Peneliti sebut panda raksasa makan bambu sejak 7 juta tahun lalu

Kamis, 7 Juli 2022 15:28 WIB

Beijing (ANTARA) - Sebuah tim riset China, Rabu (6/7) melaporkan temuan baru mereka tentang evolusi jempol tambahan (false thumb) pada panda raksasa, yang menunjukkan bahwa hewan itu telah menjadi pemakan bambu saja sejak lebih dari 6 juta tahun yang lalu.

Penelitian tersebut, yang dilakukan oleh para ilmuwan di Institut Paleontologi dan Paleoantropologi Vertebrata (Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology/IVPP) yang berada di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS) dan Institut Zoologi Kunming yang juga berada di bawah naungan CAS, diterbitkan baru-baru ini dalam jurnal Scientific Reports.

Di antara banyak ciri yang memungkinkan panda raksasa, salah satu anggota ordo karnivora, beradaptasi terhadap kehidupan sebagai pemakan bambu saja, "jempol" ekstranya menjadi salah satu ciri yang paling terkenal dan membuat penasaran, menurut Deng Tao dari IVPP, salah satu penulis dalam riset ini.

Selain lima jari normal seperti tangan kebanyakan mamalia, panda raksasa memiliki tulang pergelangan tangan yang sangat besar, atau disebut sesamoid radial, yang berfungsi sebagai jari keenam, sebuah ibu jari dengan arah berlawanan untuk memanipulasi bambu, tutur Deng.

Baca juga: Ternyata! Ini Rahasia Warna Hitam-Putih Pada Panda

Para peneliti mempelajari sesamoid radial besar paling awal pada genus panda purba Ailurarctos dari situs Miocene akhir di Shuitangba, Provinsi Yunnan, China barat daya. Jempol pada genus panda purba tersebut diketahui telah memiliki fungsi sebagai jempol berlawanan.

Mereka menemukan bahwa akan sulit bagi jempol tambahan panda yang telah punah itu untuk mengumpulkan makanan seperti biji-bijian, kacang, dan buah beri. Bambu menjadi satu-satunya target makanan dari evolusi sesamoid radialnya yang besar.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa diet khusus bambu pada panda raksasa telah terbentuk sejak 7 juta hingga 6 juta tahun yang lalu.

Jempol tambahan ini tidak membesar lagi sejak era Miocene akhir, dan tidak pernah berevolusi menjadi jari sepenuhnya. Para peneliti meyakini bahwa hal ini mencerminkan fungsi ganda dari jempol tambahan tersebut untuk memanipulasi dan mendistribusikan berat bambu.

Karena habitat panda raksasa kaya akan bambu, spesies ini tidak membutuhkan jempol yang lebih panjang untuk mengakses makanan yang sudah tersedia, ujar Deng.

Selain itu, sesamoid radial yang panjangnya berlebihan akan membuat berjalan menjadi tidak nyaman bagi panda raksasa karena hewan itu berjalan dengan postur plantigrade, imbuh Deng. 

Baca juga: Panda Pengunyah Bambu Juga Suka Manis

Baca juga: Panda Mei Xiang Lahirkan Bayi Betina

Baca juga: Panda Raksasa Lahirkan Bayi Kembar Di Atlanta

Pewarta : Xinhua
Uploader : Admin Kalteng
Copyright © ANTARA 2024

Terkait

Kenali penyebab lingkaran hitam di bawah mata dan cara mengatasinya

16 November 2023 15:35 Wib

Geely Panda Mini EV dengan jarak tempuh 150 km

17 December 2022 15:45 Wib, 2022

Ini manfaat kafein dan niacinamide untuk kulit sekitar mata

15 September 2022 11:57 Wib, 2022

Penanganan abrasi Pantai Ujung harus menjadi prioritas pemerintahan baru

25 February 2021 5:52 Wib, 2021

Hilangkan lingkaran hitam di bawah mata dengan cara ini

12 July 2020 15:44 Wib, 2020
Terpopuler

Alfian Mawardi ingin ikuti jejak orang tuanya membangun Kapuas

Kabar Daerah - 17 May 2024 20:18 Wib

Legislator Gumas dukung 10 program pokok PKK

Kabar Daerah - 16 May 2024 13:11 Wib

Pemkab Barito Utara dapat 3.424 formasi untuk rekrutmen CPNS dan PPPK

Kabar Daerah - 15 May 2024 16:41 Wib

Pj Bupati Katingan tekankan ASN harus terus tingkatkan kapasitas

Kabar Daerah - 17 May 2024 17:39 Wib

Masyarakat Sebangau Kuala harapkan program peningkatan ekonomi

Kabar Daerah - 16 May 2024 21:15 Wib