Sampit (ANTARA) - Peserta seleksi tahap dua tenaga kontrak Pemerintah Kabupaten Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah memiliki kesempatan lebih besar untuk lulus dan kembali bekerja menjadi tenaga kontrak dibanding saat seleksi tahap pertama, Kamis (23/6) lalu.
"Penentu kelulusannya adalah hasil tes ini ditambah penilaian kinerja oleh pimpinannya, kemudian dilihat peringkatnya. Tapi yang jelas ini berdasarkan kebutuhan. Jadi kalau dibutuhkan, pasti diisi formasinya," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kotawaringin Timur, Kamaruddin Makalepu di Sampit, Senin.
Saat seleksi tahap pertama pada Kamis (23/6) lalu sekitar 3.500 tenaga kontrak diarahkan untuk mengikuti seleksi. Saat itu penilaian didasarkan "passing grade" atau ambang batas nilai.
Peserta yang nilainya tidak mencapai ambang batas maka dinyatakan tidak lulus. Pemerintah daerah memberi kesempatan bagi 1.041 peserta yang tidak lulus seleksi tahap pertama untuk mengikuti seleksi tahap kedua. Kali ini kelulusan ditentukan oleh nilai saat tes serta penilaian kinerja oleh pimpinan instansi masing-masing.
Kamaruddin mengatakan, awalnya ada 1.041 orang yang tidak lulus seleksi pertama dan kontrak kerja mereka telah berakhir 30 Juni 2022. Namun kemudian ada dua orang meninggal dunia sehingga tersisa 1.039 orang.
Peserta seleksi tahap kedua 1.039 orang terdiri dari 988 orang mengikuti seleksi tertulis dan 51 orang hanya mengikuti seleksi wawancara oleh pimpinan instansi masing-masing untuk profesi tertentu seperti sopir, petugas kebersihan dan petugas keamanan.
Sementara itu peserta tes tertulis terbagi dua sesi yaitu kelompok strata 1 sebanyak 587 orang dan Diploma III sebanyak 401 orang. Peserta dibagi menjadi dua sesi dalam seleksi yang dipusatkan di gedung tenis komplek Stadion 29 November Sampit.
"Mudah-mudahan tidak ada kendala, hasilnya nanti diumumkan pada 1 Agustus sekaligus penempatan dan surat keputusannya. Mereka juga sama dengan peserta hasil seleksi tahap pertama, yakni berakhir pada 31 Desember 2022," jelas Kamaruddin.
Baca juga: Jambore Jip Kalteng 2022 di Sampit mampu puaskan peserta
Sementara itu, berbagai pemandangan terlihat saat seleksi berlangsung. Ada peserta yang terlihat sakit, ada yang membawa serta anak dan ada pula yang harus dibantu petugas karena baru saja mengalami kecelakaan.
Seperti Fendi, peserta yang merupakan eks tenaga kontrak di Kecamatan Antang Kalang. Dia dan istrinya yang merupakan guru Taman Kanak-kanak terpaksa membawa serta anak mereka ke ruang tes tertulis karena sang anak masih kecil.
"Kami tiba kemarin dan menginap di rumah teman. Anak pasti kami bawa karena masih kecil, kasihan kalau ditinggal. Mudah-mudahan saja perjuangan ini tidak sia-sia," ujar Fendi.
Peserta lainnya, Ismawanti juga terlihat membawa anaknya. Dengan mengenakan kaos dan sandal, dia dibantu seorang petugas untuk mengisi jabatan karena masih merasakan sakit akibat kecelakaan yang dialaminya beberapa jam sebelumnya saat menuju Sampit.
Mobil yang dinaiki guru SMP di Kecamatan Parenggean bersama suaminya itu terlibat kecelakaan. Sebuah truk tiba-tiba mundur saat di tanjakan dan menimpa mobil yang mereka tumpangi.
"Tadi saya diantar oleh sopir di kantor tempat suami saya bekerja. Suami saya Satpam. Makanya saya cuma pakai sandal. Saya langsung diantar ke lokasi tes ini supaya sempat. Ini baru mau ke rumah sakit untuk periksa. Mudah-mudahan semua baik-baik saja," harap Ismawanti.
Para peserta berharap bisa lulus seleksi dan kembali bertugas menjadi tenaga kontrak. Mereka yakin pemerintah daerah bisa melihat fakta di lapangan bahwa pemerintah daerah memang masih kekurangan pegawai untuk melayani masyarakat, khususnya di kawasan pelosok sehingga keberadaan tenaga kontrak masih sangat dibutuhkan.
Baca juga: Baru terbentuk, IOF Kotim didorong gelar Kejurnas Offroad
Baca juga: PGRI Tabalong terharu sambutan Pemkab Kotim
Baca juga: Ketua DPRD Kotim apresiasi inovasi promosi potensi daerah
"Penentu kelulusannya adalah hasil tes ini ditambah penilaian kinerja oleh pimpinannya, kemudian dilihat peringkatnya. Tapi yang jelas ini berdasarkan kebutuhan. Jadi kalau dibutuhkan, pasti diisi formasinya," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kotawaringin Timur, Kamaruddin Makalepu di Sampit, Senin.
Saat seleksi tahap pertama pada Kamis (23/6) lalu sekitar 3.500 tenaga kontrak diarahkan untuk mengikuti seleksi. Saat itu penilaian didasarkan "passing grade" atau ambang batas nilai.
Peserta yang nilainya tidak mencapai ambang batas maka dinyatakan tidak lulus. Pemerintah daerah memberi kesempatan bagi 1.041 peserta yang tidak lulus seleksi tahap pertama untuk mengikuti seleksi tahap kedua. Kali ini kelulusan ditentukan oleh nilai saat tes serta penilaian kinerja oleh pimpinan instansi masing-masing.
Kamaruddin mengatakan, awalnya ada 1.041 orang yang tidak lulus seleksi pertama dan kontrak kerja mereka telah berakhir 30 Juni 2022. Namun kemudian ada dua orang meninggal dunia sehingga tersisa 1.039 orang.
Peserta seleksi tahap kedua 1.039 orang terdiri dari 988 orang mengikuti seleksi tertulis dan 51 orang hanya mengikuti seleksi wawancara oleh pimpinan instansi masing-masing untuk profesi tertentu seperti sopir, petugas kebersihan dan petugas keamanan.
Sementara itu peserta tes tertulis terbagi dua sesi yaitu kelompok strata 1 sebanyak 587 orang dan Diploma III sebanyak 401 orang. Peserta dibagi menjadi dua sesi dalam seleksi yang dipusatkan di gedung tenis komplek Stadion 29 November Sampit.
"Mudah-mudahan tidak ada kendala, hasilnya nanti diumumkan pada 1 Agustus sekaligus penempatan dan surat keputusannya. Mereka juga sama dengan peserta hasil seleksi tahap pertama, yakni berakhir pada 31 Desember 2022," jelas Kamaruddin.
Baca juga: Jambore Jip Kalteng 2022 di Sampit mampu puaskan peserta
Sementara itu, berbagai pemandangan terlihat saat seleksi berlangsung. Ada peserta yang terlihat sakit, ada yang membawa serta anak dan ada pula yang harus dibantu petugas karena baru saja mengalami kecelakaan.
Seperti Fendi, peserta yang merupakan eks tenaga kontrak di Kecamatan Antang Kalang. Dia dan istrinya yang merupakan guru Taman Kanak-kanak terpaksa membawa serta anak mereka ke ruang tes tertulis karena sang anak masih kecil.
"Kami tiba kemarin dan menginap di rumah teman. Anak pasti kami bawa karena masih kecil, kasihan kalau ditinggal. Mudah-mudahan saja perjuangan ini tidak sia-sia," ujar Fendi.
Peserta lainnya, Ismawanti juga terlihat membawa anaknya. Dengan mengenakan kaos dan sandal, dia dibantu seorang petugas untuk mengisi jabatan karena masih merasakan sakit akibat kecelakaan yang dialaminya beberapa jam sebelumnya saat menuju Sampit.
Mobil yang dinaiki guru SMP di Kecamatan Parenggean bersama suaminya itu terlibat kecelakaan. Sebuah truk tiba-tiba mundur saat di tanjakan dan menimpa mobil yang mereka tumpangi.
"Tadi saya diantar oleh sopir di kantor tempat suami saya bekerja. Suami saya Satpam. Makanya saya cuma pakai sandal. Saya langsung diantar ke lokasi tes ini supaya sempat. Ini baru mau ke rumah sakit untuk periksa. Mudah-mudahan semua baik-baik saja," harap Ismawanti.
Para peserta berharap bisa lulus seleksi dan kembali bertugas menjadi tenaga kontrak. Mereka yakin pemerintah daerah bisa melihat fakta di lapangan bahwa pemerintah daerah memang masih kekurangan pegawai untuk melayani masyarakat, khususnya di kawasan pelosok sehingga keberadaan tenaga kontrak masih sangat dibutuhkan.
Baca juga: Baru terbentuk, IOF Kotim didorong gelar Kejurnas Offroad
Baca juga: PGRI Tabalong terharu sambutan Pemkab Kotim
Baca juga: Ketua DPRD Kotim apresiasi inovasi promosi potensi daerah