersebut, kata dia, telah dibuat Surat Edaran Bupati Padang Pariaman Nomor 524/268/Disnakkeswan/V-2022 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku di Padang Pariaman.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian setempat untuk membantu penutupan pasar ternak sementara.
Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, mencatat sebanyak 59 ternak yang terdiri atas tujuh kerbau dan 52 sapi di daerah itu terkonfirmasi terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Setelah pemerintah pusat menemukan PMK di Jawa Timur, kami pada Jumat (13/5) turun ke lapangan untuk melihat kondisi ternak," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Padang Pariaman Bustanil Arifin di Parik Malintang.
Ia mengatakan, dari penelusuran dilaporkan adanya ternak yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan ternak yang terjangkit PMK yang kemudian dilaporkan ke Balai Veteriner Bukittinggi.
Menurut dia, pemerintah setempat telah menyemprot kawasan ternak yang terkonfirmasi penyakit PMK dengan disinfektan guna mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut.
"Kami juga telah memberikan obat dan vitamin untuk ternak yang terjangkit PMK," katanya.
Sejak adanya kasus ternak terjangkit penyakit PMK di Padang Pariaman, kata dia, pihaknya melarang peternak membeli ternak dari luar daerah.
"Pasar Ternak Sungai Sariak dan V Koto (Kampuang Dalam) kami tutup selama dua minggu untuk mengantisipasi penyebaran PMK terhadap ternak di Padang Pariaman," kata Kepala Dinas Petenakan dan Kesehatan Hewan setempat Bustanil Arifin di Parik Malintang, Rabu.
Ia menjelaskan kedua pasar ternak itu ditutup karena menjadi lokasi yang aktif menjual ternak dibanding tiga pasar lainnya.
"Pasar yang lain tidak aktif sehingga hanya dua pasar ini yang ditutup sementara," katanya.
Ia menyampaikan bahwa penutupan dua pasar ternak tersebut dilakukan selama dua pekan karena masa inkubasi virus yang menyerang mulut dan kuku ternak diperkirakan selama 14 hari.
Untuk merealisasikan kebijakan tersebut, kata dia, telah dibuat Surat Edaran Bupati Padang Pariaman Nomor 524/268/Disnakkeswan/V-2022 tentang Pengendalian dan Penanggulangan Penyakit Mulut dan Kuku di Padang Pariaman.
Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan aparat kepolisian setempat untuk membantu penutupan pasar ternak sementara.
Sebelumnya Pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, mencatat sebanyak 59 ternak yang terdiri atas tujuh kerbau dan 52 sapi di daerah itu terkonfirmasi terinfeksi penyakit mulut dan kuku (PMK).
"Setelah pemerintah pusat menemukan PMK di Jawa Timur, kami pada Jumat (13/5) turun ke lapangan untuk melihat kondisi ternak," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Padang Pariaman Bustanil Arifin di Parik Malintang.
Ia mengatakan, dari penelusuran dilaporkan adanya ternak yang memiliki ciri-ciri yang sama dengan ternak yang terjangkit PMK yang kemudian dilaporkan ke Balai Veteriner Bukittinggi.
Menurut dia, pemerintah setempat telah menyemprot kawasan ternak yang terkonfirmasi penyakit PMK dengan disinfektan guna mengantisipasi penyebaran penyakit tersebut.
"Kami juga telah memberikan obat dan vitamin untuk ternak yang terjangkit PMK," katanya.
Sejak adanya kasus ternak terjangkit penyakit PMK di Padang Pariaman, kata dia, pihaknya melarang peternak membeli ternak dari luar daerah.