Tamiang Layang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, melalui Dinas Peternakan dan Perikanan terus berupaya menjaga dan melestarikan ikan di perairan di wilayah setempat.
"Salah satu upaya yang kita lakukan yakni dengan menanam kumpai atau rumput gelagah di sekitar sungai," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Bartim Mishael di Tamiang Layang, Jumat.
Penanaman 200 ikat kumpai atau rumput gelagah dilakukan di perairan di Desa Kalinapu, Kecamatan Paju Epat pada Rabu (15/6). Penanaman 200 ikat kumpai akan dilakukan pada tahap kedua dengan lokasi yang berbeda.
Penanaman kumpai atau rumput gelagah diyakini bisa menjaga kelestarian perairan umum, utamanya menjaga kelestarian habitat ikan di perairan Desa Kalinapu. Beberapa jenis ikan yang ada di Sungai Kalinapu diantaranya ikan gabus, betok, patin, kapar, baung, lais, toman, kerandang dan lainnya.
"Kumpai ini bisa menjadi tempat berkembang biak ikan secara alami karena telur ikan bisa melekat atau menempel di situ," kata Mishael.
Dikatakan, Kumpai juga bisa membantu membersihkan limbah dengan fungsinya menyerap air bercampur dengan kotoran limbah. Selain itu, Kumpai juga bisa sebagai tempat berlindung ikan dari serangan ikan buas atau predator serta tempat ikan berlindung dari aktivitas penyetruman.
Baca juga: JCH asal Bartim diimbau jaga kesehatan
Mishael mengatakan kumpai yang melimpah juga akan mempercepat pendangkalan perairan sehingga dapat mengakibatkan penurunan hasil perikanan, ikan-ikan tidak berkembang dengan baik bahkan mati akibat rendah kadar oksigen di perairan.
"Apabila permukaan air terlalu banyak atau tertutup kumpai, maka akan menghambat proses fotosintesis di dalam air, sehingga pada malam hari akan menurunkan kadar oksigen perairan. Dampak lain dapat menghambat transportasi di perairan tersebut," ucapnya.
Disnakkan Barito Timur pun meminta masyarakat Desa Kalinapu untuk senantiasa menjaga, merawat dan memelihara kumpai yang sudah ditanam secara berkala agar tidak tumbuh berlebihan dan menimbulkan dampak negatif bagi habitat di perairan maupun berdampak pada transportasi air masyarakat.
Baca juga: Bupati Bartim berharap Kupang Bersih menang lomba desa tingkat provinsi
Baca juga: Honorer dihapus, Pemkab Bartim wacanakan outsourcing tenaga kontrak
"Salah satu upaya yang kita lakukan yakni dengan menanam kumpai atau rumput gelagah di sekitar sungai," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Bartim Mishael di Tamiang Layang, Jumat.
Penanaman 200 ikat kumpai atau rumput gelagah dilakukan di perairan di Desa Kalinapu, Kecamatan Paju Epat pada Rabu (15/6). Penanaman 200 ikat kumpai akan dilakukan pada tahap kedua dengan lokasi yang berbeda.
Penanaman kumpai atau rumput gelagah diyakini bisa menjaga kelestarian perairan umum, utamanya menjaga kelestarian habitat ikan di perairan Desa Kalinapu. Beberapa jenis ikan yang ada di Sungai Kalinapu diantaranya ikan gabus, betok, patin, kapar, baung, lais, toman, kerandang dan lainnya.
"Kumpai ini bisa menjadi tempat berkembang biak ikan secara alami karena telur ikan bisa melekat atau menempel di situ," kata Mishael.
Dikatakan, Kumpai juga bisa membantu membersihkan limbah dengan fungsinya menyerap air bercampur dengan kotoran limbah. Selain itu, Kumpai juga bisa sebagai tempat berlindung ikan dari serangan ikan buas atau predator serta tempat ikan berlindung dari aktivitas penyetruman.
Baca juga: JCH asal Bartim diimbau jaga kesehatan
Mishael mengatakan kumpai yang melimpah juga akan mempercepat pendangkalan perairan sehingga dapat mengakibatkan penurunan hasil perikanan, ikan-ikan tidak berkembang dengan baik bahkan mati akibat rendah kadar oksigen di perairan.
"Apabila permukaan air terlalu banyak atau tertutup kumpai, maka akan menghambat proses fotosintesis di dalam air, sehingga pada malam hari akan menurunkan kadar oksigen perairan. Dampak lain dapat menghambat transportasi di perairan tersebut," ucapnya.
Disnakkan Barito Timur pun meminta masyarakat Desa Kalinapu untuk senantiasa menjaga, merawat dan memelihara kumpai yang sudah ditanam secara berkala agar tidak tumbuh berlebihan dan menimbulkan dampak negatif bagi habitat di perairan maupun berdampak pada transportasi air masyarakat.
Baca juga: Bupati Bartim berharap Kupang Bersih menang lomba desa tingkat provinsi
Baca juga: Honorer dihapus, Pemkab Bartim wacanakan outsourcing tenaga kontrak