Jakarta (ANTARA) - Pemilik Betawi Café Nadiasari Wahyuhardini mengatakan bahwa ada sejumlah tantangan dalam memperkenalkan kuliner Indonesia di luar negeri, salah satunya adalah menemukan chef yang berpengalaman dalam mengolah panganan khas Indonesia.
“Tantangannya adalah menemukan chef dan staf yang punya pengalaman memasak makanan lokal Indonesia”, kata perempuan yang akrab dipanggil Isti saat dihubungi ANTARA Rabu (6/7) malam.
Isti yang pernah tinggal di Dubai, Uni Emirat Arab, mendirikan Betawi Café di Dubai pada tahun 2007.
“Saya lahir di Jakarta dan Betawi Café ini mewakili penduduk asli Jakarta yaitu Betawi”, kata Isti saat ditanya mengapa memilih Betawi sebagai nama restoran.
Baca juga: Ini rekomendasi hidangan Betawi di restoran legendaris
Menu yang ada di Betawi Café adalah makanan Indonesia favorit Isti dan hanya dimasak dengan menggunakan resep tradisional. Beberapa menu yang populer di Betawi Café adalah Sate Ayam Bakar, Nasi Goreng, Sop Buntut, Pecel Ikan, Lontong Sayur, Martabak Telor dan Martabak Manis.
“Yang paling laris itu Sate Ayam Bakar dengan Saus Kacang, Nasi Goreng dan Nasi Padang dengan Rendang”, tambah Isti yang baru-baru ini pindah ke Brisbane, Australia.
Tahun 2022, Isti membuka restoran Betawi Café di Brisbane, Australia. Isti mengatakan bahwa ia mengelola tiga restoran Indonesia di Dubai sebelum pandemi dan sekarang hanya satu restoran yang dikelola bersama partner lokal di Dubai.
“Betawi Café mendapat dukungan dari konsulat jenderal Indonesia yang ada di Dubai. Untuk yang di Brisbane, Betawi Café baru beroperasi satu bulan. Kami berharap dapat bekerja sama dengan konsulat jenderal Indonesia di Australia dalam waktu dekat”, jelas Isti.
“Kami juga ingin menjajaki kemungkinan untuk membawa chef lokal Indonesia ke Australia”, ujar Isti.
Selain menemukan chef yang berpengalaman dengan masakan Indonesia, menyiapkan bahan makanan tradisional Indonesia seperti bumbu rempah juga menjadi tantangan tersendiri.
“Bahan tradisional tersedia secara lokal di tempat kami berada, tapi harganya mahal”, kata pemilik restoran yang memenangkan kategori “Best Budget Restaurant of the Year” oleh Timeout Magazine di Dubai pada tahun 2011.
Sejak dibuka di Karama Dubai pada tahun 2007, Betawi Cafe telah banyak mendapatkan pencapaian. Pada tahun 2012, Betawi Café dikunjungi oleh BBC World sebagai bagian dari dokumenter Dubai dan dilaporkan menjadi salah satu restoran terpilih yang wajib dikunjungi saat berada di Dubai.
Pada tahun 2013, Betawi Café dinominasikan oleh Timeout Dubai Restaurant untuk dua kategori “Best Budget Restaurant” dan “Best Southeast and Pan Asian Restaurant”. Tahun 2015, Betawi Café membuka cabang di JLT Cluster D Dubai dan memenangkan JLT Dining Awards pada tahun 2017 sebagai “Best Southeast Asian Restaurant”.
Baca juga: Zenius hadirkan pelatihan usaha kuliner ala chef
Baca juga: 'Butcher' bisa jadi profesi yang menjanjikan
Baca juga: Aplikasi Yummyshop hadir untuk bantu kembangkan kuliner lokal
“Tantangannya adalah menemukan chef dan staf yang punya pengalaman memasak makanan lokal Indonesia”, kata perempuan yang akrab dipanggil Isti saat dihubungi ANTARA Rabu (6/7) malam.
Isti yang pernah tinggal di Dubai, Uni Emirat Arab, mendirikan Betawi Café di Dubai pada tahun 2007.
“Saya lahir di Jakarta dan Betawi Café ini mewakili penduduk asli Jakarta yaitu Betawi”, kata Isti saat ditanya mengapa memilih Betawi sebagai nama restoran.
Baca juga: Ini rekomendasi hidangan Betawi di restoran legendaris
Menu yang ada di Betawi Café adalah makanan Indonesia favorit Isti dan hanya dimasak dengan menggunakan resep tradisional. Beberapa menu yang populer di Betawi Café adalah Sate Ayam Bakar, Nasi Goreng, Sop Buntut, Pecel Ikan, Lontong Sayur, Martabak Telor dan Martabak Manis.
“Yang paling laris itu Sate Ayam Bakar dengan Saus Kacang, Nasi Goreng dan Nasi Padang dengan Rendang”, tambah Isti yang baru-baru ini pindah ke Brisbane, Australia.
Tahun 2022, Isti membuka restoran Betawi Café di Brisbane, Australia. Isti mengatakan bahwa ia mengelola tiga restoran Indonesia di Dubai sebelum pandemi dan sekarang hanya satu restoran yang dikelola bersama partner lokal di Dubai.
“Betawi Café mendapat dukungan dari konsulat jenderal Indonesia yang ada di Dubai. Untuk yang di Brisbane, Betawi Café baru beroperasi satu bulan. Kami berharap dapat bekerja sama dengan konsulat jenderal Indonesia di Australia dalam waktu dekat”, jelas Isti.
“Kami juga ingin menjajaki kemungkinan untuk membawa chef lokal Indonesia ke Australia”, ujar Isti.
Selain menemukan chef yang berpengalaman dengan masakan Indonesia, menyiapkan bahan makanan tradisional Indonesia seperti bumbu rempah juga menjadi tantangan tersendiri.
“Bahan tradisional tersedia secara lokal di tempat kami berada, tapi harganya mahal”, kata pemilik restoran yang memenangkan kategori “Best Budget Restaurant of the Year” oleh Timeout Magazine di Dubai pada tahun 2011.
Sejak dibuka di Karama Dubai pada tahun 2007, Betawi Cafe telah banyak mendapatkan pencapaian. Pada tahun 2012, Betawi Café dikunjungi oleh BBC World sebagai bagian dari dokumenter Dubai dan dilaporkan menjadi salah satu restoran terpilih yang wajib dikunjungi saat berada di Dubai.
Pada tahun 2013, Betawi Café dinominasikan oleh Timeout Dubai Restaurant untuk dua kategori “Best Budget Restaurant” dan “Best Southeast and Pan Asian Restaurant”. Tahun 2015, Betawi Café membuka cabang di JLT Cluster D Dubai dan memenangkan JLT Dining Awards pada tahun 2017 sebagai “Best Southeast Asian Restaurant”.
Baca juga: Zenius hadirkan pelatihan usaha kuliner ala chef
Baca juga: 'Butcher' bisa jadi profesi yang menjanjikan
Baca juga: Aplikasi Yummyshop hadir untuk bantu kembangkan kuliner lokal