Sampit (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah berjanji mengupayakan bantuan untuk petani yang tanamannya gagal panen akibat lahan mereka terendam banjir.
"Meski tidak ada dana khusus penanganan pasca banjir pada sektor pertanian, Dinas Pertanian akan mengupayakan bantuan itu," kata Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, Sepnita di Sampit, Senin.
Sebelumnya, petani di Desa Sumber Makmur Kecamatan Mentaya Hilir Utara mengeluh karena kebun sayuran mereka terendam banjir. Akibatnya, banyak tanaman yang gagal panen dan tidak bisa selamatkan.
Hasil pendataan pihak desa, ada sekitar 25 hektare lahan pertanian yang terendam dan hampir dapat dipastikan gagal panen. Petani berharap ada bantuan pemerintah agar mereka bisa kembali menanam setelah banjir benar-benar surut.
Menanggapi itu, Sepnita mengatakan, bantuan yang akan diberikan diupayakan dalam bentuk bibit. Tujuannya agar petani bisa kembali menanami lahan mereka saat banjir sudah surut.
"Kami tentu turut prihatin dengan musibah ini. Kami berupaya membantu meringankan beban petani agar mereka bisa kembali menanami lahan pertanian tersebut," harap Sepnita.
Baca juga: DPRD Kotim: Penghapusan tenaga kontrak harus segera disikapi
Banjir melanda beberapa desa diantaranya Desa Natai Baru, Sumber Makmur dan Bagendang Tengah atau Ramban Kecamatan Mentaya Hilir Utara serta Desa Bapeang dan Bapanggang Kecamatan Mentaya Baru Ketapang.
Dinas Pertanian sedang mendata lahan pertanian yang gagal panen akibat banjir di beberapa desa dua pekan terakhir. Data tersebut menjadi dasar bagi Dinas Pertanian untuk mengupayakan bantuan tersebut.
Kepala Desa Sumber Makmur Supriyo mengatakan, total luas lahan pertanian yang terendam banjir dan dipastikan gagal panen lebih dari 25 hektare. Sementara itu jumlah rumah yang terendam sebanyak 35 rumah.
"Banjir terjadi akibat hujan deras dibarengi pasang air sungai yang ada di sekitar desa. Tidak hanya rumah warga dan kawasan pertanian, banjir juga menggenangi halaman sekolah dasar yang ada di desa kami," kata Supriyo.
Banjir sempat terjadi dengan ketinggian air di lahan pertanian antara 50 centimeter hingga satu meter dan terjadi sekitar sepekan sehingga membuat sebagian gagal panen. Saat ini banjir berangsur surut.
Baca juga: DPRD apresiasi Porkab Kotim sukses dan meriah
Baca juga: Pembukaan Porkab Kotim meriah, bupati janjikan Porprov lebih meriah
Baca juga: Seorang pemilik losmen di Sampit diduga jadi korban pembunuhan
"Meski tidak ada dana khusus penanganan pasca banjir pada sektor pertanian, Dinas Pertanian akan mengupayakan bantuan itu," kata Kepala Dinas Pertanian Kotawaringin Timur, Sepnita di Sampit, Senin.
Sebelumnya, petani di Desa Sumber Makmur Kecamatan Mentaya Hilir Utara mengeluh karena kebun sayuran mereka terendam banjir. Akibatnya, banyak tanaman yang gagal panen dan tidak bisa selamatkan.
Hasil pendataan pihak desa, ada sekitar 25 hektare lahan pertanian yang terendam dan hampir dapat dipastikan gagal panen. Petani berharap ada bantuan pemerintah agar mereka bisa kembali menanam setelah banjir benar-benar surut.
Menanggapi itu, Sepnita mengatakan, bantuan yang akan diberikan diupayakan dalam bentuk bibit. Tujuannya agar petani bisa kembali menanami lahan mereka saat banjir sudah surut.
"Kami tentu turut prihatin dengan musibah ini. Kami berupaya membantu meringankan beban petani agar mereka bisa kembali menanami lahan pertanian tersebut," harap Sepnita.
Baca juga: DPRD Kotim: Penghapusan tenaga kontrak harus segera disikapi
Banjir melanda beberapa desa diantaranya Desa Natai Baru, Sumber Makmur dan Bagendang Tengah atau Ramban Kecamatan Mentaya Hilir Utara serta Desa Bapeang dan Bapanggang Kecamatan Mentaya Baru Ketapang.
Dinas Pertanian sedang mendata lahan pertanian yang gagal panen akibat banjir di beberapa desa dua pekan terakhir. Data tersebut menjadi dasar bagi Dinas Pertanian untuk mengupayakan bantuan tersebut.
Kepala Desa Sumber Makmur Supriyo mengatakan, total luas lahan pertanian yang terendam banjir dan dipastikan gagal panen lebih dari 25 hektare. Sementara itu jumlah rumah yang terendam sebanyak 35 rumah.
"Banjir terjadi akibat hujan deras dibarengi pasang air sungai yang ada di sekitar desa. Tidak hanya rumah warga dan kawasan pertanian, banjir juga menggenangi halaman sekolah dasar yang ada di desa kami," kata Supriyo.
Banjir sempat terjadi dengan ketinggian air di lahan pertanian antara 50 centimeter hingga satu meter dan terjadi sekitar sepekan sehingga membuat sebagian gagal panen. Saat ini banjir berangsur surut.
Baca juga: DPRD apresiasi Porkab Kotim sukses dan meriah
Baca juga: Pembukaan Porkab Kotim meriah, bupati janjikan Porprov lebih meriah
Baca juga: Seorang pemilik losmen di Sampit diduga jadi korban pembunuhan